Debby@Home

“I asked God for strength that I might achieve; I was made weak that I might humbly learn to obey. I asked for help that I might do greater things; I was given infirmity that I might do better things. I asked for all things that I might enjoy life; I was given life that I might enjoy all things. I got nothing that I asked for, but everything I hope for; almost despite myself, my unspoken prayers were answered. I among all men am truly blessed”

My Photo
Name:
Location: Depok, West Java, Indonesia

I am an ordinary woman with extraordinary interest in everything

Friday, January 30, 2004

Dari Seorang Teman:

Dialog antara seorang suami - yang pingin Poligami - dengan isterinya :

Isteriku...
Jika engkau bumi, akulah mentari...
Aku menyinari kamu, kamu mengharapkan aku...
Ingatlah bahtera yang kita kayuh...
Mentari menyinari bumi, ah silau...
Tapi, aku ingat satu hal...
Bahwa bukan hanya bumi yang disinari mentari...
Jadi relakanlah aku menyinari planet lain...
Menebar sinarku, menyampaikan faedah adanya aku...
Karena itu sudah kodrati...

Jawab sang Isteri:
Suamiku...
Bila Kau memang mentari...
Aku rela kau berikan sinarmu tuk planet lain...
Karena mereka juga butuh sinarmu...
Dan aku pun tak kan pernah kekurangan cahayamu...
Tapi bila kau hanya sebuah lilin...
Janganlah bermimpi menyinari planet lain...
Kamar kitapun belum sanggup kau terangi...
Berkacalah pada cermin disudut sana...
Di tengah remang-remang cahayamu...
Lihatlah siapa dirimu, mentari atau lilin???...

Hari terakhir di WVI

Enam bulan terakhir ini aku telah menghabiskan siang hariku on week days di World Vision, sebuah NGO yang berlokasi di Gondangdia. Setiap ke sana (tidak setiap hari karena statusku di sana hanyalah konsultan) aku menggunakan krl ekonomi. Bisa saja sih menggunakan krl bisnis depok express tapi karena tempat pemberhentiannya tidak strategis buatku, aku hanya menggunakannya sekali-sekali saja, misalnya kalau lagi tidak enak badan atau dengkul belum sembuh dari biru-biru akibat adu dengkul dengan penumpang krl.

Walau krl ekonomi tidak terlalu menyenangkan, tapi aku selalu enjoy the ride, terutama kalau aku berhasil menghindari kelompok-kelompok penghuni kereta yang doyan teriak bersahut-sahutan. Sebuah prestasi bagiku mengingat aku seringkali terjebak di antara mereka. Semakin hari semakin banyak saja ingroup-ingroup (semacam paguyuban) yang terbentuk di kereta. Kalau mereka sudah berkumpul, dan anda jadi outgroup di sana, dijamin tersiksa sepanjang perjalanan. Nggak cewek, nggak cowok, semuanya terlalu akrab menurut aku, sampai peluk-pelukan antara cewek dan cowok. Kupikir mereka pacaran. Nggak lama kemudian cewek yang sama pelukan lagi sama cowok yang lain. Kuputuskan mereka semua sudah gila. Memang banyak cerita yang aku dapat tentang ‘pertemanan’ di kereta, yang kata rumor perselingkuhan bukan sesuatu yang luar biasa. Ah sudahlah, their choices. Mereka biasanya janjian di gerbong berapa, deretan tempat duduk yang mana. Nah, kalau kita bisa selamat dari lokasi janjian mereka, rasanya seperti menang dari pertandingan walaupun dari kejauhan masih terdengar teriakan-teriakan seru yang kadang-kadang terdengar jorok.

Satu hal yang pasti paling aku rindukan adalah obrolan makan siang bersama teman-teman di kantor. Kami bisa ngobrol apa saja, dari politik (ceila!), sosial, ekonomi, sampai hankam, bahkan komplotan si kolor ijo pun bisa jadi topik pembicaraan. Kalau sedang tidak ada topik, kami makan sambil nonton VCD saja. Lumayan. Topik obrolan yang paling aku suka adalah pengalaman-pengalaman mereka ketika keluar kota. Karena WVI bergerak di bidang community development, staf WVI selalu traveling baik di dalam maupun keluar negeri. Pengalaman mereka sangat seru, mulai dari pengalaman pertama naik pesawat (cerita ini mengingatkanku pada kekonyolan-kekonyolan Mr. Bean), pengalaman pertama keluar negeri, sampai ke pengalaman pertama masuk daerah pedalaman Papua. Nyaris membuat aku iri dan ingin bergabung.

