Di bawah ini adalah sebuah makalah yang dibacakan oleh Ibu Anni Iwasaki, pendiri Anni Iwasaki Foundation yang bergerak di bidang pembangunan ekonomi bangsa lewat pembangunan manusia, pada hari Kartini, 21 April 2006 yang lalu. Ibu Anni mengangkat esensi dan peran seorang Ibu Rumah Tangga yang dapat menggerakkan perekonomian bangsa, hasil pengalaman pembangunan Jepang selama puluhan tahun. Any comment on this? Silakan...
Selamat membaca!
~Debby~
-------------------------------------------
Selamat membaca!
~Debby~
-------------------------------------------
(Makalah ini dibacakan di Memperingati Hari Kartini&Hardiknas Dharma Wanita KanMenpera 11 Mei 2006)
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
KEMAMPUAN, KEILMUAN DAN PENUNJANG YANG HARUS DIMILIKI IBU RUMAH TANGGA INSPIRASI DARI JEPANG.
Oleh : DR HC Anni Iwasaki. *
Pendiri “Anni Iwasaki Foundation”
Motto
"The Solution to Indonesian Prosperity"
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
KEMAMPUAN, KEILMUAN DAN PENUNJANG YANG HARUS DIMILIKI IBU RUMAH TANGGA INSPIRASI DARI JEPANG.
Oleh : DR HC Anni Iwasaki. *
Pendiri “Anni Iwasaki Foundation”
Motto
"The Solution to Indonesian Prosperity"
Salam Sejahtera. Ass wr wb.
“Wanita-baca; ibu- adalah tiang negara. Sekarang negaranya ambruk…dimanakah para wanitanya?”-Ibu Suparti Amir Salim dalam Temu Wicara AIF&Dept Architecture ITB, Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2006 di Bandung.
Sebelumnya kami ucapkan terima kasih Kepada Yang Kami Hormati Ibu Siti Zaenab Jusuf As'yari, Ibu Paskah Suzetta dan Ibu Djoko Kirmantoro juga Ibu-Ibu Dharma Wanita Kementerian Negara Perumahan Rakyat beserta para undangan. Atas kesempatan presentasi memperingati kelahiran serta menggali ide-ide Pahlawan Pergerakan Nasional R A Kartini tgl 21 April 2006 sekaligus memperingati Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2006.
Para Hadirin Yang Kami Hormati.
Bertolak bersamaan tahun kira-kira tahun 1945, rakyat Indonesia berhasil merebut kemerdekaannya. Dan pada tahun itu pulalah rakyat Jepang merdeka dari cengkeraman pemerintahan feudal Kekaisaran Jepang. Menyongsong abad ke XXI, nasib kita, bangsa Indonesia kaya sumber daya alam semakin terpuruk sementara rakyat Jepang dengan kondisi alam kaya bencana, gempa, tsunami dan taifun, diumumkan oleh PBB sebagai bangsa tersejahtera serta memiliki harapan hidup tertinggi di dunia pria 78.25 dan wanita 85.23. Indonesia menurut berita koran kurang lebih memiliki harapan hidup usia 64 tahun.
Bukankah yang diketahui oleh umum wanita Jepang adalah wanita yang tertindas, ketinggalan jaman alias hanya berkutat di ranah domestik saja? Rilis PBB tentang wanita berhasil menduduki jabatan publik mendudukkan wanita Jepang hanya diurutan diatas 30. Wanita Jepang duduk dalam parlemen hanya 7.5% terendah diantara negara industri maju. Lalu bagimana wanita Jepang dalam segala keterbatasannya itu justru memiliki harapan hidup terlama dunia 85.23 thn?
“Pekerjaan memajukan peradaban itu haruslah diserahkan kepada kaum perempuan-jika sudah demikian peradaban itu akan amat deras majunya dalam kalangan bangsa Jawa. Adakanlah ibu yang cakap serta berpikiran; tanah Jawa pasti akan mendapat pekerja yang cakap memajukannya. Peradaban dan kepintarannya pasti akan diturunkannya kepada anak-anaknya; anak-anaknya perempuan yang akan menjadi ibu pula, anak-anaknya laki-laki yang akhir kelaknya mesti menjadi penjaga kepentingan bangsanya(4 Okt 1902 Kepada Tuan Anton dan Nyonya).
Persentasi wanita Jepang yang mengenyam pendidikan D3-SI tahun 1955 naik 5%, tahun 1995 naik 47.5%. Tahun 2001 97.6% gadis Jepang tamat smu. Empat puluh delapan setengah persen dari jumlah itu melaju ke D3 dan SI dan wisuda. Pria Jepang tamat Smu 96.3% yang melanjutkan dan selesai D3-S1, 48.7%-About Japan Series 5, Fact&Figure of Japan 2002 Foreign Press Center Japan-.
