Debby@Home

“I asked God for strength that I might achieve; I was made weak that I might humbly learn to obey. I asked for help that I might do greater things; I was given infirmity that I might do better things. I asked for all things that I might enjoy life; I was given life that I might enjoy all things. I got nothing that I asked for, but everything I hope for; almost despite myself, my unspoken prayers were answered. I among all men am truly blessed”

My Photo
Name:
Location: Depok, West Java, Indonesia

I am an ordinary woman with extraordinary interest in everything

Friday, December 22, 2006








By Erma Bombeck


When the good Lord was creating mothers He was into His sixth day of "overtime" when the angel appeared and said, "You're doing a lot of fiddling around this one."

And the Lord said, "Have you read the specs on this order? She has to be completely washable, but not plastic; Have 180 moveable parts... all replaceable; Run on black coffee and leftovers; Have a lap that disappears when she stands up; A kiss that can cure anything from a broken leg to a disappointed love affair; And six pairs of hands."


The angel shook her head slowly and said, "Six pairs of hands... no way."

"It's not the hands that are causing me problems," said the Lord. "It's the three pairs of eyes that mothers have to have."


"That's on the standard model?" asked the angel.


The Lord nodded. "One pair that sees through closed doors when she asks, "What are you kids doing in there?" when she already knows. Another here in the back of her head that sees what she shouldn't but what she has to know, and of course the ones here in front that can look at a child when he goofs up and say, "I understand and I Love You" without so much as uttering a word."

"Lord", said the angel, tugging His sleeve gently, "Go to bed. Tomorrow..."Flowers for Mothers Day

"I can't," said the Lord, "I'm so close to creating something so close to myself. Already I have one who heals herself when she is sick... can feed a family of six on one pound of hamburger... and can get a nine-year-old to stand under a shower.

The angel circled the model of a mother very slowly. "It's too soft," she sighed.

"But tough!" said the Lord excitedly. "You cannot imagine what this mother can do or endure."

"Can it think?"

"Not only think, but it can reason and compromise," said the Creator.

Finally, the angel bent over and ran her finger across the cheek. "There's a leak," she pronounced. "I told You. You were trying to put too much into this model."

"It's not a leak," said the Lord, "it's a tear."

"What's it for?"

"It's for joy, sadness, disappointment, pain, loneliness and pride."

"You are a genius," said the angel.

The Lord looked somber. "I didn't put it there."

HaPpY MoThEr'S Day, MOM!!!

The story is taken from: http://www.victorialodging.com/mothersday/index.html

Wednesday, December 20, 2006

How "L o V e" really works?

Some people would say that LOVE is a wonderful thing. I agree. Some people say that LOVE is a miserable thing. I would agree as well. Some people say that you cannot rate it, measure it, you just feel it. It's kinda emotional thing. Meaning that you don't use rational side of your brain to love someone. Hmmm...

Couple of days ago a friend told a story about a guy who feels that he was falling in love. He thought that the girl was a working girl, works in an office (secretary or something), busy on weekdays and free on weekends. Has a period leave, health insurance and so on. Their relationship was fine for months until one day....

He found out that the girl he loved was a maid to an expatriate. A very sophisticated maid since she has everything working girls have, except that...she was a maid. To make the story short, he suddenly doesn’t love her and dumped her!

LOVE experts should see this phenomenon. How come the guy who admits that he loves the girl very much, suddenly didn't feel love anymore as he learned the fact that the girl was a maid?
Was it because LOVE really is a rational thing instead of emotional one?

Consider story number 2. A friend of mine suddenly decided to marry someone she even wouldn't consider as a husband before. She even felt understressed (or embarrased to be exact?) to invite us to their wedding because of his physical appearance (compare to her boyfriends). To be honest, that moment I just agreed with her. Why of other men in the world, did she choose him? Was it because he was a good listener? Until one day I (we) get it very clear: he got one in a million chance to work at an international broadcasting company in Britain where he could bring his family with him! It was almost a dream to her. Now she is a mother of 2 beautiful girls, living in London and she's still in love with her husband. A very happy ending. This story makes it very clear that LOVE is a rational thing :-) (I'm so sorry Ran, to pick you as an example)

Another story from the internet, based on true story, is a girl who marry to a man she doesn’t love at all. At first she arranged the guy to her friend, but she refused him because of his physical appearance. She made a bet on him, that she would marry him and love him the way he is. Then she married him. At first she had to compromise with herself, but then little by little she loves him the way he is and finds the best part of him that make her love growing bigger and bigger everyday. And now (I mean until I read the story a couple of years ago) they live happily ever after. See?

