Best friend
tanpa sadar, after goa experience, gue punya seorang sahabat terbaik online! mula2nya kita saling bertegur sapa dan bertukar informasi lewat facebook yang membuat our walls penuh dengan komentar dan cela-celaan gak penting. lama-kelamaan this mutual friendship melangkah lebih jauh dengan curhat-curhat yang menurut masing-masing sih penting, tapi buat pihak lain barangkali hanya cerita sesaat untuk menghilangkan jenuh dan menambah perbendaharaan cerita.
di lain waktu saling menguatkan ketika salah seorang dari kita sedang mengalami kesulitan sehubungan dengan studi atau kerjaan. lalu kemudian, karena bahasa inggrisnya yang sangat bagus, gue pun minta tolong dia menjadi editor tulisan-tulisan ilmiah gue yang amburadul bahasanya.
maka terciptalah strong ties between us, yang membuat aku lebih yakin lagi sama teoriku tentang strong ties (terutama untuk orang asia). kalau bule-bule ilmuwan social network theories itu yakin sekali bahwa weak ties berperan besar dalam innovative performance, aku malah sebaliknya. aku yakin sekali (at least untuk asian like i said before) bahwa strong ties adalah motivator terbesar innovative performance. begitulah. semoga bisa jadi cikal bakal disertasi. hehehe...the sample case is me and my best friend.
anehnya, ketika masih di goa, aku sama sekali tidak dekat sama manisha. aku cenderung sebel sama tingkahlakunya yang seringkali bossy. cobalah lihat dia tiba-tiba naik ke atas kursi untuk "mendamaikan" suasana diskusi yang sedang panas. beberapa peserta melihat dia sebagai pahlawan kesiangan.
waktu aku dipasangkan dengannya untuk membuat daily report, dunia serasa runtuh. why me? teman-teman lain juga tidak terlalu suka harus berpasangan (atau se-tim) dengannya. kalau boleh, posisi sejauh mungkin dari dia...baik pada saat bekerja maupun pada saat bersenang-senang. mas yuli sering ngomel-ngomel karena dia. mungkin waktu itu rasa tidak sukaku tak terlalu ekstrim, aku sempat bilang ke mas yuli, kalo gak mau berdosa jauh-jauh aja dari dia. hehehe. tapi ada saat-saat dimana dia sangat membantu (terutama waktu belanja).
manisha waktu itu hanya dekat dengan seorang teman dari filipina. faktor kedekatan pun bukan karena mereka share the same interest, lebih karena manisha menganggap alwin sebagai teman terbaik sehingga berusaha dekat dengannya. alwin yang punya kepribadian extravert tentunya merasa dekat sama siapa pun, tidak terkecuali denganku. ya....this bakla (tagalog lang., i don't know how to spell it, but it pronounces like that) is a very openminded person. no wonder, his friendship ranges from normal people to the very abnormal people. hehehe...
hari terakhir di goa, aku sempat berfoto berdua manisha. aku punya foto berdua sama hampir setiap peserta, jadi manisha bukan satu-satunya. tapi tidak disangka foto ini punya moment-nya sendiri setelah kita sudah kembali ke negeri masing-masing. untung punya foto ini, kalau tidak...di kamera manisha sendiri mungkin banyak juga foto-foto kita sendirian karena dia sangat hobi foto-foto...ketika lagi drunk, ketika lagi capek karena kebanyakan mikir, foto kaki, foto tangan, foto orang yang lagi foto, anything. dia betul-betul aneh!
tapi dia adalah sahabat baruku yang penuh mantera dan ayurvedic things. percaya atau tidak, ketika aku merasa tidak enak badan dia mengucapkan beberapa spells dalam bahasa hindi dan lain-lain dan voila....aku sembuh. mungkin karena ketawa geli membayangkan dia membacakan mantera2, tapi mungkin juga karena manteranya yang ampuh. dunno...
tuhan memang aneh...caranya memberikan teman baik kok begitu ya?
di lain waktu saling menguatkan ketika salah seorang dari kita sedang mengalami kesulitan sehubungan dengan studi atau kerjaan. lalu kemudian, karena bahasa inggrisnya yang sangat bagus, gue pun minta tolong dia menjadi editor tulisan-tulisan ilmiah gue yang amburadul bahasanya.
maka terciptalah strong ties between us, yang membuat aku lebih yakin lagi sama teoriku tentang strong ties (terutama untuk orang asia). kalau bule-bule ilmuwan social network theories itu yakin sekali bahwa weak ties berperan besar dalam innovative performance, aku malah sebaliknya. aku yakin sekali (at least untuk asian like i said before) bahwa strong ties adalah motivator terbesar innovative performance. begitulah. semoga bisa jadi cikal bakal disertasi. hehehe...the sample case is me and my best friend.
anehnya, ketika masih di goa, aku sama sekali tidak dekat sama manisha. aku cenderung sebel sama tingkahlakunya yang seringkali bossy. cobalah lihat dia tiba-tiba naik ke atas kursi untuk "mendamaikan" suasana diskusi yang sedang panas. beberapa peserta melihat dia sebagai pahlawan kesiangan.
waktu aku dipasangkan dengannya untuk membuat daily report, dunia serasa runtuh. why me? teman-teman lain juga tidak terlalu suka harus berpasangan (atau se-tim) dengannya. kalau boleh, posisi sejauh mungkin dari dia...baik pada saat bekerja maupun pada saat bersenang-senang. mas yuli sering ngomel-ngomel karena dia. mungkin waktu itu rasa tidak sukaku tak terlalu ekstrim, aku sempat bilang ke mas yuli, kalo gak mau berdosa jauh-jauh aja dari dia. hehehe. tapi ada saat-saat dimana dia sangat membantu (terutama waktu belanja).
manisha waktu itu hanya dekat dengan seorang teman dari filipina. faktor kedekatan pun bukan karena mereka share the same interest, lebih karena manisha menganggap alwin sebagai teman terbaik sehingga berusaha dekat dengannya. alwin yang punya kepribadian extravert tentunya merasa dekat sama siapa pun, tidak terkecuali denganku. ya....this bakla (tagalog lang., i don't know how to spell it, but it pronounces like that) is a very openminded person. no wonder, his friendship ranges from normal people to the very abnormal people. hehehe...
hari terakhir di goa, aku sempat berfoto berdua manisha. aku punya foto berdua sama hampir setiap peserta, jadi manisha bukan satu-satunya. tapi tidak disangka foto ini punya moment-nya sendiri setelah kita sudah kembali ke negeri masing-masing. untung punya foto ini, kalau tidak...di kamera manisha sendiri mungkin banyak juga foto-foto kita sendirian karena dia sangat hobi foto-foto...ketika lagi drunk, ketika lagi capek karena kebanyakan mikir, foto kaki, foto tangan, foto orang yang lagi foto, anything. dia betul-betul aneh!
tapi dia adalah sahabat baruku yang penuh mantera dan ayurvedic things. percaya atau tidak, ketika aku merasa tidak enak badan dia mengucapkan beberapa spells dalam bahasa hindi dan lain-lain dan voila....aku sembuh. mungkin karena ketawa geli membayangkan dia membacakan mantera2, tapi mungkin juga karena manteranya yang ampuh. dunno...
tuhan memang aneh...caranya memberikan teman baik kok begitu ya?
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home