Debby@Home

“I asked God for strength that I might achieve; I was made weak that I might humbly learn to obey. I asked for help that I might do greater things; I was given infirmity that I might do better things. I asked for all things that I might enjoy life; I was given life that I might enjoy all things. I got nothing that I asked for, but everything I hope for; almost despite myself, my unspoken prayers were answered. I among all men am truly blessed”

My Photo
Name:
Location: Depok, West Java, Indonesia

I am an ordinary woman with extraordinary interest in everything

Saturday, May 03, 2008

Informal Learning versus Formal Learning

Masih pada topik inovasi, tulisan ini mengetengahkan peran informal learning dalam proses belajar individu. Tanpa bermaksud meniadakan peran formal learning di tempat kerja (I am a trainer also), informal learning memiliki peran yang lebih besar dalam proses belajar individu. Istilah informal learning pertama kali diperkenalkan oleh Peter Henschel, mantan direktur Institute for Research on Learning (IRL) yang mengatakan sebagai berikut:

People are learning all the time, in varied settings and often most effectively in the context of work itself. “Training” – formal learning of all kinds – channels some important learning but doesn’t carry the heaviest load. The workhorse of the knowledge economy has been, and continues to be, informal learning.

Dengan kata lain, belajar yang efektif tidak mengandalkan training (pelatihan). Belajar bisa dari mengamati orang yang knowledgable (you are defined by your proximal environment, makanya gak salah juga memilih berteman dengan orang hebat hehehe), coba-coba, baca majalah, atau sekadar ngobrol ngalor-ngidul dengan orang lain. Conversation adalah guru yang paling efektif dibandingkan sekolah. Esensi dari learning adalah ”adaptation”. Learning membuat manusia mampu berpartisipasi di dunia ini: di tempat kerja, di rumah, di kelompok-kelompok baik formal maupun informal. Informal learning adalah cara belajar manusia yang sifatnya tidak resmi, tidak terjadwal, dan spontan untuk membantunya berfungsi secara maksimal.

Formal learning di tempat kerja – seperti pelatihan dan workshop – hanya menyumbang 10-20% dari keseluruhan pembelajaran karyawan. Selebihnya didapat dari informal learning. Kenapa? Pada era knowledge economy ini, waktu seolah bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya (istilah ini gue dapat dari wadek gue yang brilian dan sering merasa kekurangan waktu karena pekerjaan yang seabrek-abrek). Karena itu, agak riskan menyisihkan waktu yang sudah tidak banyak itu untuk kegiatan pelatihan/workshop yang seringkali dimanfaatkan karyawan sebagai waktu untuk ”lari” dari pekerjaannya.

Formal learning ibarat kita menumpang bus: sopir yang menentukan ke mana tujuan bus, kita sebagai penumpang ikut saja ke mana bus membawa kita. Sementara informal learning ibarat kita mengendarai sepeda: kita tentukan sendiri tujuan, kecepatan, dan rute perjalanan. Kita juga bisa memutuskan berhenti sebentar untuk mengagumi pemandangan di sekeliling atau sekadar ingin ke toilet.

Learning juga tidak lepas dari konsep network, karena to learn is to optimize the quality of one’s network. Karena itu, penting untuk karyawan memperhatikan relationship-nya dengan orang lain. Rob Cross dan Andrew Parker membedakan karyawan menjadi dua jenis: energizer dan deenergizer. Tipe energizers biasanya memperhatikan bagaimana menyelesaikan tugas dengan baik dan juga bagaimana hubungannya dengan orang lain. Sementara itu tipe deenergizers hanya memperhatikan penyelesaian tugas thok. Padahal relationships fuel business. Agar bisa sukses baik secara individu maupun organisasi, people need to be energizers. Sounds familiar. Pernah dengar konsep organizational citizenship behavior (OCB)? That was my former research on people at work, and it seems that OCB and energizers share the same characteristics.


Sumber: Cross, J. (2007). Informal learning: rediscovering the natural pathways that inspire innovation and performance. San Francisco, CA: Pfeiffer.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home