Debby@Home

“I asked God for strength that I might achieve; I was made weak that I might humbly learn to obey. I asked for help that I might do greater things; I was given infirmity that I might do better things. I asked for all things that I might enjoy life; I was given life that I might enjoy all things. I got nothing that I asked for, but everything I hope for; almost despite myself, my unspoken prayers were answered. I among all men am truly blessed”

My Photo
Name:
Location: Depok, West Java, Indonesia

I am an ordinary woman with extraordinary interest in everything

Wednesday, May 28, 2008

Bersatulah Indonesiaku!

In no more than two weeks I'm going to travel throughout Indonesia without paying! Ah...dreams come true. Hari ini akan merasakan waktu Indonesia bagian tengah, aku akan berangkat ke Bali selama seminggu. Sebelum ini aku selalu punya keinginan untuk traveling all alone, tapi ketika akan terwujud kok ya...takut! Entahlah ini perasaan takut atau exciting...yang pasti jantungku gak keruan membayangkan apa yang akan aku lakukan akhir pekan nanti di sana. Tentunya gue gak mau bertindak stupid tinggal di hotel saja atau main di pantai Kuta saja (btw aku akan nginep di dekat Kuta). any ideas besides doing a stupid sling shot?

Tadinya aku dijadwalkan pulang hari rabu mendatang, tapi hasil rapat kemarin memaksaku merubah jadwal pulang menjadi selasa malam, karena aku akan berangkat ke Papua tgl 4-6 Juni. Cihuy banget dong...this is like dream come true for the second time. Tapi tidak ada skema yang bisa bantu supaya aku berangkat dari Bali saja, ribet ngurusin tiketnya (kata yang ngurusi tiket). Aku gak mau bikin yang ngurusin aku ribet, karena pada dasarnya gue adalah nice person kekekeke, jadilah aku balik dulu ke Jakarta untuk kemudian balik lagi melintasi waktu Indonesia bagian tengah kembali (barangkali transit di Makasar atau malah ke Bali lagi).

Aku akan spend only 1 day and 2 nights in Papua (gitu kata itinerary-nya), tapi itu tak mengurangi rasa bahagiaku karena aku bisa melintasi tiga zona waktu Indonesia in no more than 2 weeks. Wish me luck....

Wednesday, May 21, 2008

The cyclone that hit Myanmar on 2nd of May 2008 and its aftermath resulted in a tragedy beyond description. Many tragic stories abound, and we share with you one of many such personal accounts of the catastrophe that ruins so many peoples’ lives.

From Kyi Kyi Seinn, a fellow in our “Building a Better Asia Fellowship” (BABA): My friend lost all his family and relatives; he lives because he happens to be away overseas. A frequent visitor to our neighbor's house lost 40 relatives. From the disaster zones, I hear of how people lost their loved ones. A helpless man saw her pregnant wife disappeared in the gushing flood. Families huddling together were ripped apart by the rising waters. Among many families, no one survived when entire households perished.

Within the first 2 days of the terrible storm, independent groups and individuals gave life-saving support to the victims. For instance, in the immediate aftermath, the United Nation's World Food Programme (UN-WFP) distributed 1000 tons of food out of the 50,000 tons for such an emergency. Since the disaster occurred, the UN estimated that 262,000 persons have received some kind of assistances from international NGOs. Unfortunately, many victims have not been added. This is because of the sheer number of people affected. The United Nation’s Development Program (Myanmar’s Information and Management Unit) estimates that 180,000 people were dead or gone missing while up to 2.5 million people were affected by the calamity. The survivals not only have to overcome their personal tragedies; they have to cope with a bleak future, for 24 million acres of land were submerged underwater; affecting 20 % of the country’s rice production area and killed 33% of her livestock.

A devastation of such a tremendous scale means all forms of help are need.

Help is needed, NOW. Beyond the effort of governments and organized relief organizations, ordinary people have come together to do extraordinary things. They faced numerous obstacles and challenges, and their resources are stretched to the limit. As Kyi Kyi, our Fellow informs, “Since I'm out of country studying in the Philippines, I'm unable to join such work but I find comfort in doing what I can from here, such as sharing the news of these relief efforts. Although I do not know of other groups, I can share some insight on what my sisters and our friends (doctors, individuals from NGOs, and those from various professions) are doing. Like others, they strive to get the much needed aids to the people. They fork out their own money for traveling and they bring donations to the affected areas. To ensure more people receive the aids, they coordinate with other groups to avoid duplication of efforts.”