Reflecting on my own cases, I do use my ratio when I decide to love someone. Hehehe...But when I'm into it, I feel like I lost my mind, thinking of him everyday even when I’m busy with my works. That’s really torturing, but you just enjoy that feeling. Maybe that's why people always say that love is irrational thing.

Gatawwww ahhhh....lappeeeeeerrr….

Tuesday, December 19, 2006

A Trip To Boyolali

Jumat, tgl 15 Dec aku bersama keluarga berangkat ke Boyolali, start from Bandung at 9.30 am. Agenda acaranya adalah sowan ke keluarga Kris, dan melamarnya untuk si Ali. Mamaku yang tidak berpengalaman ngelamar anak orang bertanya padaku ngapain aja di acara itu. Lha mana aku tauuuu...aku kan belum pernah dilamar orang. Hehehe...Sama-sama belum berpengalamanlah.

Kita berangkat lewat jalur selatan yang berkelok-kelok. Asyik juga sih, pemandangannya tidak terlalu membosankan seperti jalur pantura. Lagipula Kang Wawan the driver punya 'sense of driving' yang tinggi, enaklah caranya nyetir. Tidak seperti Ali yang kalo nyetir kayak maen Nintendo, mengerikan! Masih inget beberapa tahun yang lalu waktu nemenin dia pulang ke Bandung lewat Purwakarta, Masya Allah...gw hampir tinggal nama!

Di suatu titik di Purwakarta, mobilnya Mas Zardi yang waktu itu masih bagus hampir ditelan truk karena si Ali pengen nyalip truk di depannya, tetapi tidak melihat ada truk di jalur kanan melaju dengan kecepatan tinggi from out of nowhere. Sejenak baik truk maupun mobil kami berhenti dan bengong, dan pelan2 Ali jalan ke jalurnya yang benar. Sejak dari lokasi itu sampai Bandung mataku melotot terus, trying to be a good navigator.

Kembali ke jalur selatan, kami menikmati perjalanan dengan santai. Saking santainya, sampai Boyolali sudah jam 11 malam! Lebih dari 12 jam? Tapi tidak apa2lah. Yang penting selamat. Kami nginep di Hotel Merbabu whatever, yang lokasinya deket rumah Kris. Lumayan juga hotelnya, kecuali hot water yang absen di kamar mandinya, pelayanan lain cukup bagus. Terutama sarapan roti bakar yang jarang aku dapatkan bahkan di hotel bintang tiga kayak hotel Makara UI. Nafsu nih kalo inget Makara lagi, gak profesional banget deh!!

Sabtu siang acara di rumah Kris. Sebelum jam 11 Kris telepon, bilang supaya jam 11 teng sudah di tempat. Sampai di rumah Kris sudah banyak sekali orang! Lho katanya cuman keluarga, kok ini orang sekampung pada datang? Mamaku bingung setengah mati, karena gak nyangka akan menjadi begini acaranya. Jangankan mama, Kris aja bingung. Hehehe...tapi ya ora opo2, kan jadi banyak dapat restu. Sampai ada backdrop "Mohon Doa Restu" segala lagi.

Yang menarik dari acara itu adalah acara "menentukan tanggal dan tempat akad nikah". Baru kali ini aku ikut acara negosiasi antar keluarga seperti ini. Pernah sih diceritain sama teman2, kalo acara itu bakal alot, tapi kemarin baru ngalamin sendiri. Asyik juga. Dan sepertinya tidak sealot cerita teman2ku yang sampai pake acara ngotot-ngototan segala.

Yang akhirnya jadi kembali ke jalur yang benar adalah, pernikahan diadakan di tempat perempuan. Tadinya ada rencana menikah di Medan. Tadinya aku bingung setengah mati karena setahu aku menikah ya di tempat perempuan. Meskipun bingung, ada perasaan happy juga karena ada kemungkinan aku boleh nikah di Jakarta. Lha wong teman2 dan rekanan semuanya berada di Jakarta dan sekitarnya, masa aku akan menikah di tempat yang aku gak kenal blas orang2nya?

