Finally…it’s over
Akhirnya seminar nasional “Green City” yang diselenggarakan oleh Asosiasi SYLFF-UI berakhir juga. Penderitaan yang tak terbayarkan di dunia, mudah-mudahan diterima oleh Yang Maha Kuasa. Hehehe…
Persiapan seminar yang memakan waktu dan biaya tidak sedikit itu kami lakukan secara intensif 2 minggu terakhir, meskipun terseok-seok karena penyelenggaranya punya kerjaan masing-masing yang lebih penting. Penyelenggara aktifnya hanya 4 orang! Ditambah 1-2 orang lagi yang datang silih berganti waktu rapat-rapat persiapan, praktis yang kerja pada hari H-nya hanya 4 orang. Untunglah ada bantuan dua orang mahasiswa, dan bantuan tak terduga dari beberapa orang lainnya, antara lain Manajer Humasnya FISIP-UI, oh thanks dear...you’re very helpful...
Semua pembicara yang sudah dipesan sejak awal akhirnya bisa hadir. Pak Emil Salim yang bikin deg-degan seminggu terakhir karena ada kabar beliau diundang ke Aceh oleh BRR pada tanggal 30 November, bisa juga hadir karena acara di Aceh dipending. Thank God. Lalu wakil dari Kementerian Lingkungan Hidup yang zibuuukkk berat, makalahnya gak datang-datang sampai hari H! Aku gak bisa being nice to him waktu beliau telepon konfirmasi kedatangannya, mungkin sangat kedengeran suaraku yang kesel berat. Baru pada hari seminar itu beliau datang sambil menenteng makalah untuk diperbanyak! Ya sudahlah…ketika beliau datang aku pun bisa bersikap baik kok, karena pada dasarnya aku ini anak baik. Hehehehe...
Acara berlangsung tertib, mungkin ada sedikit kekurangan di sana sini. Ya iyalaaahhh…yang kerja cuman 4 orang untuk peserta sekitar 100 orang, mustinya Asosiasi SYLFF-UI itu masuk MURI karena we are the superwomen. Tidak perlu pake event organizer, kita sudah sukses membuat acara ini. Thanks to Pak Eko untuk beautiful anggreknya yang menghiasi auditorium hampir tanpa pamrih. Thanks to all the people yang membantu menyukseskan acara ini…juga hampir tanpa pamrih. Semoga kebaikan Anda semua dibalas oleh Yang Maha Kuasa.
Berita tentang seminar ini dimuat di beberapa media, diantaranya Kompas yang memuatnya pada hari ini. Hanya saja, sayang sekali di berita tersebut tidak disebutkan sama sekali penyelenggaranya, yang disebutkan hanya 2 pembicara pertama: Bu Linda Ibrahim dan Citra. Waktu dikonfirmasi ke reporter yang meliput acara, dengan enteng dia bilang ”kalau mau menonjolkan penyelenggaranya jangan diadakan di UI” Lho piye tho? Diselenggarakan dimanapun seharusnya penyelenggara dan venue kan musti disebutkan. Dan kami pun bukan ingin menonjolkan diri sebagai penyelenggara kok. Yang kami inginkan adalah pengakuan Asosiasi SYLFF UI. Emang sih, aneh banget juga nama SYLFF ini, hampir tidak ada artinya. Apa yang akan kami sampaikan ke Isamu dan Ellen? Bahwa kami ingin merubah nama yang lebih ”menjual”? Mudah-mudahan sih media lain yang juga meliput acara ini berbaik hati mau menyebutkan siapa penyelenggaranya, karena kami bekerja siang dan malam bukan untuk tidak dipublikasikan. Hehehe....banci tampil!
Kerja yang kelihatannya sudah kelar ini sebetulnya belum kelar lho. Itu karena ada janji dari kami untuk membuat sebuah buku yang berkaitan dengan Green City. Beberapa peserta yang berminat pada pembuatan buku ini seusai seminar bertanya kepadaku secara antusias tentang proyek perbukuan. Aku jawab proyeknya akan dimulai tahun depan dan materinya adalah dari seminar dan masukan2 dari sumber lain, seperti milis green_society yang dimiliki oleh asosiasi. Ah doakan saja semangat green city kami tidak luntur tahun 2007.