Minggu depan aku sudah berada di kantor yang lain lagi (kalau boleh menyebutnya kantor sih). Aku sepertinya memang sudah ditakdirkan untuk bekerja di bidang pendidikan. Selama ini aku mencoba untuk menghindarinya, dengan melamar di semua tempat (berlebihan ding) asalkan bukan sekolahan, tapi gayung tak bersambut. Alhasil aku harus back to campus. Ada baiknya juga, karena aku tidak perlu lagi naik krl. Ini berarti aku tidak harus bertemu dengan komplotan paguyuban krl itu! Aku akan jalan kaki saja dan voila….sampe deh di kantor. Rasanya seperti kuliah lagi, hanya saja kali ini bukan tugas kuliah yang bakal ngejar-ngejar aku, tapi mahasiswa! Ah, si Adri mah seneng-seneng aja, salah satu mahasiswanya Desy Ratnasari sih (Adri ini mantan temen kuliahku yang bakal jadi partner kerjaku mulai februari ini) ---> oooiii cowok-cowok ganteng, pada kuliah dong di pasca f-psi ui! :)))

Sebenarnya aku agak ngeri kerjasama dengan Adri (mudah-mudahan Adri ndak pernah tau blog-ku ini), soalnya kalau bertemu agak lama dengannya, ujung-ujungnya pasti berantem. Aku ingat waktu kita melakukan penelitian di PT CPI Rumbai (Riau) dua tahun yang lalu. Aku dan Adri satu tim waktu itu. Karena perbedaan pendapat tentang bagaimana menyusun laporan, kami bertengkar di jalan sepulang dari mess hall (padahal perut lagi kenyang banget lho!) dan jadi tontonan orang-orang lewat (nggak juga sih, karena jalan kaki di kompleks itu aja sudah cukup mengundang orang memandang iba pada kita, hehehe). Yang mungkin bikin orang lain kagum, sehabis bertengkar kita bisa bekerjasama lagi dalam tempo yang sesingkat-singkatnya seolah-olah pertengkaran tadi tidak pernah ada. That’s why I liked working with him.

Adios WVI….Adios krl…egh belum ding, karena aku masih hutang satu pelatihan lagi buat staf WVI. Hihihihihi….

Wednesday, January 28, 2004

Paketku Nyampe!!!

Setelah doa-doa dan adu mulut sama pak pos dan bu pos, telepon dilempar kesana kemari, dan kena macet luar biasa di perempatan Simatupang demi mempertanyakan nasib kirimanku di kantor pos wijaya grand center, hari ini akhirnya nyampe juga kepada yang berhak…thank God! Kata adikku, dia datang ke kantor pos besar medan berbekal nomor resi dan KTP, ternyata kiriman tersebut masih bertengger di sana. Ya sudahlah, tak usah berpanjang2 lagi yang penting udah sampai, dan tiada maaf buat kantor pos. Mendingan aku nyari tiki atau elteha sampai ke ujung dunia sekalipun daripada pake kantor pos lagi seumur hidupku, NEVER!!!

Tuesday, January 27, 2004

Paket Belum Sampai!!

Hari ini aku pantes cemas karena paketku belum diterima, keterlaluaaaannnnnn.....huh!


Yuni Lulus

Berita menggembirakan datang dari seorang adik kelas yang adiiiik banget (hehehe gimana tidak adik, wong dia angkatan 98). Yuni lulus dengan nilai A-. Cukup baiklah menurut aku. Kenapa aku concern sekali sama Yuni? Karena aku telah jadi pembimbing bayangannya selama satu semester terakhir ini, hihihihi....aku rombak skripsinya menjadi yang aku inginkan (nggak ding, nggak seluruhnya, tapi yang terpenting adalah aku mencekoki dia ilmu2 yang tak pernah dia dapatkan di JIP). Congratulations Yun....

Kereta...oh...kereta.....