Mengenai wanita Jepang sebagai ibu , dengan pendidikan wanita Jepang yang semakin tinggi serta kesempatan di lapangan kerja public yang semakin besar, rilis Kementrian Kesehatan Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang tanggal 17 Maret 2004 mengungkap dari 73% responden memiliki pekerjaan diluar rumah sebelum melahirkan anak pertama. Lima puluh tiga persen keluar dari tempatnya bekerja sesaat sebelum melahirkan dan tidak kembali ke lapangan kerja lagi. Ditambah dengan yang keluar dari pekerjaannya setelah melahirkan jumlah seluruhnya menunjukkan 61% calon ibu Jepang keluar dari pekerjaannya menjelang kelahiran anak pertama untuk membesarkan buah hatinya.
Dari masa kemasa grafik pekerja wanita-usia menikah 27 tahun- Jepang yang keluar dari lapangan kerja terus meningkat-membesarkan anak-. Kemudian di usia 40 tahun keatas-anak-anaknya sudah besar biasanya paling kecil smu- grafik wanita memasuki lapangan kerja mulai meninggi lagi. Hal ini dikaitkan dengan adanya kelahiran dan masa membesarkan anak-anak oleh ibu-ibu Jepang. Tahun fiskal 2003 mencatat jumlah seluruh angkatan kerja wanita di Jepang sebanyak 25.5 juta yang 41.4%(9.3 juta) adalah pekerja wanita paruh waktu, bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu. Dan dari seluruh total lapangan kerja paruh waktu, 77.4 persen diduduki oleh tengaga kerja wanita-Japan A Pocket guide 2004, FPC Japan-.
Jepang sebagai bangsa tersejahtera di dunia dengan jumlah 126 juta jiwa memiliki GDP tertinggi dunia US$4.760 milyar. Bandingkan dengan AFTA(AS, Canada, Mexico) 411 juta jiwa US$11.100 milyar. Uni Eropa(Austria, Belgiun, Denmark, Finland, Irlandia, Italy, Luxembourg, Netherlands, Portugal, Sapain, Sweden) 376 juta jiwa US$7.837 milyar. Cina 1.266 milyar jiwa US$1.080 milyar. Asean (Indonesia, Malaysia, Pilipina, Singapore, Thailand, Brunei, Vietnam, Laos, Myanmar, Cambodia) 548 juta jiwa US$646 milyar-METI Japan 2004-
Pria sebagai penjaga kepentingan bangsanya, laporan dari Global Competitiveness dari World Economic Forum Geneva September 2005 tetap mendudukkan teknologi Jepang pada ranking teratas. Hak cipta intelektual-patent- luar yang dipergunakan di dalam Jepang berjumlah 51.586. Sedangkan ekspor patent Jepang ke luar: AS, Jerman, Inggris, Swedia, Spanyol, Seiss, Denmark, Austria, Perancis, Italy dst. berjumlah 743.932-Japan Patent Office Facts&Figure of Japan 2004, FPC Japan. Adalah milik Jepang 58% dari 711.436 pabrik yang dioperasikan oleh robot diseluruh dunia, selebihnya milik AS 10.8%, Jerman 9.4, Italy, Rusia, Korea dst.
Yang mencengangkan, ibu-ibu Jepang yang telah berhasil mengantarkan Jepang kepada kesejahteraan serta kejayaannya saat ini sebetulnya adalah generasi ibu Jepang sepantaran almarhumah ibu mertua saya hingga ibu-ibu sebelum thn 1955, yang justru umumnya tidak memiliki gelar akademis.
Dalam menjadikan ibu Jepang sebagai inspirasi "ibu" dalam cita-cita R A Kartini sekaligus impian kita semua. Perlu diperhatikan juga dalam sepuluh, duapuluh tahun mendatang akan bisa kita saksikan apakah Jepang akan terus maju dengan semakin banyaknya generasi ibu Jepang dengan pendidikan akademik?Yang telah jelas kini, menikah diumur lanjut atau bahkan gamang menikah, rata-rata usia menikah wanita Jepang kini 27thn, gamang melahirkan anak, angka kelahiran terus menurun. Angka kelahiran Jepang kini 1.29-setiap wanita Jepang selama hidupnya hanya melahirkan 1.29 anak-. Bahkan diprediksi seratus tahun lagi bangsa Jepang akan 'punah' jika angka ini gagal ditingkatkan. Saya pernah membaca, bibit unggul yang dikandung wanita puncaknya adalah antara usia 18-22 thn.
