Sebetulnya banyak cerita aib yang mo diceritakan, tapi malu ah :-P Takut dicela-cela sama si "tukang cela aryo budhi utomo" kekekeeke (maap yok, setiap kali mau cerita hal-hal yang memalukan, yang terlintas di kepala adalah "apa kata aryo nanti?", padahal kan aryo baik...berencana mau traktir kita:-)). Jadi cerita yang menyenangkan saja deh.
Minggu ini very busy teaching students, aku jadi tidak bisa menghadiri forum diskusi bentukan alumni Psi SDMKM di Jakarta (lho ini bukan cerita menyenangkan!). Agak-agak menyesal juga sih, secara aku ini sudah diangkat jadi penanggungjawab SDMKM, kok ya tidak bertanggungjawab kesannya ya? Hehehehe...mudah-mudahan para alumni bisa mengerti keterbatasanku. Satu lagi cerita tak menyenangkan datang dari tes TPA yang akhirnya berlangsung hari Selasa yang lalu.
Waktu itu, semua asdos dan dosen muda dikumpulkan jadi satu, dan dites TPA oleh Mba Ida dari Pendidikan. Dasar kita-kita ini tidak terlalu rela dites (sampai mempertanyakan filosofi tes TPA dan relevansinya dengan status kita sebagai dosen di sebuah fakultas ilmu sosial dan rata-rata sudah menyelesaikan S2-nya, tapi akhirnya dijalankan juga...coba pada demo deh, gue pasti dukung!), tes yang terdiri dari tiga bagian itu akhirnya selesai dengan cara tebak-tebakan kancing (kasian deh yang bajunya tidak punya kancing...) terutama bagian kuantitatif dan penalarannya yang amit-amit jabang bayi. Semoga gue kalo punya bayi bisa ngerjain TPA dengan skor 800, buat nutupin kemampuan emaknya yang pas-pasan.
Selesai tes aku bernapsu sama makan siangku, dan napsu juga waktu ditanyain orang-orang kesan dan pesan selepas tes. NGGAK RELEVAAAANNNNN....
Sekarang bagian yang menyenangkan. Minggu ini salah satu tugas menyebalkan selesai sudah. Meskipun aku belum terlalu puas dengan hasil laporanku, tetapi karena Dikti sudah mendesak-desak laporan dikumpulkan paling lambat 30 November supaya 30% sisa pembayaran bisa keluar, akhirnya tugas itu kuserahkan ke Ringking untuk diberikan finishing touch. Lumayaaaan dapat 70%. Hehehe....Tapi sialnya, baru mau menghirup napas lega, sudah ada proyek lain yang menunggu. Kali ini dari Dikdasmen. Waduh, hidup ini rasanya tidak bisa lepas dari Diknas. Seneng sih dapat banyak proyek, tapi bagaimana dengan proyek disertasikuuuuuu....
Cerita menyenangkan lainnya adalah, akhirnya kemarin aku sukses mengirimkan preliminary application ke IIEF. Meskipun brief descriptionnya rada amburadul (buatku "rada" tapi buat komitenya barangkali "amburadul banget" hehehe) yang penting ada usaha buat mengirimkan lah...Meskipun peluang untuk dapat beasiswa sangat kecil, aku sudah mikirin gimana caranya ngasih tau fakultas kalau proposalku diterima (katanya kan orang harus optimis), karena sekarang ini sudah ada limitation buatku, at least 24 hours/week aku harus di kampus.
Beasiswa tersebut menyebutkan persyaratan musti bersedia menghabiskan waktu minimal 6 bulan (maks 9 bulan) di negeri orang melakukan penelitian. Gimana neeehhh?? Apalagi negara-negara yang dituju nggak ada yang asyik (Banglades, Butan, Brunei Darusalam, Kamboja, RRC, Hong Kong, India, Indonesia, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Rep. Maladewa, Myanmar, Nepal, Pakistan, Filipina, Singapur, Sri Lanka, Taiwan, Thailand dan Vietnam ), sementara orang Indonesia gak boleh pilih Indonesia.
Begonya lagi, kenapa gue pilih RRC instead of Korea Selatan??? Padahal kan kalo di Korea gue bisa ketemu sama aktor favorit gue si Bae Yong Jun. Kalo di RRC, ketemu siapa ya? Bu Tie Jun? O iya si Bu ini adalah rekan gue di SYLFF dari Jilin University yang punya tampang segar kayak tomat dan ganteng abis. Ckckckckck...yang bikin gue semakin jatuh cinta sama dia adalah...dia fasih berbahasa Inggris! Jarang-jarang orang cina pedalaman fasih bahasa Inggris. Mungkin kalau proposal gue diterima gue pengen ajak si Bu jadi penerjemah gue (ngayal deh).
Last but not least, kebahagiaan akhir tahun gue yang laen adalah gue dibolehin ke Papua! Masya Allah....(seperti kata si Ma'in, seorang teman dari SYLFF Yordania yang sedang melakukan penelitian di UI, yang doyan banget nyebut "masya allah" mendengar cerita-cerita kita hehehehe), gue senang bukan kepalang karena tidak jadi tugas ke Medan. Hehehehe...Tadinya dengan pertimbangan Natalan gue butuh ke Medan, gue akan ditugaskan ke sana untuk sebuah proyek. Tapi gue menolak keras, karena masih ada lowongan ke Papua. Hehehehe...Saat ini pentingan Papua daripada Medan. Apalagi kalo mikirin bisa jalan-jalan ke Raja Ampat dan kalau sempat nyebrang ke PNG. Enak kali....This is probably the best way to end a year.
