Debby@Home

“I asked God for strength that I might achieve; I was made weak that I might humbly learn to obey. I asked for help that I might do greater things; I was given infirmity that I might do better things. I asked for all things that I might enjoy life; I was given life that I might enjoy all things. I got nothing that I asked for, but everything I hope for; almost despite myself, my unspoken prayers were answered. I among all men am truly blessed”

My Photo
Name:
Location: Depok, West Java, Indonesia

I am an ordinary woman with extraordinary interest in everything

Friday, May 28, 2004

Selamat Ulang Tahun Mbak Ami....

12 tahun yang lalu aku pindah dari kost-ku yang lama (di depan fakultas teknik) ke cempakasari. Di tempat baru ini aku kenal mbak ami, yang ditugaskan oleh pemilik kost untuk menjadi kepala suku, dikarenakan yang punya kost tidak tinggal di depok. Sampai saat ini, aku masih tinggal di kost tersebut. Hebat kan??! Tadinya aku suka berpikir, apa sih yang bikin aku betah di sini. Aku pernah kerja di tempat yang jaauuuhhh bener dari Depok, sehingga bapakku menyarankan supaya aku pindah kost agar lebih dekat dengan tempat kerja. Tapi aku gak mau, aku bilang gak nemu tempat yang enak. Alasanku macam2, dari kamar mandinya yang jelek, fasilitas air panas gak ada, dll. Akhirnya bapak kalah argumentasi dengan aku, sehingga beliau membolehkan aku memiliki mobil sebagai alat transportasi ke tempat kerja, hanya supaya anak kesayangannya yang rentan ini tidak sakit2an lagi karena naik kendaraan umum. Hehehehe.

Pendek kata, aku bertahan di kost itu selama 12 tahun!!! Waktu yang tidak singkat, saudara-saudara! Kalau orang bertanya kenapa aku betah, jawabku enteng saja "kalau aku harus pindah, aku pindah ke rumah suami". Ihik! Tapi sebenarnya, apa sih yang bikin aku betah? Setelah aku analisis (ceila!), yang bikin aku betah bukan karena aku punya banyak teman di sana, atau aku suka kamarnya, atau kamar mandinya, atau karena bapak/ibu yang punya kost baik, tapi karena Mbak Ami!! Aku gak berani membayangkan tidak ada mbak Ami di kost itu. Mungkin nanti, suatu hari, ketika Mbak Ami sudah menikah dan meninggalkan kost itu (kayaknya sih syaratnya gitu), aku akan merem saja menerima pinangan pria pertama yang datang setelah pernikahan mbak Ami. Desperado? maybe....gak taulah...:P

Since I am not going to talk about myself, let's turn to Mbak Ami. I think she's a very wonderful woman. Kemampuan belajarnya tinggi, dan kemauannya pun besar (kecuali kemauan untuk belajar bahasa Inggris). Bahan bacaannya oke banget, dari novel-novel Harlequin, chicklit sampai bacaan sastra tingkat tinggi pun dibabat abis oleh beliau, kecuali bacaan berbahasa Inggris dan komik barangkali. Hanya tontonannya saja yang aku agak kurang sepaham, semua tontonan taiwan, korea, sinetron2 yang kalau dia suka pasti dia beli untuk ditonton berkali2 (pernah juga sih aku suka nonton serial korea berkali2 hehehehe). Atau kalau bapak kost sudah menaikkan bayaran kost, yang jadi sasaran kekeselan adalah mbak Ami yang suka membela kepentingan Bapak. Hehehehe...beraninya cuma sama mbak Ami...

Tapi, despite all that, she's incredible! Dia bisa merubah pola makan dan makanan yang dulunya tidak aku sukai menjadi aku sukai. Contohnya paria, bayam, terong. Dulu aku benci sekali sama jenis makanan itu, sama sekali tidak pernah menyentuhnya. Setelah di cempakasari, aku kok jadi mau makan makanan tersebut(tidak terlalu doyan juga sih, tapi ya why not?). Mamaku sampai takjub melihat perubahan anaknya yang lumayan drastis itu (tapi...konsekuensinya adalah ke perubahan berat badan...). Mungkin karena itu dulu mama tidak keberatan sama sekali ketika aku menyatakan keberatan pindah dari sana hanya supaya dekat ke tempat kerja.