Ibu-Ibu Peserta Seminar Yang Kami Hormati.
Ternyata untuk bisa mewujudkan cita-cita R A Kartini maupun wanita-baca;ibu- , wanita sebagai tiang negara tidaklah cukup dihimbau saja. Untuk lebih jelas dan mempersingkat waktu dalam upaya mewujudkan cita-cita R A Kartini sekaligus cita-cita kita semua kaum ibu, tentang kemajuan bangsa Indonesia dengan inspirasi dari Jepang. Akan kami paparkan melalui power point dan filem tentang permukiman sewa u keluarga muda Jepang yang sangat sejalan dengan Kebijakan Strategi Nasional Permukiman&Perumahan Indonesia thn 2002-2009; Rumah sebagai pendidikan keluarga, persemaian budaya dan pemantapan jati diri bangsa...dst"#AIF Makalah ini dibacakan, ada tambahan tanya jawab dari floor, dalam Acara Memperingati Hari Kartini & Hardiknas 2006 di Jakarta Oleh Dharma Wanita Kantor Menteri Negara Perumahan Rakyat 11 Mei 2006 tema "Menjadi Ibu adalah Pilihan&Amanah.
*Duta Menteri Negara Perumahan Rakyat RI, menstudi&menjajaki kerja sama Kanmenpera RI-Pemerintah Jepang dalam hal pembangunan Permukiman Sewa U Keluarga Baru/Muda/AIF & Disaster Prevention Dev./MP3I. Surat Tugas no HI.01.04-M/44&HI.01.04-M/43. 15 Maret 2006.(saat ini berada di Tokyo Jepang)
*Ketua Bidang Sosial-Budaya Masyarakat Peduli Perumahan&Permukiman Indonesia 2006-2010.
*Presiden Pusat Studi Jepang u Kemajuan Indonesia 2006-2008.
*Aktivist di Forum Reboan#
Sebelumnya kami ucapkan terima kasih Kepada Yang Kami Hormati Ibu Siti Zaenab Jusuf As'yari, Ibu Paskah Suzetta dan Ibu Djoko Kirmantoro juga Ibu-Ibu Dharma Wanita Kementerian Negara Perumahan Rakyat beserta para undangan. Atas kesempatan presentasi memperingati kelahiran serta menggali ide-ide Pahlawan Pergerakan Nasional R A Kartini tgl 21 April 2006 sekaligus memperingati Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2006.
Para Hadirin Yang Kami Hormati.
Bertolak bersamaan tahun kira-kira tahun 1945, rakyat Indonesia berhasil merebut kemerdekaannya. Dan pada tahun itu pulalah rakyat Jepang merdeka dari cengkeraman pemerintahan feudal Kekaisaran Jepang. Menyongsong abad ke XXI, nasib kita, bangsa Indonesia kaya sumber daya alam semakin terpuruk sementara rakyat Jepang dengan kondisi alam kaya bencana, gempa, tsunami dan taifun, diumumkan oleh PBB sebagai bangsa tersejahtera serta memiliki harapan hidup tertinggi di dunia pria 78.25 dan wanita 85.23. Indonesia menurut berita koran kurang lebih memiliki harapan hidup usia 64 tahun.
Bukankah yang diketahui oleh umum wanita Jepang adalah wanita yang tertindas, ketinggalan jaman alias hanya berkutat di ranah domestik saja? Rilis PBB tentang wanita berhasil menduduki jabatan publik mendudukkan wanita Jepang hanya diurutan diatas 30. Wanita Jepang duduk dalam parlemen hanya 7.5% terendah diantara negara industri maju. Lalu bagimana wanita Jepang dalam segala keterbatasannya itu justru memiliki harapan hidup terlama dunia 85.23 thn?
“Pekerjaan memajukan peradaban itu haruslah diserahkan kepada kaum perempuan-jika sudah demikian peradaban itu akan amat deras majunya dalam kalangan bangsa Jawa. Adakanlah ibu yang cakap serta berpikiran; tanah Jawa pasti akan mendapat pekerja yang cakap memajukannya. Peradaban dan kepintarannya pasti akan diturunkannya kepada anak-anaknya; anak-anaknya perempuan yang akan menjadi ibu pula, anak-anaknya laki-laki yang akhir kelaknya mesti menjadi penjaga kepentingan bangsanya(4 Okt 1902 Kepada Tuan Anton dan Nyonya).
Persentasi wanita Jepang yang mengenyam pendidikan D3-SI tahun 1955 naik 5%, tahun 1995 naik 47.5%. Tahun 2001 97.6% gadis Jepang tamat smu. Empat puluh delapan setengah persen dari jumlah itu melaju ke D3 dan SI dan wisuda. Pria Jepang tamat Smu 96.3% yang melanjutkan dan selesai D3-S1, 48.7%-About Japan Series 5, Fact&Figure of Japan 2002 Foreign Press Center Japan-.