Minggu ini very busy teaching students, aku jadi tidak bisa menghadiri forum diskusi bentukan alumni Psi SDMKM di Jakarta (lho ini bukan cerita menyenangkan!). Agak-agak menyesal juga sih, secara aku ini sudah diangkat jadi penanggungjawab SDMKM, kok ya tidak bertanggungjawab kesannya ya? Hehehehe...mudah-mudahan para alumni bisa mengerti keterbatasanku. Satu lagi cerita tak menyenangkan datang dari tes TPA yang akhirnya berlangsung hari Selasa yang lalu.
Waktu itu, semua asdos dan dosen muda dikumpulkan jadi satu, dan dites TPA oleh Mba Ida dari Pendidikan. Dasar kita-kita ini tidak terlalu rela dites (sampai mempertanyakan filosofi tes TPA dan relevansinya dengan status kita sebagai dosen di sebuah fakultas ilmu sosial dan rata-rata sudah menyelesaikan S2-nya, tapi akhirnya dijalankan juga...coba pada demo deh, gue pasti dukung!), tes yang terdiri dari tiga bagian itu akhirnya selesai dengan cara tebak-tebakan kancing (kasian deh yang bajunya tidak punya kancing...) terutama bagian kuantitatif dan penalarannya yang amit-amit jabang bayi. Semoga gue kalo punya bayi bisa ngerjain TPA dengan skor 800, buat nutupin kemampuan emaknya yang pas-pasan.
Selesai tes aku bernapsu sama makan siangku, dan napsu juga waktu ditanyain orang-orang kesan dan pesan selepas tes. NGGAK RELEVAAAANNNNN....
Sekarang bagian yang menyenangkan. Minggu ini salah satu tugas menyebalkan selesai sudah. Meskipun aku belum terlalu puas dengan hasil laporanku, tetapi karena Dikti sudah mendesak-desak laporan dikumpulkan paling lambat 30 November supaya 30% sisa pembayaran bisa keluar, akhirnya tugas itu kuserahkan ke Ringking untuk diberikan finishing touch. Lumayaaaan dapat 70%. Hehehe....Tapi sialnya, baru mau menghirup napas lega, sudah ada proyek lain yang menunggu. Kali ini dari Dikdasmen. Waduh, hidup ini rasanya tidak bisa lepas dari Diknas. Seneng sih dapat banyak proyek, tapi bagaimana dengan proyek disertasikuuuuuu....
Cerita menyenangkan lainnya adalah, akhirnya kemarin aku sukses mengirimkan preliminary application ke IIEF. Meskipun brief descriptionnya rada amburadul (buatku "rada" tapi buat komitenya barangkali "amburadul banget" hehehe) yang penting ada usaha buat mengirimkan lah...Meskipun peluang untuk dapat beasiswa sangat kecil, aku sudah mikirin gimana caranya ngasih tau fakultas kalau proposalku diterima (katanya kan orang harus optimis), karena sekarang ini sudah ada limitation buatku, at least 24 hours/week aku harus di kampus.
Beasiswa tersebut menyebutkan persyaratan musti bersedia menghabiskan waktu minimal 6 bulan (maks 9 bulan) di negeri orang melakukan penelitian. Gimana neeehhh?? Apalagi negara-negara yang dituju nggak ada yang asyik (Banglades, Butan, Brunei Darusalam, Kamboja, RRC, Hong Kong, India, Indonesia, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Rep. Maladewa, Myanmar, Nepal, Pakistan, Filipina, Singapur, Sri Lanka, Taiwan, Thailand dan Vietnam
Begonya lagi, kenapa gue pilih RRC instead of Korea Selatan??? Padahal kan kalo di Korea gue bisa ketemu sama aktor favorit gue si Bae Yong Jun. Kalo di RRC, ketemu siapa ya? Bu Tie Jun? O iya si Bu ini adalah rekan gue di SYLFF dari Jilin University yang punya tampang segar kayak tomat dan ganteng abis. Ckckckckck...yang bikin gue semakin jatuh cinta sama dia adalah...dia fasih berbahasa Inggris! Jarang-jarang orang cina pedalaman fasih bahasa Inggris. Mungkin kalau proposal gue diterima gue pengen ajak si Bu jadi penerjemah gue (ngayal deh).
Last but not least, kebahagiaan akhir tahun gue yang laen adalah gue dibolehin ke Papua! Masya Allah....(seperti kata si Ma'in, seorang teman dari SYLFF Yordania yang sedang melakukan penelitian di UI, yang doyan banget nyebut "masya allah" mendengar cerita-cerita kita hehehehe), gue senang bukan kepalang karena tidak jadi tugas ke Medan. Hehehehe...Tadinya dengan pertimbangan Natalan gue butuh ke Medan, gue akan ditugaskan ke sana untuk sebuah proyek. Tapi gue menolak keras, karena masih ada lowongan ke Papua. Hehehehe...Saat ini pentingan Papua daripada Medan. Apalagi kalo mikirin bisa jalan-jalan ke Raja Ampat dan kalau sempat nyebrang ke PNG. Enak kali....This is probably the best way to end a year.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home