Debby@Home

“I asked God for strength that I might achieve; I was made weak that I might humbly learn to obey. I asked for help that I might do greater things; I was given infirmity that I might do better things. I asked for all things that I might enjoy life; I was given life that I might enjoy all things. I got nothing that I asked for, but everything I hope for; almost despite myself, my unspoken prayers were answered. I among all men am truly blessed”

My Photo
Name:
Location: Depok, West Java, Indonesia

I am an ordinary woman with extraordinary interest in everything

Thursday, July 31, 2008

I'm no deadfish

Currently been thinking about "follow the current" and its stuffs concerning my project proposal. I took it that my proposal was an interdisciplinary study, but I wasn't allowed to do some interdisciplinary study unless I'm willing to give up on my career. What else would a lecturer hope to get in the future when she/he trapped her/himself to this kinda profession? A professorship? Right....a professorship....that is the highest academic degree a teacher could get from his/her sacrifices of not having the hedonistic way of life.

Unfortunately my kinda thinking is not a single disciplinary thinking. That's why my formal education backgrounds are so colorful. I cannot decide (until now!) which discipline I'm very good at. Maybe discipline of being independent is what I'm good at since high school. Hehehe. I take it as my current weakness. When I proposed my idea on characteristics of intrapreneurship, I thought (and hoped) it would be a single discipline work (psychology work of art). I was given input from many people about the interdisciplinary nature of that future work, and that should be suitable to some business schools. Nooooooo....I want it as psychological as possible! I don't want business school. I already got an offer to a business school at NUS, but I was not allowed to do that! It must be in the psychology department. Booohooohooooo.....

This morning while stuffing my head with new strategy, I smelled dead bodies on my way to office. I was afraid Ryan had reached UI to spread horror here. But no...it's not Ryan at all. Hehehe. It was the smell of deadfish, tens of thousands of deadfish in the drainage ditch! It's like some wicked people had poured something poisonous to the poor drainage ditch and killed the poor fishes. They all went to follow the current...and suddenly I realized that "I AM NO DEAD FISH...BECAUSE ONLY DEAD FISH FOLLOWS THE CURRENT!"

Saturday, July 26, 2008

Homecoming UI

Hari ini dan besok adalah acara Homecoming UI di UI *of course lah...*. Seluruh alumni UI yang "kangen" sama kampus diharapkan datang berkumpul di Kampus UI Depok untuk kangen-kangenan. Untuk angkatan sebelum tahun 87 barangkali bukan kangen-kangenan sama kampusnya, tapi sama teman-teman dan dosen (kalau masih ada). Kenapa tidak kangen sama kampus? Karena (sebagian) UI baru pindah ke Depok pada 1987.

Dalam psikologi lingkungan, ada konsep genious loci dan place attachment yang dapat membangkitkan sentimen, rasa bahagia, kangen, cinta (juga rasa-rasa negatif lainnya) pada seseorang ketika ia pergi ke suatu tempat yang pernah didiaminya selama rentang waktu tertentu. Demikian jugalah barangkali yang diharapkan oleh rektor, yang berusaha menghadirkan at least angkatan 80-an ke kampus UI Depok. Angkatan 70-an barangkali tidak punya place attachment terhadap kampus Depok karena mereka kuliah di Salemba dan Rawamangun. Untuk angkatan 80-an ke atas yang sudah tidak ke kampus puluhan tahun, I bet, datang ke kampus pasti dengan rasa surprised melihat perkembangan fisik kampus yang tentunya semakin membaik. And they are hoping for that.

Agenda UI tentunya banyak, dan dari sekian banyak agenda, selain memperkenalkan jalur khusus sepeda sepanjang 20 km (dengan jumlah sepeda kuning yang mencapai 3000 unit), adalah mendata para lulusan UI yang telah beruntung sekeluarnya dari kampus dan berjiwa filantrofis serta "tergerak hatinya" untuk membantu UI menghadapi takdirnya: menjadi world class university. Well...tak bisa dipungkiri memang...UI membutuhkan banyak sekali dana untuk menciptakan mesin-mesin yang akan menghantarnya ke kancah pergaulan universitas dunia, bahkan sebelum pemerintah mengatakan 'bye-bye UI'. Jadi, berhati-hatilah....

Di saat acara reunian akbar ini berlangsung, aku justru ngabur ke Bandung, membuat acara homecoming sendiri di sini. Tak disangka tak dinyana, seorang teman menelepon dan mengatakan ikut homecoming UI dan nginep di PSJ. Hah....seserius itukah? Teman itu tinggalnya di Tebet lho...Hihihihi...luar biasa. Jangan-jangan hotel Makara dan PSJ serta Bumi Wiyata di daerah Margonda sana juga penuh dengan alumni UI.