Recognizing this tragedy, we, the fellows of the BABA fellowship launched a fund to collect and deliver financial aids to support these ordinary people non-governmental relief efforts. To ensure better management and accountability of the aids, we are forming a coordinated effort by linking donors to selected relief organizations that our fellows in Myanmar can monitor of the activities. We want to ensure that the funds generated are due to where they belong.

Monday, May 19, 2008

ASEAN dan Myanmar

NARGIS cyclone yang melanda Myanmar awal bulan ini masih menyisakan (dan sisanya banyaaaak sekali) PR. The official sources have raised the estimate of deaths from about 43,000 to 78,000 not including 66,000 reported as missing. Barangkali the total dead and missing bisa lebih dari 200,000 orang.

Sebagai partisipan BABA Leaders Retreat, kami menyalurkan empati dan doa (dan tentunya sumbangan) bagi rakyat Myanmar lewat beberapa relief agencies yang reliable. Kyi Kyi (salah satu peserta BABA Leaders Retreat yang berasal dari Myanmar) pun berusaha membantu dengan membuka rekening bank-nya untuk menampung sumbangan dari kami, dan berusaha meng-update keadaan di negaranya lewat email dari kakak-kakaknya yang terlibat dalam kegiatan kemanusiaan tersebut (Kyi Kyi saat ini sedang berada di Manila untuk meneruskan studinya di bidang perdamaian).

Banyak pihak berpikir tidak banyak yang bisa dilakukan jika pemerintah Myanmar tidak bersedia membuka pintunya lebar-lebar bagi bantuan pihak asing. Padahal katanya, international aid sudah menunggu diberdayagunakan oleh rakyat Myanmar, dan bantuan tersebut idle gara-gara junta militer Myanmar menolaknya. Uuughhhh....yang bego itu siapa sih?

Selama krisis aftermath ini, belum sekalipun aku mendengarkan langkah-langkah ASEAN dalam menangani krisi. Mungkin aku kurang gaul, jarang baca koran, kalau nonton televisi yang dilihat cuman gosip artis doang. Myanmar kan salah satu anggota ASEAN, kenapa tidak dimanfaatkan? Apakah mereka akan menolak jika bantuan itu datang dari ASEAN? Apakah sembilan negara ASEAN lainnya gak bisa "speak-speak" ke foreign minister-nya Myanmar to guarantee them that ASEAN would not harm their regime? (for the time being).

Dari Raja from IRC Singapore aku mendapatkan kabar hari ini para foreign minister dari negara-negara ASEAN berkumpul di Singapura. Salah satu agendanya adalah membahas tindakan ASEAN pada kasus Myanmar. Mudah-mudahan Surin bisa membujuk para leaders of ASEAN ini supaya seperti yang dikatakan oleh Raja "they will wake up from the comfort zone of indecision in the soft seat of their power" Mudah-mudahan setelah hari ini, bantuan asing bisa mengalir lancar ke para korban bencana alam di dekat Yangon sana. Mudah-mudahan bantuan asing (terutama yang berasal dari negara-negara barat) dapat disalurkan lewat bantuan ASEAN yang (barangkali) masih lebih dipercaya oleh pemerintah Myanmar ketimbang negara-negara barat yang menurut mereka punya hidden agenda.

Whatever-lah...the people of Myanmar is much more important than to maintain power now. For ASEAN, ini barangkali waktu yang tepat untuk menunjukkan kepada dunia lain (bukan dunia lelembut) bahwa mereka pun dapat melakukan sesuatu within their power to rule out the unrule (apa sih? beginilah kalo yang gak ngerti politik coba-coba omong politik). Supaya seperti kata Raja, jangan sampeee deh negara-negara ASEAN menjadi pall-beares that will carry the coffin of ASEAN with the tombstone inscribed "ASEAN, 40 Years Old. RIP"

Friday, May 09, 2008

All about Eve

Akhir-akhir ini (eh bukan cuman akhir2 ini deng...hampir tiap hari) aku pulang selalu lewat magrib. Alasannya banyak: lagi konsentrasi kerja, hujan, lagi "tanggung", nungguin pecel ayam yang tendanya baru berdiri sehabis magrib, atau sekedar malas beranjak dari kursi. Pulang malam agak lebih nyaman, nyampe rumah langsung makan, mandi dan tidur. Zzzzzz....kebo!

Kalau pulang magrib, pastinya sudah hampir tidak ada manusia di gedung ini (gedung c tercinta) karena perkuliahan malam hari dilaksanakan di gedung h. praktis temanku di gedung c yang juga betah pulang malam tinggal satu: bang iim. kalo beliau lagi dinas keluar kota, aku tidak akan berani tinggal lebih lama dari jam 4 (jam pulangnya rata-rata orang gedung c).