Kalo di acara lamaran ini, yang negosiasi adalah keluarga dan calon penganten, setelah ada kata sepakat untuk melangsungkan pernikahan di Boyolali (btw ini sebetulnya adalah permintaan ibuku sebelumnya, tapi adikku yang sok tau itu mementahkannya dengan alasan tidak mau menunda2 acara adat).

Keluarga ngotot diadakan awal Januari, calon manten ngotot diadakan awal ato akhir Jan. Gila juga kalo jadi tgl 2 Jan, 2 weeks ahead!!! This is a once in a lifetime event, folks. Kecuali kalo Kris ato Ison berencana ngikutin jejak Aa' Gym, jadi twice in a lifetime, fourth in a lifetime, nyam nyam....

Maka dengan alasan "hati belum siap", mereka ingin ngundurin waktu pernikahan. Si Ali yang narsis ingin diadakan tepat tgl lahirnya, 26 Jan. Tapi karena tgl 20 Jan sudah tanggal 1 Suro, dan orang Jawa pantang menikah di bulan Suro, ya kudu sebelum tgl 2o deh. Akhirnya ditetapkan hari Sabtu Kliwon, 13 Jan. Hiii....untung bukan Friday the 13th Kliwon, bisa2 dedemit ikutan pesta di sana.

Selesai acara lamaran, makan duren yang disediakan mamanya Kris. Kenyang makan duren, makan lagi!!! Bouuusssyeeetttt...sesampai di hotel langsung tergeletak lemes, sementara Ison dan Kris kudu kuliah pranikah dulu. Hihihihi...

To be continued..........

Tuesday, December 12, 2006

Pelatihan selesai....

Sejak kemarin aku ikut Pelatihan SEM (Structural Equation Model) ala LISREL dan SIMPLIS (nah lho....apa kepanjangannya juga gw ga taw). Dua hari yang menyiksa! Pak Joni bilang kepalanya ngebul abis pelatihan, kalo aku malah kebalikannya, kepalaku seger...kenapa? Karena aku ngantuk berat dan sukses bobo di sela2 Bapak nerangin istilah-istilah yang aku ga ngerti blasss...


Sebetulnya ini kali kedua aku ikut training tentang LISREL. Kali pertama adalah waktu Pak JU bossnya Psikometri yang membawakan materi ini. Waktu itu aku ga ngerti, tapi cukup terhibur dengan "When I was..."nya Pak JU.

Meskipun dulu waktu kuliah Statistik sudah pernah didongengin beliau tentang pengalaman belajarnya di UCLA, yang sekarang agak lebih canggih karena melibatkan foto-foto temannya yang sekarang sudah ”jadi” semua. Buku-buku dan software statistik yang jadi pegangan kita sekarang ternyata karya dari mantan teman kuliah Pak JU. Nggilane...pantesan aja si Bapak bangga banget sama almamaternya.

Hari pertama aku masih dengerin penjelasan Bapaknya, jadi rada mudheng dikit. Hari kedua praktis aku tidak dengerin apapun, sering keluar ruangan, atau kalau di lagi dalam sibuk buka email, chatting, ngerjain tugas, persiapan kuliah besok, or simply gangguin Mbak Yanki yang serius banget. Habis badanku dijadiin sasaran cubitan Mbak Yanki di sebelahku yang gemes karena aku gak konsentrasi. Mbak Yanki mah enak, sekarang sedang ngolah data untuk disertasinya, jadi emang kudu serius dengerin supaya proses pengolahan datanya lancar.

Di akhir sesi (kira-kira jam 3 sore), tiba-tiba aku insyaf. Aku mulai serius belajar SIMPLIS dengan menggunakan data tesisku dulu. Weleh...ternyata banyak juga yang harus dipelajari ulang! Aku mulai dari impor data dari SPSS ke LISREL, and guess what...ternyata orang secanggih pengajarnya gak bisa juga nyelesaiin my simple problem here: imputing my missing value data for nearly 120 variables!