Kemarin sore, seperti biasa aku pulang dari kantor jam 4. Dapet krl jam 4.30, ke kota dulu seperti biasa...demi tempat duduk. Kereta hari ini sepertinya lancar banget dan tidak terlalu penuh. Padahal biasanya kalo jam2 segitu, duduk pun tidak nyaman, karena musti adu dengkul sama yang berdiri (sampe di rumah aku suka periksa2 dengkul dan sekitar paha, pasti ada yang biru, hehehe). Herannya, aku tak pernah kapok naik krl, kendaraan rakyat kelas bawah yang kadang2 nyenengin tapi seringnya nyebelin. Abis muraaaah sihhhhhh....Kembali ke pengalaman kemarin sore. Aku lagi baca Harry Potter V yang lagi seru-serunya (waktu itu lagi di bagian Profesor Umbridge melakukan detensi terhadap Harry), kereta tiba-tiba stop di tengah jalan! Ya ampun, doaku yang tak senonoh itu terkabul. Well, sebelumnya sih aku mbatin kok ini kereta cepet banget sih udah sampe pasar minggu baru, lagi seru nih bacaannya. Bener aja, sejam lebih kereta berhenti di antara ps minggu baru dan ps minggu entah apa sebabnya, dan parahnya lagi, puanaaasss minta ampun. Sapu tanganku sampe basah kena keringet, keringat bapak2 yang berdiri di depanku netes di buku yang sedang aku baca (iiiiihhhhhhh...) dan aku mendadak sesak nafas. Keterlaluan! Mbak2 di sebelahku ngedumel, dia bilang ini pasti karena ada rel yang dicuri. Hah?! Iseng bener orang yang mencuri rel. Katanya lagi, ini sering terjadi. Weleh...lama dong nungguin rel yang dicuri buat disambung lagi? Tapi aku dengan sabar menunggu. Bukan apa2, aku kan gak menguasai daerah itu, takut di jalan ketemu si kolor ijo, hiiiiiii....(kolor ijo ini lagi jadi momok buat perempuan se-jabodetabek akhir-akhir ini karena kononnya dia suka memerkosa dan pake ilmu hitam!). Kembali ke kereta, untung ada si Harry...tapi lama-lama aku merasa otakku meleleh karena kepanasan, gak bisa baca! Penyakit lain: kebelet, haus, laper, sesak napas. Can you imagine?? Tapi akhirnya, keretaku jalan juga...udah jam 7.30...legaaaa....ada angin masuk dari jendela. Usut punya usut, ternyata kereta berhenti bukan karena rel-nya dicuri orang, tapi karena ada bus yang terjun dari jalan layang di simatupang yang menutupi rel kereta. Kok bisa ya? Hmmmm....sampe stasiun ui (harusnya aku sampai di sini saja) aku baru inget harus ke atm, i'm bokek abis bo...maka aku teruskan perjalanan sampe stasiun pondok cina. Aku inget di dekat gunadarma ada atm. Sampe rumah jam 8 malam, oohhh...lelahnya.....dan besok pagi aku harus menggunakan krl lagi...:( Semoga bulan depan gak perlu naik krl :)

Monday, January 26, 2004

Don't believe in Kantor Pos!

Lagi harap-harap cemas, karena dah dua minggu kiriman paket gak nyampe2 ke tujuan. Padahal pak pos berjanji paket akan nyampe in 4 days. Oh God....kenapa juga aku pake pos ya? Tahun2 sebelumnya habis bayar pajak mobil, aku kirim BPKB/STNK selalu menggunakan jasa kurir, tapi kali ini entah kenapa pake pos...hiks hiks!! Padahal di mana2 aku lihat kantor pos jauh lebih indah daripada kantor2 jasa kurir macam tiki, elteha. Bahkan kemarin aku liat di pasar minggu ada kantor pos baru dibangun, indah sekali itu bangunan. Aku pikir sayang kalo buat kantor pos, mendingan buat restoran deh :(

Pesan moral: JANGAN PAKE POS INDONESIA KALO MAU KIRIM PAKET!

Lagi kangen sama emak :)

kubuka album biru
penuh debu dan kusam
kupandangi semua gambar diri
kecil bersih belum ternoda

pikirkupun melayang
dahulu penuh kasih
teringat semua cerita orang
tentang riwayatku

kata mereka diriku selalu dimanja
kata mereka diriku selalu ditimang

nada nada yang indah
selalu terurai dariku
tangis anak dari bibirku
takkan jadi deritamu

tangan halus dan suci
telah menangkap tubuh ini
jiwa raga dan seluruh hidup
rela diberikan

kata mereka diriku selalu dimanja
kata mereka diriku selalu ditimang

oh bunda ada dan tiada dirimu
kan selalu ada didalam hatiku

Thursday, January 22, 2004

Rani encouraged me to have my own blogspot weeks ago, and now I'm trying hard to make it real. But I don't have anything to say right now, except that I feel like I'm in a lazy Sunday morning. I've finished my already boring job yesterday (thank God!) and I'm catching up with another one. Wish me luck.