Debby@Home

“I asked God for strength that I might achieve; I was made weak that I might humbly learn to obey. I asked for help that I might do greater things; I was given infirmity that I might do better things. I asked for all things that I might enjoy life; I was given life that I might enjoy all things. I got nothing that I asked for, but everything I hope for; almost despite myself, my unspoken prayers were answered. I among all men am truly blessed”

My Photo
Name:
Location: Depok, West Java, Indonesia

I am an ordinary woman with extraordinary interest in everything

Wednesday, January 06, 2010

This is my way...

Akhir-akhir ini saya iseng menjadi observer beberapa hal yang menurut saya menarik. Korban observasi pertama saya adalah para mahasiswa saya, yang punya kewajiban membuat tulisan setelah sekian minggu dibombardir dengan informasi (kalau tidak boleh mengatakan pengetahuan). This is very interesting indeed...given the fact that I was a student myself and I already did what they are doing right now.

The difference is: I did it smarter and in a customer-focus manner. Ketika membuat tulisan (di program magister all you do is writing paper...paper...and paper...), saya sangat mempertimbangkan pembaca saya, i.e. dosen saya. Saya mencoba "membaca" keinginan mereka, dan gaya tulisan mereka. Unfortunately yang terakhir ini agak jarang saya temukan, karena dosen-dosen saya jarang menulis :-P Akhirnya saya recall saja kuliah-kuliah bersama mereka, dan membuat draft tulisan yang nantinya berulang kali dibaca dan direvisi.

Pada setiap tulisan, saya tidak pernah mencoba menulis melebar ke kiri dan ke kanan, tetapi selalu ingin menukik ke bawah (eh ke dalam maksudnya). Artinya, saya ingin mendalami sesuatu sampai saya paham betul sesuatu itu. Kalau perlu buka kamus, saya buka kamus untuk memahami asal kata dari istilah2 yang saya tulis.

Yang paling sering saya lakukan adalah merawak (browsing) internet demi mencari pengertian2 yang kontradiktif sehingga saya bisa menetapkan saya berpijak di mana, karena kata nenek saya: dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Nggak ada hubungannya sebetulnya...

Seringkali satu tulisan saya hanya berisi satu pokok pikiran. Biarlah...yang penting saya jadi paham, karena bagi saya...menulis adalah dalam rangka membuat saya menjadi paham.

Kembali ke para mahasiswa, mengamati tulisan saya tidak hanya membuat saya overwhelmed, tetapi juga berdecak kagum. Mereka dapat menyajikan satu ensiklopedia di dalam satu tulisan 10 halaman! Kalau saya hanya sanggup membuat satu atau lebih tulisan dengan menggunakan satu grand theory saja (itu pun sudah cukup untuk membuat satu buku), maka mereka mampu membuat satu tulisan dengan 4 grand theories!!! luar biasa...hanya itu yang bisa saya katakan. Tapiiii....biasanya saya menilai tulisan sesuai dengan ekspektasi saya, yang saat ini menjadi customer dari tulisan2 tersebut :-P

Mengapa mereka sampai bisa sesadis itu menulis? Pengakuan mereka adalah telah terjadi information overloaded di kepala mereka, yang membuat mereka ingin membahas segala sesuatu dari perspektif yang berbeda-beda. Masih untung semua perspektif itu masih berada dalam satu paradigma: positivistik...lha kalau diperluas lagi ke paradigma lain...jadinya kayak membahas konsep Tuhan dari perspektif agama-agama...untuuuung yang ngajarin filsafat tidak sampai membuat mereka overloaded :-)

Satu hal lain yang berbeda sama sekali adalah fenomena orang mencari sekolah. Tadi saya iseng merawak ke situs universitas saya, ada calon pendaftar S2 yang bertanya kepada admin website tentang pendidikan S2 yang kegiatan kuliahnya di akhir pekan. Yang ditanya pertama kali adalah pendidikan yang diminatinya, tapi pertanyaan kedua yang paling menarik "kalau tidak ada S2 administrasi di akhir pekan, ada tidak S2 bidang lain yang kuliahnya akhir pekan?"

Kuliah S2 kok kayak mau rekreasi ya? Lha kalau dijawab "ada, di Fakultas Teknik" apa gak kayak bumi dan langit tuh...administrasi dengan teknik? Pertanyaan asal, jawabnya pun males-malesan, "coba cari di website-website fakultas yang ada di UI". Nah lho...mudah-mudahan ketemu jawabannya ya Pak di website fakultas.

Ada lagi lulusan jenius yang S1-nya lulus cum laude ingin melanjutkan ke S2 ngotot nanya beasiswa, admin yang sama jeniusnya memberikan halaman beasiswa yang tersedia di universitas tapi untuk mahasiswa S1. Mereka saling melemparkan email dengan sengit sampai akhirnya admin website yang sudah kelelahan (rasanya) menjawab "beasiswa tidak diberikan kepada calon mahasiswa"

Begitulah cara kami berpikir dan menyelesaikan masalah...