Meskipun waktu Pak WD memaksaku ikut pelatihan aku ogah-ogahan berat karena pengalaman pertama yang bikin malas, sekarang aku malah semangat nerusin pelatihan ini dengan menggunakan my own data. Pak WD bilang, kita coba olah sendiri dulu data dan catat semua problem, dan nanti kita undang kembali Bapaknya untuk mengajar kita kembali. Okay boss....:-)

Friday, December 08, 2006

Ngantuk oh Ngantuk....

Hari ini aku ngantuuuuuk berat. Tambah lagi tidak konsentrasi mengerjakan segala sesuatu. Atau tidak konsentrasi itu akibat dari ngantuk? Gak tau ah, malas mikir.

Untung pekerjaan yang urgent dan annoying dapat aku selesaikan tadi malam sembari menunggu nyak dan babe mendarat di Cengkareng. Ada hikmahnya juga pesawat mereka delayed. Harusnya nyampe Jakarta jam 8.30, nyampenya jam 10-an. Padahal aku sudah berada di Cengkareng sejak kurang dari jam 8.00.

Tau gitu, aku tidak ngotot berangkat dari kantor abis magrib deh. Waktu berangkat hujan deras sekali, aku sampai takut tergelincir di jalan. Dari Lenteng Agung aku sudah mulai berpikir apakah akan masuk tol atau tidak, mengingat jalan tol yang basah tentunya akan menyemburkan air dari mobil2 yang melaju, yang membuat jarak pandangku jadi pendek sekali. Tanpa hambatan itu aja aku sudah tidak merasa nyaman nyetir malam.

Tapi akhirnya aku memilih jalan tol, lewat Tg Priok. Kalau dari sana kayaknya lebih cepet nyampe Cengkareng. Bener aja, belum jam 8 aku dah nyampe. Hhhhh.....

Tapi aku harus bersyukur karena waktu menungguku tidak terbuang sia-sia. Tugasku selesai dalam waktu 2 jam! Relatif gak banyak gangguan karena kalo dah malam begini para penunggu udah gak banyak yang bersliweran di jalan. Yang bikin jengkel justru suara-suara dari para tukang yang sedang jebolin lantai, entah untuk bikin apa.

Sesampainya di Jakarta bukannya langsung pulang, eee mereka makan dulu. Bang Victor membawakan makanan dari McDonald’s. Aku sih udah makan tadi, Rp 21 ribu untuk nasi dan ikan kembung. Hehehe...itung2, sewa tempat buat kerja deh. Jadi kami baru keluar dari Cengkareng jam 11 malam.

Nyampe di rumah jam 12 lewat dikit, nyak dan babe tidur di kamarku. Kamarku memang punya 2 tempat tidur, tapi dua-duanya ukuran single. Mana bisa tidur bertiga di sana? Maka akupun mengalah, tidur di ruang tamu. Kasihan deh aku. Aku bawa bed cover dan selimut, serta dua boneka terbaik untuk menemaniku (Teddy dan Banana), tetap saja gak bisa tidur. Praktis aku baru tidak sadar waktu setelah jam 3 dinihari. Tadinya sih mau nonton ”What Lies Beneath” tapi kok ya, aku mendadak jadi paranoid ya? Terakhir nonton film ini aku gak happy, karena suaminya jahat….

Pagi-pagi aku masih ngantuk tapi harus beres-beres berangkat kerja. Nyak dan babe bersiap untuk ke tempat opung di Bintara Bekasi. Mereka tanya aku pulang jam berapa hari ini, aku jawab jam 7 malam. Mereka bilang, kalau mereka pengen pulang, jemput ya? Haaaahhh??!!! Jemput di Bekasi malam2? Udah gila apa? Dan dengan keadaan ngantuk berat ini? Hiks!

PS. Di sini lagi ribut video porno Yahya Zaini dan Maria Eva, lalu keputusan poligaminya Aa’ Gym. Tadi pagi Pak WD ngasih liat video YZ dan ME asyik masyuk, yang didapat dari Pak UAM. Haiiiiyyyaaa….tetep aja….aku ngantuk.