Bang iim ini punya kegemaran yang agak berbeda dibanding staf lainnya. beliau tertarik pada work psychology, tapi bukan work psychology mainstream. beliau juga akhir-akhir ini tertarik pada psikologi timur dan perkembangannya (untuk yang satu ini, kita punya kesamaan minat). karena tahu aku juga suka mempelajari psikologi timur (kita mengatakannya psikologi holistik instead of psikologi inkremental), bang iim dengan senang hati bersedia membagi resourcesnya tentang topik itu.

Kemarin aku dipinjami buku berjudul "the unknown life of jesus christ" yang berkisah tentang perjalanan yesus ke india, yang didapat dari hasil pencariannya tentang psikologi timur. bang iim adalah seorang muslim sejati, tetapi dia juga seorang multikulturalis yang tidak hanya menerima keberadaan orang/iman yang berbeda dengan imannya, tetapi juga berusaha memahami filosofinya. mungkin baginya pemahaman tentang filosofi religi tertentu akan membuatnya memahami bahwa pada dasarnya tujuan kita sama, dan agama hanyalah metode untuk mencapai tujuan yang sama.

anyways, i even don't wanna talk about him. hehehe. i just wanna share something beautiful from the book, about what jesus said about woman. aku ingat ada ayat yang bicara tentang pandangan yesus tentang wanita di alkitab, tapi lupa ayatnya. kata-kata di dalam buku ini (the unknown life of jesus christ) ditemukan pada manuskrip-manuskrip india. katanya, orang india percaya bahwa yesus yang pernah datang ke india pada usia 14 tahun datang kembali ke india setelah bangkit dari kematiannya. orang india suka banget mengklaim tokoh-tokoh terkenal! jadi inget cerita di goa, katanya Francis Xaverius meninggal di Malaka dan jasadnya dibawa ke Goa karena beliau suka berada di sana. Waktu di Goa kami berkunjung ke katedral yang ada jenazah Francis Xaverius (usia jenazah sudah 500 tahun lebih dan tidak dibalsem!) entah betul entah tidak, karena portugal pun mengklaim mereka memiliki jenazah Francis Xaverius.

Lho ngelantur lagi...ini dia what jesus said about woman (udah diterjemahin dari bahasa hindi/pali? ke bahasa inggris - tentunya bukan gw yang nerjemahin):

It is not meet that a son should set aside his mother, taking her place. Whosoever respecteth not his mother, the most sacred being after his God, is unworthy of the name of son.

Listen, then, to what I say unto you: Respect woman, for she is the mother of the universe, and all the truth of divine creation lies in her. She is the basis of all that is good and beautiful, as she is also the germ of life and death. On her depends the whole existence of man, for she is his natural and moral support.

She gives birth to you in the midst of suffering. By the sweat of her brow she rears you, and until her death you cause her the gravest anxieties. Bless her and worship her, for she is your one friend, your one support on earth.

Respect her, uphold her. In acting thus you will win her love and her heart. You will find favor in the sight of God and many sins shall be forgiven you.

In the same way, love your wives and respect them, for they will be mothers tomorrow, and each later on the ancestress of a race.

Be lenient towards woman. Her love ennobles man, softens his hardened heart, tames the brute in him, and makes of him a lamb.

The wife and the mother are the inappreciable treasures given unto you by God. They are the fairest ornaments of existence, and of them shall be born all the inhabitants of the world.

Even as the God of armies separated of old the light from the darkness and the land from the waters, woman possesses the divine faculty of separating in a man good intentions from evil thoughts.

Wherefore I say unto you, after God your best thoughts should belong to the women and the wives, woman being for you the temple wherein you will obtain the most easily perfect happiness.

Imbue yourselves in this temple with moral strength. Here you will forget your sorrows and your failures, and you will recover the lost energy necessary to enable you to help your neighbor.

Do not expose her to humiliation. In acting thus you would humiliate yourselves and lose the sentiment of love, without which nothing exists here below.

Protect your wife, in order that she may protect you and all your family. All that you do for your wife, your mother, for a widow or another woman in distress, you will have done unto your God.

Monday, May 05, 2008

Grokking

Istilah grok pertama kali diperkenalkan oleh Robert A. Heinlein, seorang penulis fiksi ilmiah, dalam karyanya Stranger in a Strange Land (1961). Ketika itu Heinlein menggunakan kata grok karena dalam English vocabularies belum ada kata yang dapat menggambarkan suatu keadaan “memahami sesuatu secara spontan dan holistik”. Makna lain dari to grok adalah acceptance, understanding, empathy, fully absorbed into oneself.

