Things I don't like being checked up
Sudah sebulan yang lalu aku disuruh cek fisik (mobil kaleeee...) sama fakultas (untung bukan cek mental!) Malaaaaaasss....sampai akhirnya aku mendapatkan teguran karena tidak kunjung melakukan cek up. Akhirnya hari Jumat yang lalu aku nyerah.
Pagi-pagi kuberikan cap jariku di mesin yang sopan banget. Setiap kali aku tunjukkan jempol kananku, selalu dibalas dengan "Thank You". Kalau dia lupa bilang thank you, that means something wrong with your finger. Setelah menunjukkan jariku, kularikan si Timmy ke PKM (Pusat Kesehatan Mahasiswa).
Sampai di PKM, aku yang tadinya sehat-sehat saja mendadak merasa sakit. Bagaimana gak sakit, aku duduk di antara mahasiswa bertampang kuyu dan tidak mandi (jarang-jarang orang sakit mandi, apalagi mahasiswa). Secara psikologis pemandangan itu tidak sehat. Kalau dokter dan paramedis bisa sakit hanya dengan melihat pemandangan itu, sekolah mereka gak bener.
Karena ada masalah dengan rektorat atau semacamnya, cek darah lengkap dan urine sudah tidak bisa dilakukan lagi di PKM. Hanya rontgen yang masih dapat dilakukan di PKM. Untuk cek darah dan urine aku terpaksa dirujuk ke laboratorium terdekat. Dokter memberikanku surat pengantar ke lab, yang artinya aku harus puasa minimal 10 jam sebelum ambil darah dan urine besoknya.
Sabtu pagi jam 9 aku ke lab Medika yang tidak terlalu jauh dari rumah, tapi karena macet banget (Margonda is like hell on weekends) jadi terasa jauuuuhh banget. Sampai di sana langsung cek urine dan cek darah yang mengerikan itu (aku amat sangat tidak suka jarum suntik).
Setelah diambil darahnya (eh sebetulnya gak sakit-sakit amat sih, tapi teteupp...aku ndak suka jarum suntik!!), aku disuruh makan dan balik lagi 2 jam setelah makan. Ohya, hari itu hari ketiga aku haid, jadi sebetulnya tidak boleh cek urine. Tapi aku memaksa dibolehin, kalau ada anomali kan bisa dikasih keterangan pasien sedang haid.
Aku memutuskan mencari makan di sekitar lab, dan jalan-jalan aja di sana sampai 2 jam berikutnya. Kebetulan ada Donatello di samping lab. Ternyata kurang dari 1/2 jam sudah kelar melihat-lihat (dan membeli heehhehehe...women!).
Keluar dari Donatello, di seberangnya ada travel agent. Iseng-iseng masuk, nanya international flight ke India. Eh ada...tapi waktu ditanya domestic flightnya India, gak ada. Ya sudah...meskipun dah 1/2 jam di dalam, aku keluar saja. Kalau travel agent itu bisa menyelesaikan masalahku sampai ke Goa (aku masih belum menemukan domestic flight dari Delhi ke Goa), pasti akan kupakai dia meskipun harga tiket SQ-nya lebih mahal dibandingkan membeli online.
Masih sejam lagi. Masya Allah...kalau ditunggu-tunggu kok waktu itu lambat sekali berjalan ya? Sekitar 200 meter ada Melawai. Ke apotik saja deh beli multivitamin. Kebetulan vitamin2ku sudah habis. Agak lama di Melawai, ngobrol ngalor ngidul sama mbak-mbak SPG (sebelum ini belum pernah aku lakukan).
Setengah jam kemudian keluar dari Melawai. Masih ada setengah jam lagi. Balik saja ke lab, dan baca-baca di sana. Kebetulan aku bawa majalah marketing bulan november yang belum sempat dibaca. Sampai di lab, duduk dan menghadapi majalahku. Eeehh ketiduran...:-P
Terbangun 15 menit kemudian karena kaget ada anak yang heboh nabrak pintu kaca. Menunggu 15 menit rasanya seperti 15 jam. Sudah tidak nafsu lagi baca majalah.