Friday, December 01, 2006

Finally…it’s over

Akhirnya seminar nasional “Green City” yang diselenggarakan oleh Asosiasi SYLFF-UI berakhir juga. Penderitaan yang tak terbayarkan di dunia, mudah-mudahan diterima oleh Yang Maha Kuasa. Hehehe…

Persiapan seminar yang memakan waktu dan biaya tidak sedikit itu kami lakukan secara intensif 2 minggu terakhir, meskipun terseok-seok karena penyelenggaranya punya kerjaan masing-masing yang lebih penting. Penyelenggara aktifnya hanya 4 orang! Ditambah 1-2 orang lagi yang datang silih berganti waktu rapat-rapat persiapan, praktis yang kerja pada hari H-nya hanya 4 orang. Untunglah ada bantuan dua orang mahasiswa, dan bantuan tak terduga dari beberapa orang lainnya, antara lain Manajer Humasnya FISIP-UI, oh thanks dear...you’re very helpful...

Semua pembicara yang sudah dipesan sejak awal akhirnya bisa hadir. Pak Emil Salim yang bikin deg-degan seminggu terakhir karena ada kabar beliau diundang ke Aceh oleh BRR pada tanggal 30 November, bisa juga hadir karena acara di Aceh dipending. Thank God. Lalu wakil dari Kementerian Lingkungan Hidup yang zibuuukkk berat, makalahnya gak datang-datang sampai hari H! Aku gak bisa being nice to him waktu beliau telepon konfirmasi kedatangannya, mungkin sangat kedengeran suaraku yang kesel berat. Baru pada hari seminar itu beliau datang sambil menenteng makalah untuk diperbanyak! Ya sudahlah…ketika beliau datang aku pun bisa bersikap baik kok, karena pada dasarnya aku ini anak baik. Hehehehe...

Acara berlangsung tertib, mungkin ada sedikit kekurangan di sana sini. Ya iyalaaahhh…yang kerja cuman 4 orang untuk peserta sekitar 100 orang, mustinya Asosiasi SYLFF-UI itu masuk MURI karena we are the superwomen. Tidak perlu pake event organizer, kita sudah sukses membuat acara ini. Thanks to Pak Eko untuk beautiful anggreknya yang menghiasi auditorium hampir tanpa pamrih. Thanks to all the people yang membantu menyukseskan acara ini…juga hampir tanpa pamrih. Semoga kebaikan Anda semua dibalas oleh Yang Maha Kuasa.

Berita tentang seminar ini dimuat di beberapa media, diantaranya Kompas yang memuatnya pada hari ini. Hanya saja, sayang sekali di berita tersebut tidak disebutkan sama sekali penyelenggaranya, yang disebutkan hanya 2 pembicara pertama: Bu Linda Ibrahim dan Citra. Waktu dikonfirmasi ke reporter yang meliput acara, dengan enteng dia bilang ”kalau mau menonjolkan penyelenggaranya jangan diadakan di UI” Lho piye tho? Diselenggarakan dimanapun seharusnya penyelenggara dan venue kan musti disebutkan. Dan kami pun bukan ingin menonjolkan diri sebagai penyelenggara kok. Yang kami inginkan adalah pengakuan Asosiasi SYLFF UI. Emang sih, aneh banget juga nama SYLFF ini, hampir tidak ada artinya. Apa yang akan kami sampaikan ke Isamu dan Ellen? Bahwa kami ingin merubah nama yang lebih ”menjual”? Mudah-mudahan sih media lain yang juga meliput acara ini berbaik hati mau menyebutkan siapa penyelenggaranya, karena kami bekerja siang dan malam bukan untuk tidak dipublikasikan. Hehehe....banci tampil!

Kerja yang kelihatannya sudah kelar ini sebetulnya belum kelar lho. Itu karena ada janji dari kami untuk membuat sebuah buku yang berkaitan dengan Green City. Beberapa peserta yang berminat pada pembuatan buku ini seusai seminar bertanya kepadaku secara antusias tentang proyek perbukuan. Aku jawab proyeknya akan dimulai tahun depan dan materinya adalah dari seminar dan masukan2 dari sumber lain, seperti milis green_society yang dimiliki oleh asosiasi. Ah doakan saja semangat green city kami tidak luntur tahun 2007.