Akhirnya seminar nasional “Green City” yang diselenggarakan oleh Asosiasi SYLFF-UI berakhir juga. Penderitaan yang tak terbayarkan di dunia, mudah-mudahan diterima oleh Yang Maha Kuasa. Hehehe…
Persiapan seminar yang memakan waktu dan biaya tidak sedikit itu kami lakukan secara intensif 2 minggu terakhir, meskipun terseok-seok karena penyelenggaranya punya kerjaan masing-masing yang lebih penting. Penyelenggara aktifnya hanya 4 orang! Ditambah 1-2 orang lagi yang datang silih berganti waktu rapat-rapat persiapan, praktis yang kerja pada hari H-nya hanya 4 orang. Untunglah ada bantuan dua orang mahasiswa, dan bantuan tak terduga dari beberapa orang lainnya, antara lain Manajer Humasnya FISIP-UI, oh thanks dear...you’re very helpful...
Semua pembicara yang sudah dipesan sejak awal akhirnya bisa hadir. Pak Emil Salim yang bikin deg-degan seminggu terakhir karena ada kabar beliau diundang ke Aceh oleh BRR pada tanggal 30 November, bisa juga hadir karena acara di Aceh dipending. Thank God. Lalu wakil dari Kementerian Lingkungan Hidup yang zibuuukkk berat, makalahnya gak datang-datang sampai hari H! Aku gak bisa being nice to him waktu beliau telepon konfirmasi kedatangannya, mungkin sangat kedengeran suaraku yang kesel berat. Baru pada hari seminar itu beliau datang sambil menenteng makalah untuk diperbanyak! Ya sudahlah…ketika beliau datang aku pun bisa bersikap baik kok, karena pada dasarnya aku ini anak baik. Hehehehe...
Acara berlangsung tertib, mungkin ada sedikit kekurangan di sana sini. Ya iyalaaahhh…yang kerja cuman 4 orang untuk peserta sekitar 100 orang, mustinya Asosiasi SYLFF-UI itu masuk MURI karena we are the superwomen. Tidak perlu pake event organizer, kita sudah sukses membuat acara ini. Thanks to Pak Eko untuk beautiful anggreknya yang menghiasi auditorium hampir tanpa pamrih. Thanks to all the people yang membantu menyukseskan acara ini…juga hampir tanpa pamrih. Semoga kebaikan Anda semua dibalas oleh Yang Maha Kuasa.
Berita tentang seminar ini dimuat di beberapa media, diantaranya Kompas yang memuatnya pada hari ini. Hanya saja, sayang sekali di berita tersebut tidak disebutkan sama sekali penyelenggaranya, yang disebutkan hanya 2 pembicara pertama: Bu Linda Ibrahim dan Citra. Waktu dikonfirmasi ke reporter yang meliput acara, dengan enteng dia bilang ”kalau mau menonjolkan penyelenggaranya jangan diadakan di UI” Lho piye tho? Diselenggarakan dimanapun seharusnya penyelenggara dan venue kan musti disebutkan. Dan kami pun bukan ingin menonjolkan diri sebagai penyelenggara kok. Yang kami inginkan adalah pengakuan Asosiasi SYLFF UI. Emang sih, aneh banget juga nama SYLFF ini, hampir tidak ada artinya. Apa yang akan kami sampaikan ke Isamu dan Ellen? Bahwa kami ingin merubah nama yang lebih ”menjual”? Mudah-mudahan sih media lain yang juga meliput acara ini berbaik hati mau menyebutkan siapa penyelenggaranya, karena kami bekerja siang dan malam bukan untuk tidak dipublikasikan. Hehehe....banci tampil!
Kerja yang kelihatannya sudah kelar ini sebetulnya belum kelar lho. Itu karena ada janji dari kami untuk membuat sebuah buku yang berkaitan dengan Green City. Beberapa peserta yang berminat pada pembuatan buku ini seusai seminar bertanya kepadaku secara antusias tentang proyek perbukuan. Aku jawab proyeknya akan dimulai tahun depan dan materinya adalah dari seminar dan masukan2 dari sumber lain, seperti milis green_society yang dimiliki oleh asosiasi. Ah doakan saja semangat green city kami tidak luntur tahun 2007.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home