Akhirnya dua jam itu datang juga. Segera kuulurkan tangan ke mbak-mbak vampire. Duh malah disuruh cek urine lagi. Serius amat pemeriksaan ini. Karena aku memang sedang ingin pipis, kuambil saja wadah urine-nya, dan pipis lagi. Masih jernih, tapi warnanya lebih kuning daripada yang pertama. Pasti karena tadi aku makan soto ayam dan minum es sari tebu.
Setelah itu tes darah. Karena mbaknya cuman butuh sedikit darah, kali ini tidak perlu disedot pakai jarum suntik. Cukup di ujung jari. Tapi karena darah yang keluar sedikit, ujung jari kedua dilukai. Terserah si mbaknya deh. Yang penting aku cepat pulang.
Sebelum pulang, mampir dulu di Berkat beli mie goreng sea food buat makan siang. Sampai di rumah, entah kenapa kepalaku penuh genderang. Damn...aku lupa beli neuralgin. Kuputuskan tidur saja. Sejam kemudian aku merasa sekujur tubuhku dingin, padahal udara sedang gerah. Mungkin karena belum makan siang.
Beranjak ke dapur untuk makan mie goreng yang kubawa. Kuambil 1/8nya, tapi tak habis setengahnya. Bayangkan betapa sedikitnya yang masuk ke mulut. Mual sekali. Lalu ke kamar lagi, tidur sampai jam 7 malam. Bangun untuk mandi dan tidur kembali. Aku gak boleh sakit, karena besok mau menghadiri resepsi pernikahannya Aria.
Hari minggu kutenggak multivitamin yang baru beli di melawai. Seharian merasa segar. Bisa ke resepsinya Aria, meskipun cukup telat tapi masih ketemu Pak Rum dan Pak TT yang sedang cari istri kedua karena istri pertamanya sudah dicerai (istri pertamanya itu perusahaan!). Sayang pak, hobi kita beda. Sudah pernah dibahas sebelumnya. Pak Rum mengemukakan teori kemiripan profil antara dua sejoli, entah mau nyinggung kita atau tidak, tapi menurutku teori Pak Rum belum jelas.
Seharian aku merasa fit, tapi malamnya dapat nightmare! Menjelang tidur, tiba-tiba aku merasa ada seseorang yang memegang kepalaku erat, dan membisikkan sesuatu yang bunyinya tidak jelas, seperti angin, wash..wosh...wash...wosh....Aku gak ngerti, lalu kupanggil mamaku "Mama...mama..." (entah kenapa, kalau lagi susah yang teringat cuman mamaku). Aku ketakutan setengah mati.
Lalu aku ingat belum berdoa. Rada insyaf aku berdoa, dan berteriak padanya "Pergi!"
Dia pergi dan aku terbangun, kebingungan dan ketakutan. Pelan-pelan kurebahkan kembali kepalaku di bantal, dan aku rasakan tangan kiriku sakiiiit sekali. Apa yang terjadi??? Entahlah. Sangat metafisis, tapi rasanya nyata.
Senin pagi aku mampir ke lab. Bertanya apakah ada hal-hal yang aneh pada hasil labku. Katanya semuanya normal kecuali satu, asam urat! Olala...kecil-kecil kok udah kena asam urat (aku masih saja menganggap diriku masih kecil...anak kecil di dalam tubuh orang dewasa). Ada yang aneh juga di lekosit dan eritrosit, tapi kata mbaknya itu karena aku sedang haid. Ya sudahlah...
Tiba-tiba kepalaku sakit. Tiba-tiba aku merasa seluruh persendianku sakit. Tiba-tiba aku merasa ada yang tidak beres dengan darahku. Tiba-tiba aku merasa ginjalku tidak beres. Akhirnya aku merasa otakku jadi tidak beres. Aku jadi paranoia hanya gara-gara cek up. Itulah alasan mengapa aku tidak suka cek up.