Well, ternyata bukan cuman aku yang merasakan dampak positif kehadiran mbak Ami. Selama sebulan ini, aku, teman2 kost yang peduli pada mbak Ami, dan mantan anak2 kost yang sekarang sudah berkeluarga, sepakat untuk merayakan ultah mbak Ami lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya sebagai tanda terima kasih kami kepada mbak Ami selama kost di tempat itu. Setiap tahun kita memang selalu merayakan ultah mbak Ami dengan saweran dan membelikan kado ultah, beli black forest seadanya untuk dimakan sama2. Tapi kali ini, kita akan mengadakan acara yang lebih besar lagi, yang mengundang teman2 mantan anak kost dari angkatan yang paling tua (angkatan 1988). Wah, bakal seru nih acaranya. Meskipun diadakan tidak pada hari H-nya, tapi kan seperti kata Bekti, better late than sooner...Sudah tidak sabar menunggu hari esok....

Monday, May 17, 2004

Aku tak sanggup berkata-kata

Sudah sejak beberapa hari yang lalu aku merasa sedih untuk seorang teman. Dia seorang mahasiswa yang sedang berjuang supaya tidak di-DO (drop out). Aku pikir dalam hal ini semua pihak salah. Dia salah, pembimbingnya salah, pengelola pasca juga salah, rektor-pun salah juga...Hhhhhh....

Persoalannya adalah, ketika rektor memutuskan untuk men-DO-kan seluruh angkatan 1999 yang masih tersisa di semua program pascasarjana di UI bulan Februari yang lalu, ketua program pascapsi langsung memperjuangkan agar sebagian mahasiswa yang telah mencapai bab IV dimaafkan dan diberi tambahan waktu selama satu semester. Setelah proses negosiasi yang alot berlangsung, akhirnya rektor menyetujui permintaan tersebut. Alhasil, mereka yang belum mencapai bab IV langsung divonis "DO".

Pengelola langsung memanggil seluruh angkatan 99 (baik yang sudah divonis DO maupun yang diberi waktu tambahan) pada bulan Februari yang lalu. Entah kenapa si mbak yang malang ini yang mestinya datang, gak datang ke pertemuan (akhirnya aku tau kalau dia baru saja keguguran ketika itu). Pembimbingnya yang tidak ter-inform tentang ke-DO-an anak bimbingannya, terus-menerus meng-encourage si mbak untuk maju dengan tesisnya. By the end of April, progress-nya sama dengan progress mereka2 yang diberi tambahan waktu.

Awal Mei, si mbak mendapat surat DO dari pasca. Dia pun terkaget2 karena merasa tidak diberitahu sejak sebelumnya mengenai hal ini. Dia juga mengaku pembimbingnya gak kurang kagetnya, karena merasa tidak pernah diberitahu oleh pasca mengenai hal itu. Maka mulailah ia berjuang untuk mendapatkan hak yang sama dengan mahasiswa angkatan 99 lainnya. Saking berjuangnya, dia rela menunggu ketua program seharian di kampus hanya untuk dapat bicara dengan beliau, dan dia gagal...

Aku tidak tahu apa yang bisa aku perbuat untuk si mbak, dia menangis! Ya ampuuunnn...aku pernah mengalami kejadian yang sama dengan seorang teman angkatan 98, dimana secara personal aku pernah terlibat membantunya menyelesaikan tesis tapi akhirnya tak tertolong. Untunglah dengan lapang dada dia dapat menerima kenyataan harus mengundurkan diri. Tapi bagaimana dengan mbak yang satu ini? Keduanya punya alasan kuat mengapa mereka terlambat menyelesaikan tesis mereka. Yang satu karena keguguran, yang satu lagi karena rumahnya kebanjiran sampai atap sehingga berkas2 tesisnya hilang.

