Debby@Home

“I asked God for strength that I might achieve; I was made weak that I might humbly learn to obey. I asked for help that I might do greater things; I was given infirmity that I might do better things. I asked for all things that I might enjoy life; I was given life that I might enjoy all things. I got nothing that I asked for, but everything I hope for; almost despite myself, my unspoken prayers were answered. I among all men am truly blessed”

My Photo
Name:
Location: Depok, West Java, Indonesia

I am an ordinary woman with extraordinary interest in everything

Friday, June 25, 2004

Iseng….

Minggu lalu, sepulang dari WVI naik krl aku tidak sengaja mendengar percakapan dua orang ibu, yang seorang memakai seragam PNS (A) dan yang seorang lagi berpakaian biasa saja (B). Mulanya aku tak tertarik mendengar mereka saling bercerita, tapi ketika sampai di Stasiun Pasar Minggu, aku sempet curi-curi dengar juga. Well, rasanya sih bukan curi-curi dengar, wong mereka bercerita cukup keras juga kok. Dan karena ceritanya lucu banget, aku jadi teringat sampai sekarang. Salah dua yang terdengar adalah seperti ini:

B: Baru-baru ini tetangga saya kemalingan. Trus malingnya ketangkep basah sama tetangga saya, dia berusaha menghalangi maling itu. Eeee…tu maling bawa-bawa golok! Waktu dia mengayunkan goloknya, teman saya menangkis pake tangan kirinya. Tangannya sampai putus lho jeng!.Tapi yang bikin saya heran, kok gak mati ya? Padahal ada orang yang niat bunuh diri sampai potong nadi segala, bisa mati padahal tangannya gak sampai putus.

A: Eh jeng…urat nadi itu kan adanya di tangan kanan. Makanya orang-orang yang mau bunuh diri dengan memotong urat nadi, mereka melakukannya di tangan kanan. Sebab kalau di tangan kiri gak ada urat nadi, kalau kepotong pun gak akan mati. Jadi kalau mau nangkis serangan pakailah tangan kiri, dijamin gak bakal mati!

B: Ooooo…gitu ya…trus jeng, tetangga sodara saya kan punya anak laki-laki, masih TK. Mereka orang batak (nah kenapa ini ibu sampai menegaskan tetangga sodaranya orang batak, aku pun gak ngerti – deb). Adik suaminya yang perempuan kan tinggal di sana, disuruh ngasuh si anak. Si tante ngomongnya gagap. Lama-lama anaknya pun jadi gagap. Suatu hari guru sekolah si anak memanggil bapaknya, bertanya mengapa anaknya sekarang kok jadi gagap, padahal sebelumnya tidak.

A: Wah jeng….hati-hati lho…kalo dibiarin lama-lama tuh anak bisa tuli. Tetangga saya nih, udah gagap tuli pula. Bilangin tuh sama tetangga sodaranya, kasian kalo anaknya jadi tuli…

Thursday, June 10, 2004

Cinta? Dialog dengan diri sendiri

Seorang teman menanggapi puisi yang diberikan Iqbal buatku kemarin sore. Tentang 'cinta yang bukanlah cinta jika tidak berbalas'. Bahwa cinta itu berdiri sendiri, tetap indah walau tak berbalas. Well...memang cinta adalah anugerah, karena kalau jatuh cinta kita bisa merasakan birunya langit itu indah, segarnya udara itu menyenangkan. Panas, polusi udara, penyakit? gak ngaruh kalo dia ada di samping gue, karena gue mendadak sembuh!(ihik!). Tapi apakah tetap indah kalau cinta itu tak berbalas? Hmmmm...sebentar...