Pagi-pagi kuberikan cap jariku di mesin yang sopan banget. Setiap kali aku tunjukkan jempol kananku, selalu dibalas dengan "Thank You". Kalau dia lupa bilang thank you, that means something wrong with your finger. Setelah menunjukkan jariku, kularikan si Timmy ke PKM (Pusat Kesehatan Mahasiswa).
Sampai di PKM, aku yang tadinya sehat-sehat saja mendadak merasa sakit. Bagaimana gak sakit, aku duduk di antara mahasiswa bertampang kuyu dan tidak mandi (jarang-jarang orang sakit mandi, apalagi mahasiswa). Secara psikologis pemandangan itu tidak sehat. Kalau dokter dan paramedis bisa sakit hanya dengan melihat pemandangan itu, sekolah mereka gak bener.
Karena ada masalah dengan rektorat atau semacamnya, cek darah lengkap dan urine sudah tidak bisa dilakukan lagi di PKM. Hanya rontgen yang masih dapat dilakukan di PKM. Untuk cek darah dan urine aku terpaksa dirujuk ke laboratorium terdekat. Dokter memberikanku surat pengantar ke lab, yang artinya aku harus puasa minimal 10 jam sebelum ambil darah dan urine besoknya.
Sabtu pagi jam 9 aku ke lab Medika yang tidak terlalu jauh dari rumah, tapi karena macet banget (Margonda is like hell on weekends) jadi terasa jauuuuhh banget. Sampai di sana langsung cek urine dan cek darah yang mengerikan itu (aku amat sangat tidak suka jarum suntik).
Setelah diambil darahnya (eh sebetulnya gak sakit-sakit amat sih, tapi teteupp...aku ndak suka jarum suntik!!), aku disuruh makan dan balik lagi 2 jam setelah makan. Ohya, hari itu hari ketiga aku haid, jadi sebetulnya tidak boleh cek urine. Tapi aku memaksa dibolehin, kalau ada anomali kan bisa dikasih keterangan pasien sedang haid.
Aku memutuskan mencari makan di sekitar lab, dan jalan-jalan aja di sana sampai 2 jam berikutnya. Kebetulan ada Donatello di samping lab. Ternyata kurang dari 1/2 jam sudah kelar melihat-lihat (dan membeli heehhehehe...women!).
Keluar dari Donatello, di seberangnya ada travel agent. Iseng-iseng masuk, nanya international flight ke India. Eh ada...tapi waktu ditanya domestic flightnya India, gak ada. Ya sudah...meskipun dah 1/2 jam di dalam, aku keluar saja. Kalau travel agent itu bisa menyelesaikan masalahku sampai ke Goa (aku masih belum menemukan domestic flight dari Delhi ke Goa), pasti akan kupakai dia meskipun harga tiket SQ-nya lebih mahal dibandingkan membeli online.
Masih sejam lagi. Masya Allah...kalau ditunggu-tunggu kok waktu itu lambat sekali berjalan ya? Sekitar 200 meter ada Melawai. Ke apotik saja deh beli multivitamin. Kebetulan vitamin2ku sudah habis. Agak lama di Melawai, ngobrol ngalor ngidul sama mbak-mbak SPG (sebelum ini belum pernah aku lakukan).
Setengah jam kemudian keluar dari Melawai. Masih ada setengah jam lagi. Balik saja ke lab, dan baca-baca di sana. Kebetulan aku bawa majalah marketing bulan november yang belum sempat dibaca. Sampai di lab, duduk dan menghadapi majalahku. Eeehh ketiduran...:-P
Terbangun 15 menit kemudian karena kaget ada anak yang heboh nabrak pintu kaca. Menunggu 15 menit rasanya seperti 15 jam. Sudah tidak nafsu lagi baca majalah.