Dari dua kejadian ini, aku mengambil hikmah bahwa sebagai pengelola, kita harus memperlakukan setiap mahasiswa dengan cara yang berbeda-beda. Masing-masing punya isu sendiri, dan semua perlu perhatian. Pengalaman membuktikan pembimbing tidak cukup memperhatikan sampai ke masalah-masalah pribadi. Well, aku masih punya 3 orang teman angkatan 2000 yang batas studinya hanya sampai agustus tahun ini. Aku bertekat membantu mereka sebisaku, supaya tidak mengalami seperti yang dialami oleh si mbak2 di atasku itu.

Wednesday, May 12, 2004

The conch bearer

Pagi ini aku baru habis membaca "The conch bearer"nya Chitra Banerjee Divakaruni. Sebuah fiksi dari India yang menurutku sih, biasa2 aja. Mengisahkan tentang seorang anak usia 12 tahun bernama Anand, yang punya sebuah keluarga yang kurang lengkap (terdiri dari ibu dan seorang adik perempuan), sementara ayahnya yang bekerja di Dubai (bukan Dumai!) tidak ketauan rimbanya setelah beberapa bulan meninggalkan mereka(di akhir cerita baru dikisahkan bahwa ayahnya adalah seorang baik yang ditipu oleh majikannya sehingga ia dipenjara, dimana dia jadi kehilangan kontak dengan keluarganya karena gak boleh kirim2 surat - kejam nian!). Si Anand ini tiba2 diserahi tugas berat membawa seekor keong ajaib (mirip cerita "the lord of the ring") yang punya kekuatan luar biasa dan dapat memancing rasa 'manusiawi' di pembawa (mirip bener deh dengan cerita 'the lord of the ring" - masih belum terima nih gw...). Jadi bisalah ditebak jalan ceritanya seperti apa.

Pelajaran moral yang aku dapat adalah bahwa hidup ini adalah soal memilih...hehehe (pretty simple, isn't it?) Jika anda pilih A, maka anda harus melepaskan B, jika anda pilih B, maka lepaskanlah si A. Tapi jangan sampai tidak memilih dua-duanya (kecuali kalo ada pilihan C). Yang aku tak habis pikir, kenapa sih si Anand akhirnya memilih meninggalkan keluarga yang dicintainya untuk menjadi seorang pertapa, ketika dia masih bisa memilih antara keluarga dan pertapa. Teenagers!!!! Pasti karena dia gak mau kehilangan kesempatan belajar sihir.

Tapi ya sudahlah, yang penting aku dah selesai baca itu buku. Sekarang aku mau mulai lagi dengan buku anak-anak yang lain "Totto Chan"nya Tetsuko Kuroyanagi, sebuah buku bagus banget. Dulu waktu masih kuliah S1 aku sudah baca buku ini, very inspiring! Buku yang aku gak ragu untuk baca lagi...baca lagi...rasanya pengen balik ke sekolah, tapi sekolahnya seperti Tomoe Gakuen...

Friday, May 07, 2004

Jualan Sekolah

Tanggal 5-6 Mei ini Fakultas Psikologi mengadakan gawean Psychology Expo untuk peringatan Dies Natalisnya yang sebenarnya berlangsung bulan Februari yang lalu. Ekspo diadakan di Hotel Kartika Chandra. Isi ekspo macam2, ada seminar, pameran jasa psikologi, sampai pameran majalah femina atau swa pun ada. Entah apa hubungannya dengan psikologi... Aku kebagian jaga stand Pasca Psi-UI hari pertama pameran, dan beruntunglah aku (atau rugilah aku??) karena pada hari pertama itu seminar-seminar yang digelar adalah seminar tentang dunia kerja, sehingga yang datang mengunjungi pameran kebetulan adalah para praktisi yang cukup tertarik mengup-grade pengetahuan mereka. Pengumpul brosur pun tak terhindarkan lagi....sehingga brosur pasca seharga 5000 rupiah satunya bablas kalau tidak segera diamankan.