Kalau Bekti bisa merasakan keindahan cinta walau tak berbalas, pastinya Bekti pernah mengalaminya, sehingga dia bisa berpendapat begitu (wuih, rasanya ingin belajar dari Bekti). It's okay, semua orang punya definisi tentang cinta masing2, sesuai dengan pengalamannya. Aku bertanya pada diriku, kalau kau mencintai seseorang apa yang kau rasakan? Jawabku, aku gugup, gemetar, gak tau mau ngomong apa, kalau ada di dekatnya rasanya senaaaaaang sekali, kalau jauh aku jadi kangen, pokoknya campur aduk! Pertanyaan lagi: Indahkah itu? Jawabku, yaa...so pasti itu indah. Trus ada lagi pertanyaan lanjutan: bagaimana kalo ternyata kau bertepuk sebelah tangan? Aku akan tercenung lamaaaa sekali sebelum aku jawab: aku akan berusaha melupakan orang itu, mencari hal-hal dari dirinya yang bisa aku jadikan alasan mengapa harusnya aku tidak jatuh cinta padanya, menghindari dia sebisa mungkin, atau menjadikannya tak lebih dari seorang teman (which is doesn't work at all). Lalu pertanyaan iseng lain: apakah dengan cara itu kau bisa tidak cinta lagi padanya? Jawabku: biasanya sih...kalo tidak ketemu lagi aku bisa tidak cinta lagi. wong aku sudah melupakannya. hihihihi. Tapi kepada dia yang frekuensi pertemuannya masih intens dengan aku...rasanya sakit kalo tau dia tidak cinta padaku, sementara aku masih kebat-kebit kalau bertatap muka dengannya. Sama sekali tidak indah!!!

Mungkin aku sama dengan Iqbal, menganggap cinta bukanlah cinta jika tak berbalas. Atau...jangan2 Iqbal ingin mengatakan, sebelum aku menyatakan cinta kepadanya, belumlah itu berbentuk cinta? Hehehe...whatever it is...aku setuju cinta mampu memaafkan. Aku memaafkannya jika ia tak mencintaiku, tapi bukan berarti aku bisa terus mencintainya dengan kadar yang sama atau jenis cinta yang sama. Karena waktu jualah yang mengajarkan padaku, ada waktu untuk mencintai, ada waktu untuk dicintai. Dan aku percaya Tuhan akan membuat segala sesuatunya indah pada waktunya.

Wednesday, June 09, 2004

Menjadi Yang Keempat

Sakit rasanya mencintai milik orang lain
Rindu yang tak pernah tersampaikan walau didepan mata kita berjumpa
Bahkan venus menyempatkan diri melepaskan rindu bersama matahari dan bumi
Menjadi yang keempat rasanya aman

Bunga tak akan berarti indah bila dia tak menebar keharuman
Bedug belumlah dianggap bedug sebelum dia ditabuh
Cinta bukanlah cinta sebelum berbalas cinta

(Dari Iqbal sebatang ilalang buat Debby di halaman rumahnya - Depok, 9 June 04)

Tuesday, June 01, 2004

Today's Quotes

Without any training
It's pouring, it's raining
Training or a trade
Hey you bet I'm afraid
Unequipped with a skill
But I'm thrilled with the thrill
Under skilled, unprepared
Hey, who wouldn't be scared?
(The Mighty Mighty Bosstones
"Noise Brigade" " Let's Face It")

What I hear, I forget.
What I see, I remember.
What I do, I understand.
(Kung Fu Tzu [Confucius])

Students do not learn much just sitting in classes listening to teachers, memorizing prepackaged assignments, and spitting out answers. They must talk about what they are learning, write reflectively about it, relate it to past experiences, and apply it to their daily lives. They must make what they learn part of themselves. (Arthur W. Chickering and Stephen C. Ehrmann)

I have never in my life learned anything from any man who agreed with me. (Dudley Field Malone)

The human mind is so complex and things are so tangled up with each other that, to explain a blade of straw, one would have to take to pieces an entire universe. . . . A definition is a sack of flour compressed into a thimble (RÈmy de Gourmont - "Glory and the Idea of Immortality")

A chain is no stronger than its weakest link, and life is after all a chain (William James "The Varieties of Religious Experience")