Grokking is a must in today’s knowledge economy era. Syaratnya cuman satu supaya bisa grokking: bersedia berubah!!!

Saturday, May 03, 2008

Informal Learning versus Formal Learning

Masih pada topik inovasi, tulisan ini mengetengahkan peran informal learning dalam proses belajar individu. Tanpa bermaksud meniadakan peran formal learning di tempat kerja (I am a trainer also), informal learning memiliki peran yang lebih besar dalam proses belajar individu. Istilah informal learning pertama kali diperkenalkan oleh Peter Henschel, mantan direktur Institute for Research on Learning (IRL) yang mengatakan sebagai berikut:

People are learning all the time, in varied settings and often most effectively in the context of work itself. “Training” – formal learning of all kinds – channels some important learning but doesn’t carry the heaviest load. The workhorse of the knowledge economy has been, and continues to be, informal learning.

Dengan kata lain, belajar yang efektif tidak mengandalkan training (pelatihan). Belajar bisa dari mengamati orang yang knowledgable (you are defined by your proximal environment, makanya gak salah juga memilih berteman dengan orang hebat hehehe), coba-coba, baca majalah, atau sekadar ngobrol ngalor-ngidul dengan orang lain. Conversation adalah guru yang paling efektif dibandingkan sekolah. Esensi dari learning adalah ”adaptation”. Learning membuat manusia mampu berpartisipasi di dunia ini: di tempat kerja, di rumah, di kelompok-kelompok baik formal maupun informal. Informal learning adalah cara belajar manusia yang sifatnya tidak resmi, tidak terjadwal, dan spontan untuk membantunya berfungsi secara maksimal.

Formal learning di tempat kerja – seperti pelatihan dan workshop – hanya menyumbang 10-20% dari keseluruhan pembelajaran karyawan. Selebihnya didapat dari informal learning. Kenapa? Pada era knowledge economy ini, waktu seolah bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya (istilah ini gue dapat dari wadek gue yang brilian dan sering merasa kekurangan waktu karena pekerjaan yang seabrek-abrek). Karena itu, agak riskan menyisihkan waktu yang sudah tidak banyak itu untuk kegiatan pelatihan/workshop yang seringkali dimanfaatkan karyawan sebagai waktu untuk ”lari” dari pekerjaannya.

Formal learning ibarat kita menumpang bus: sopir yang menentukan ke mana tujuan bus, kita sebagai penumpang ikut saja ke mana bus membawa kita. Sementara informal learning ibarat kita mengendarai sepeda: kita tentukan sendiri tujuan, kecepatan, dan rute perjalanan. Kita juga bisa memutuskan berhenti sebentar untuk mengagumi pemandangan di sekeliling atau sekadar ingin ke toilet.

Learning juga tidak lepas dari konsep network, karena to learn is to optimize the quality of one’s network. Karena itu, penting untuk karyawan memperhatikan relationship-nya dengan orang lain. Rob Cross dan Andrew Parker membedakan karyawan menjadi dua jenis: energizer dan deenergizer. Tipe energizers biasanya memperhatikan bagaimana menyelesaikan tugas dengan baik dan juga bagaimana hubungannya dengan orang lain. Sementara itu tipe deenergizers hanya memperhatikan penyelesaian tugas thok. Padahal relationships fuel business. Agar bisa sukses baik secara individu maupun organisasi, people need to be energizers. Sounds familiar. Pernah dengar konsep organizational citizenship behavior (OCB)? That was my former research on people at work, and it seems that OCB and energizers share the same characteristics.


Sumber: Cross, J. (2007). Informal learning: rediscovering the natural pathways that inspire innovation and performance. San Francisco, CA: Pfeiffer.

Friday, May 02, 2008

Lessons Learned From Innovative Organizations

Hari ini ada sesi serius tentang innovativeness. Agar blog ini ada gunanya buat orang lain (dan gue sendiri yang agak malas merangkum pelajaran yang sudah pernah gue dapat), baiklah kita bahas sedikit tentang karakteristik perusahaan yang dianggap paling inovatif. Pak Robin Cook dkk yang meneliti sekitar 20 perusahaan yang dianggap paling inovatif di dunia (macam Dell Computer, GSD&M, Nortel, Manco Roberts Express, dan Cirque du Soleil). Menurut Oom Cook, perusahaan-perusahaan ini menampilkan delapan karakteristik yang sama:

  1. Shared values. Pada setiap perusahaan, semua karyawan mempraktikkan apa yang menjadi values perusahaan secara terus-menerus sampai membudaya. Values ini tidak sekadar nampang di dinding perusahaan seperti yang terjadi di banyak perusahaan di Indonesia.
  2. Penghargaan pada individu (kata lainnya adalah “memanusiakan manusia”). Pada perusahaan yang inovatif, setiap individu yang tentunya punya latar belakang dan nilai-nilai yang berbeda, boleh menampilkan ke-berbeda-annya (di samping core values dari perusahaan yang harus kudu mesti dipraktikkan oleh individu tersebut). Misalnya, perusahaan boleh mendisain sendiri meja kerjanya untuk membuatnya nyaman bekerja, atau melakukan hobinya di sela-sela pekerjaan. Seringkali ide dari hobi para karyawan ini menyumbang gagasan baru untuk produk yang inovatif.
  3. Budaya yang mendukung keterbukaan dan playfulness. Untuk melancarkan komunikasi pada setiap level di perusahaan, semua perusahaan yang inovatif itu menerapkan praktik open-book management. Pada semua perusahaan ini ada value random meetings dan interaksi terbuka. Untuk itu disediakan bermacam-macam fasilitas yang mendukung, macam “Leave-Me-Alone Room”, dan ruangan atau fasilitas lain untuk mendapatkan feedback dari karyawan/unit lain.
  4. Rayakan kemenangan! Mereka selalu merayakan setiap kemenangan yang terjadi (dan ini dilakukan secara konstan) untuk mendorong setiap karyawan berkinerja tinggi.
  5. Menghargai sejarah perusahaan. Dell computer selalu menyisipkan pelajaran sejarah pada masa orientasi karyawan baru (tentunya bukan dalam bentuk pelajaran sejarah di sekolahan…yang lebih kreatif lah…dan bikin semangat juga karena banyak gift-nya – siapa yang gak suka hadiah!). Perusahaan lain memampang foto dan artefak di dinding perusahaan yang berkenaan dengan sejarah perusahaan. Cirque du Soleil merancang gedungnya menggunakan bahan-bahan yang mengingatkan setiap orang bahwa perusahaan sirkus terkenal ini dulu asalnya adalah street performers.
  6. Menjaga komunikasi dengan konsumen. Roberts Express mengembangkan sebuah software yang digunakan pada call-centernya agar semua telepon masuk dari konsumen bisa langsung masuk ke penanggungjawabnya sehingga masalah konsumen dapat segera diatasi. Cirque du Soleil merancang gedungnya sedemikian rupa sehingga semua ruang kerja memiliki jendela internal yang bisa melihat ke area pelatihan dan gladi resik. Praktis semua orang di perusahaan, tidak peduli apa pekerjaan dan jabatan mereka, dapat melihat end-product perusahaan ini. Sterling Consulting menciptakan posisi “customer ombudsman” yang bertanggungjawab menggali feedback dan evaluasi kinerja perusahaan dari setiap klien setelah kerjasama/kontrak usai.
  7. Fokus pada tren, even those that do not seem to directly effect current businesses. American Greetings membuat “trend rooms” yang selalu berganti setiap dua atau tiga bulan sekali. Secara bergiliran setiap tim kerja di perusahaan wajib mengidentifikasikan bermacam-macam tren warna, motif, dan disain yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada produk mereka. Dell Computer tidak mengembangkan teknologi mereka sendiri, tetapi mereka terus-menerus memantau perkembangan di luar dan secara cepat menyesuaikannya dengan produksi, inventori dan system lainnya agar mereka selalu menjadi yang pertama memasarkan teknologi yang dikembangkan di tempat lain.
  8. Cross-functional teams. Hampir setiap perusahaan yang didaulat sebagai perusahaan yang paling inovatif menerapkan cross-functional teams. Contoh yang paling baik barangkali adalah Nortel Corporate Design Group. Setiap proyek yang dikembangkan di perusahaan ini adalah team-based. Tim kerjanya minimal terdiri dari perancang, insinyur, dan ahli pemasaran. Ada satu tim kerja yang juga mengikutsertakan karyawan bertitel S3 dalam ilmu perilaku. Dampak pendekatan ini pada pengembangan produk luar biasa!

Ke delapan karakteristik ini ditemukan pada perusahaan di industri yang berbeda (ada industri manufaktur, proses, dan jasa), dengan model bisnis dan struktur yang berbeda pula. Apakah dengan menerapkan kedelapan konsep ini perusahaan akan dijamin menjadi one of the “world class innovative firms”? Not necessarily… but they will take you a long way down that road!