Sebagai stand guide, kerjaanku tentunya menjelaskan program-program yang ada di pascasarjana. Cukup merepotkan buatku, karena kebanyakan dari mereka yang datang bertanya adalah mereka yang ingin sekolah tapi gak tau sekolah dimana...nah lho...repotnya di pascapsi ui ini ada tiga program yang berbeda sama sekali, dan masing2 program terdiri dari berbagai kekhususan yang juga berbeda. kuliah2 yang sama pada ketiga program ini hanyalah pada kuliah kemagisteran yang diberikan pada semester 1, dan matrikulasi sebelum semester 1 dimulai. Jadi mulailah aku menggali minat dan kebutuhan mereka sendiri, dan menentukan mereka boleh sekolah dimana (biasanya sih aku mulai dengan bertanya S1 dari mana? kalau S1 mereka bukan dari Psikologi, hanya tersedia 2 program yang boleh mereka pilih...Sains atau Terapan, karena program Profesi hanya untuk mereka yang lulusan S1 Psikologi). Lumayan kan satu program tereliminasi...Pertanyaan kedua adalah mengenai waktu mereka, apakah mereka ingin kuliah fulltime dari pagi sampe sore Senin sampe Jumat dengan konsekuensi meninggalkan pekerjaan mereka at least for 2 years. Jika mereka tidak rela, langsung aku lead ke program Terapan. Di terapan sendiri, ada 8 program kekhususan yang berbeda2. Tapi karena aku tau mereka kebanyakan bekerja di kantor, aku langsung lead ke SDM atau SDM & KM. Kalau sudah sampe sini mestinya aku lega, karena tinggal dua pilihan.

Tapi ternyata, perjuangan paling berat ada di sini!!! Karena aku musti menjelaskan perbedaan antara SDM dan SDM&KM. Bukan persoalan mudah karena aku harus menjelaskan kelebihan2 SDM&KM (yang actually belum ada saingannya di Indonesia) sementara pengetahuanku tentang KM masih sangat-sangat terbatas, aku juga musti menjelaskan kelebihan2 SDM yang akhir2 ini aku dengar gak ada kelebihannya. Oh my God.... . Rasanya aku harus menjual sesuatu yang aku tidak terlalu yakin apakah punya kelebihan atau tidak (kecuali 'kelebihannya' berada di bawah nama besar ui lho). Sebagai program yang berada pada sebuah universitas tertua dan terpengalaman di Indonesia, mestinya terapan SDM dan SDM&KM ini punya nilai tambah dan keunikan diantara program2 S2 SDM yang ada di perguruan tinggi lainnya. Tapi entahlah...semoga program ini tidak jadi tenggelam karena adanya program saingan baru, entah yang diadakan di ui sendiri maupun di perguruan2 tinggi lainnya.

Despite all that, banyak surprise yang aku dapat hari itu. Yang pertama adalah ketemu dengan Pak Chandra, mantan ketua angkatan, TNI-AL berpangkat mayor yang rendah hati, baik, penolong dan suka bikin adem hati yang membara. Hehehehe. Seneng banget bisa ketemu Pak Chandra lagi, meskipun hari ini dia tak bisa menepati janjinya untuk traktir. Maklum...makanan hotel kan gak enak kecuali gratis...gitu katanya. Well...next time-lah... Lalu aku ketemu Mbak Tini, Mbak Aliyah, Mbak Yayuk a new friend, dan...TRI!!!! Walah, sejak rafting beberapa bulan yang lalu aku baru ketemu lagi sama bapak ini, dan rasanya dulu dia gede sekali, kok sekarang lebih tinggi aku ya? Mungkinkah karena giziku yang membaik? Ternyata anak itu kerja di Intipesan, event organizer-nya ekspo ini. So, aku bisa merasa senang juga hari itu...