Selamat datang kembali deh....we are the yellow jackets....

Wednesday, July 16, 2008

Drunken Master

Phhewwwww....I feel cognitively tired these couples of days, and the headache would not fade away until saturday...I guess. Booohhooooohooooo.....

This book is driving me crazy, the interview, the editing, the deadline, the proofread process, everything related to the book is driving me crazy. Help me please....I don't have the capacity to carry this huge burden.

Monday, July 14, 2008

Reuni

Hari Sabtu yang lalu ada reuni-an teman-teman masa kecilku di sebuah restoran di Matraman. Entah siapa yang mulai berinisiatif mengumpulkan orang-orang, beberapa hari sebelumnya Mery(am Bellina) menghubungiku setelah sekian lama kehilangan kontak. Mungkin Mery yang duluan punya semangat reuni. Acara tersebut berhasil mengumpulkan 9 mahluk ex-Pakning yang sudah terpencar di mana-mana. Ada aku, Ides, Yadi, Jenny, Yeni, Cynthia (waktu SD terkenal dengan nama Sintia), Herlina, Mery dan Heni adiknya Mery. Lumayanlah for the start. Aku, Ides, Yadi, Jenny, Yeni dan Cynthia adalah teman mulai dari TK sampai SMP.

Aku bersyukur bisa berkumpul kembali bersama mereka, sayang gak punya kamera untuk mengabadikan reuni tersebut. Kameraku sudah mandi dengan sukses di lautan india...dan aku tak terpikir untuk menggunakan kamera seadanya dari handset-ku. Tapi ada Jenny yang membawa camdig, dia berjanji akan mengirimkan foto2 hasil jepretan kemarin itu.

Ides sudah pindah ke Total (terakhir aku dengar beritanya lebih dari 10 tahun yang lalu masih di Schlumberger) dan tentunya sudah sukses dan makmur sekali. Ides akan menikah bulan Agustus besok. He's such a nice guy...and he was a nice guy while we were in elementary school. Proud of him. Mery ikut suami di Qatar, sudah punya dua anak. Heni pun sudah punya 2 anak, menikah dengan orang Betawi, jadi bisa dibayangkan cerewetnya yang bertambah-tambah (dulu sih sudah ada bibit cerewet). Actually Heni is my younger brother's friend. Sintia menikah dengan teman SMA kita Marlon, dan sudah punya 2 anak juga. Herlina pun sudah menikah dan punya seorang anak (aku agak lama mengenali kembali ibu ini...maklumlah ingatan sudah agak karatan). Yadi yang supir pesawatnya AirAsia belum menikah juga...kebanyakan pramugari barangkali yang membuatnya lupa daratan. Jenny yang perawat di RS Pertamina semula aku kira menikah dengan seorang dokter, gak taunyaa...menikah sama mantan pasien. Hahahaha....Dan terakhir Yeni...akan menikah akhir bulan ini di Purwokerto. Lalu ada teman2 lain yang berada di kota lain atau negara lain dan tentunya tidak bisa ikutan acara ini.

Sambil makan-makan dan karaoke-an (halah!) Yadi mulai cerita tentang masa-masa SD yang agak-agak terlupakan. Dulu ternyata aku kurang gaul sehingga tidak terlalu notice sepak terjangnya Yadi yang bersama Asep sejak dulu sudah dicap playboy cap kompleks pertamina. Dia ngaku-ngakunya pilih2 teman kalau ada acara menari atau peringatan ultah pertamina, padahal seingatku dulu kita tidak boleh pilih2 teman...biasanya kita dipasangkan dengan orang yang tingginya sama dengan kita. Hehehe...Tapi memang seingatku anak-anak cowok suka ngejar anak-anak perempuan pindahan yang agak-agak kinclong. Herlina yang pindahan dari Jakarta sempat jadi sasaran mereka sampai ada anak perempuan pindahan lain yang lebih kinclong. Beraninya sama anak pindahan...

Actually I wanna see Yosi badly, but Sintia said he's so arrogant nowadays. Masa sih? Dulu kami begitu dekat dengan Yosi...kenapa sekarang dia bisa jadi orang yang menyebalkan ya? Tapi tetap saja aku ingin bertemu dengan mantan teman baikku ini. Kita bersama-sama sejak kelas 4 SD sampai kelas 1 SMA, dengan segala suka duka menjadi anak baik-baik, kenapa sekarang dia menjadi menyebalkan? So folks, if you happen to know Yosi yang bernama panjang Yosef Fransiscus Edward Umboh, please let me know...