Akhirnya dua jam itu datang juga. Segera kuulurkan tangan ke mbak-mbak vampire. Duh malah disuruh cek urine lagi. Serius amat pemeriksaan ini. Karena aku memang sedang ingin pipis, kuambil saja wadah urine-nya, dan pipis lagi. Masih jernih, tapi warnanya lebih kuning daripada yang pertama. Pasti karena tadi aku makan soto ayam dan minum es sari tebu.
Setelah itu tes darah. Karena mbaknya cuman butuh sedikit darah, kali ini tidak perlu disedot pakai jarum suntik. Cukup di ujung jari. Tapi karena darah yang keluar sedikit, ujung jari kedua dilukai. Terserah si mbaknya deh. Yang penting aku cepat pulang.
Sebelum pulang, mampir dulu di Berkat beli mie goreng sea food buat makan siang. Sampai di rumah, entah kenapa kepalaku penuh genderang. Damn...aku lupa beli neuralgin. Kuputuskan tidur saja. Sejam kemudian aku merasa sekujur tubuhku dingin, padahal udara sedang gerah. Mungkin karena belum makan siang.
Beranjak ke dapur untuk makan mie goreng yang kubawa. Kuambil 1/8nya, tapi tak habis setengahnya. Bayangkan betapa sedikitnya yang masuk ke mulut. Mual sekali. Lalu ke kamar lagi, tidur sampai jam 7 malam. Bangun untuk mandi dan tidur kembali. Aku gak boleh sakit, karena besok mau menghadiri resepsi pernikahannya Aria.
Hari minggu kutenggak multivitamin yang baru beli di melawai. Seharian merasa segar. Bisa ke resepsinya Aria, meskipun cukup telat tapi masih ketemu Pak Rum dan Pak TT yang sedang cari istri kedua karena istri pertamanya sudah dicerai (istri pertamanya itu perusahaan!). Sayang pak, hobi kita beda. Sudah pernah dibahas sebelumnya. Pak Rum mengemukakan teori kemiripan profil antara dua sejoli, entah mau nyinggung kita atau tidak, tapi menurutku teori Pak Rum belum jelas.
Seharian aku merasa fit, tapi malamnya dapat nightmare! Menjelang tidur, tiba-tiba aku merasa ada seseorang yang memegang kepalaku erat, dan membisikkan sesuatu yang bunyinya tidak jelas, seperti angin, wash..wosh...wash...wosh....Aku gak ngerti, lalu kupanggil mamaku "Mama...mama..." (entah kenapa, kalau lagi susah yang teringat cuman mamaku). Aku ketakutan setengah mati.
Lalu aku ingat belum berdoa. Rada insyaf aku berdoa, dan berteriak padanya "Pergi!"
Dia pergi dan aku terbangun, kebingungan dan ketakutan. Pelan-pelan kurebahkan kembali kepalaku di bantal, dan aku rasakan tangan kiriku sakiiiit sekali. Apa yang terjadi??? Entahlah. Sangat metafisis, tapi rasanya nyata.
Senin pagi aku mampir ke lab. Bertanya apakah ada hal-hal yang aneh pada hasil labku. Katanya semuanya normal kecuali satu, asam urat! Olala...kecil-kecil kok udah kena asam urat (aku masih saja menganggap diriku masih kecil...anak kecil di dalam tubuh orang dewasa). Ada yang aneh juga di lekosit dan eritrosit, tapi kata mbaknya itu karena aku sedang haid. Ya sudahlah...
Tiba-tiba kepalaku sakit. Tiba-tiba aku merasa seluruh persendianku sakit. Tiba-tiba aku merasa ada yang tidak beres dengan darahku. Tiba-tiba aku merasa ginjalku tidak beres. Akhirnya aku merasa otakku jadi tidak beres. Aku jadi paranoia hanya gara-gara cek up. Itulah alasan mengapa aku tidak suka cek up.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home