Thursday, July 10, 2008

Little bit anxious

Selama hampir dua minggu ini aku agak-agak cemas dengan keadaan fisikku. Setelah selama seminggu terombang-ambing antara diagnosa-diagnosa dokter, sejak 3 hari yang lalu sebetulnya aku sudah merasa punya hidup yang cukup berkualitas. Dalam arti kalau nonton televisi aku ngerti apa yang aku tonton, kalau baca buku tidak pusing, kalau ngobrol banyak-banyak aku tidak sakit perut, kalau ketawa terbahak-bahak pinggang tidak terasa sakit, kalau makan lidah tidak terasa pahit, dlsb. Pokoknya cukup sejahteralah (kecuali barangkali pundi-pundiku yang berkurang banyak karena medical check-up yang tak berkesudahan itu).

Sekarang giliran anxious karena pekerjaan editing buku yang belum kelar (ini gara-gara sakitku sehingga proses editing jadi tertunda-tunda) karena Pak Enoch hanya mau ngedit bareng aku. Hehehe...dengan tidak mengurangi rasa hormat pada pihak-pihak lain yang mungkin lebih mumpuni dalam soal edit-mengedit...MEM menolak bekerjasama dengan mereka. Ah...aku jadi gak enak karena aku sendiri baru fit beberapa hari ini. Oom Wilman sudah wanti-wanti Sabtu ini harus kelar. Hwaaaa......

My other anxiety factor adalah mahasiswa bimbinganku yang akan maju besok pagi, tapi sampai hari ini aku belum mendapatkan berkas tugas akhirnya. Gara-gara kecemasan ini, aku sampai email dia nanya "jadi gak sih ujiannya"? hehehe...dia bilang jadi bla bla bla...trus aku jawab,"trus saya besok mo nguji apaan kalo berkasnya gak ada?". Besok aku harus nguji tiga mahasiswa dan belum satu pun berkas mereka kubaca sampai hari ini.

Sehat salah...sakit lebih salah....aku lebih memilih sehat sih dengan segala konsekuensinya.

Tuesday, July 01, 2008

Thanks Raja...

Meskipun sedang sakit, aku hari ini (sejak kemarin sebetulnya) sedang happy. Apa pasalnya? Aduh...pasal lagi deh. Kebiasaan niiihhh....But I tell you what makes me happy.

Raja mengirimkan sebuah email kepada kami tentang dua hal: pertama, Nippon Foundation dan ASEAN Secretariat sudah menandatangani sebuah MOA tentang grant dari NF sebesar USD 5 million untuk 5 tahun covering cooperation in 5 different areas: maritime civilian safety, leprosy and human dignity, human resource networking and development, promotion of traditional and alternative medicine for primary health care, promoting equal opportunities and capacity building for the disabled. That's good news number one.

Yang kedua, Raja urged us to build BABA network in responding to the MOA. BABA fellows harus melakukan sesuatu yang akan didukung oleh ASEAN Sec, dimulai dari Myanmar yang baru-baru ini terkena musibah Cyclone Nargis. Oooooh I cannot describe my happiness. Apa pasalnya? Arrrrgghhhhh....

Sebulan yang lalu aku mengajukan sebuah proposal kepada NF untuk membantu relief workers di Myanmar. Proposal itu harus direview oleh teman2 se-BABA agar sempurna, dan juga supaya yang kerja bukan seorang saja. Enak aja...you're busy....I'm busy too but the difference is I can manage my time better. Hehehe.

Hanya segelintir orang yang memberikan komentar dan perbaikan untuk proposal tersebut, yang membuat aku kecewa berat. Jadi di tengah jalan, aku ngambek dan tidak peduli lagi sama proposal tersebut. Dan kalau aku tidak peduli, siapa lagi yang peduli? Akhirnya...terbengkalailah dia.

Email Raja memberikan angin segar untuk memikirkan kembali proposal. Aku langsung sambar kesempatan itu dan mengirimkan proposal yang masih berstatus "undone" kepada semua orang. Heehehhe....gue gak mau pusing sendiri. Mari kita pusing beramai-ramai. Jadi begitulah...proposal yang aku bikin dengan passion luar biasa itu akhirnya bisa direview kembali dan semua orang tampaknya semangat...mungkin karena USD 5 million itu ya...dasar!

Thanks Raja....