Mengenai wanita Jepang sebagai ibu , dengan pendidikan wanita Jepang yang semakin tinggi serta kesempatan di lapangan kerja public yang semakin besar, rilis Kementrian Kesehatan Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang tanggal 17 Maret 2004 mengungkap dari 73% responden memiliki pekerjaan diluar rumah sebelum melahirkan anak pertama. Lima puluh tiga persen keluar dari tempatnya bekerja sesaat sebelum melahirkan dan tidak kembali ke lapangan kerja lagi. Ditambah dengan yang keluar dari pekerjaannya setelah melahirkan jumlah seluruhnya menunjukkan 61% calon ibu Jepang keluar dari pekerjaannya menjelang kelahiran anak pertama untuk membesarkan buah hatinya.
Dari masa kemasa grafik pekerja wanita-usia menikah 27 tahun- Jepang yang keluar dari lapangan kerja terus meningkat-membesarkan anak-. Kemudian di usia 40 tahun keatas-anak-anaknya sudah besar biasanya paling kecil smu- grafik wanita memasuki lapangan kerja mulai meninggi lagi. Hal ini dikaitkan dengan adanya kelahiran dan masa membesarkan anak-anak oleh ibu-ibu Jepang. Tahun fiskal 2003 mencatat jumlah seluruh angkatan kerja wanita di Jepang sebanyak 25.5 juta yang 41.4%(9.3 juta) adalah pekerja wanita paruh waktu, bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu. Dan dari seluruh total lapangan kerja paruh waktu, 77.4 persen diduduki oleh tengaga kerja wanita-Japan A Pocket guide 2004, FPC Japan-.
Jepang sebagai bangsa tersejahtera di dunia dengan jumlah 126 juta jiwa memiliki GDP tertinggi dunia US$4.760 milyar. Bandingkan dengan AFTA(AS, Canada, Mexico) 411 juta jiwa US$11.100 milyar. Uni Eropa(Austria, Belgiun, Denmark, Finland, Irlandia, Italy, Luxembourg, Netherlands, Portugal, Sapain, Sweden) 376 juta jiwa US$7.837 milyar. Cina 1.266 milyar jiwa US$1.080 milyar. Asean (Indonesia, Malaysia, Pilipina, Singapore, Thailand, Brunei, Vietnam, Laos, Myanmar, Cambodia) 548 juta jiwa US$646 milyar-METI Japan 2004-
Pria sebagai penjaga kepentingan bangsanya, laporan dari Global Competitiveness dari World Economic Forum Geneva September 2005 tetap mendudukkan teknologi Jepang pada ranking teratas. Hak cipta intelektual-patent- luar yang dipergunakan di dalam Jepang berjumlah 51.586. Sedangkan ekspor patent Jepang ke luar: AS, Jerman, Inggris, Swedia, Spanyol, Seiss, Denmark, Austria, Perancis, Italy dst. berjumlah 743.932-Japan Patent Office Facts&Figure of Japan 2004, FPC Japan. Adalah milik Jepang 58% dari 711.436 pabrik yang dioperasikan oleh robot diseluruh dunia, selebihnya milik AS 10.8%, Jerman 9.4, Italy, Rusia, Korea dst.
Yang mencengangkan, ibu-ibu Jepang yang telah berhasil mengantarkan Jepang kepada kesejahteraan serta kejayaannya saat ini sebetulnya adalah generasi ibu Jepang sepantaran almarhumah ibu mertua saya hingga ibu-ibu sebelum thn 1955, yang justru umumnya tidak memiliki gelar akademis.
Dalam menjadikan ibu Jepang sebagai inspirasi "ibu" dalam cita-cita R A Kartini sekaligus impian kita semua. Perlu diperhatikan juga dalam sepuluh, duapuluh tahun mendatang akan bisa kita saksikan apakah Jepang akan terus maju dengan semakin banyaknya generasi ibu Jepang dengan pendidikan akademik?Yang telah jelas kini, menikah diumur lanjut atau bahkan gamang menikah, rata-rata usia menikah wanita Jepang kini 27thn, gamang melahirkan anak, angka kelahiran terus menurun. Angka kelahiran Jepang kini 1.29-setiap wanita Jepang selama hidupnya hanya melahirkan 1.29 anak-. Bahkan diprediksi seratus tahun lagi bangsa Jepang akan 'punah' jika angka ini gagal ditingkatkan. Saya pernah membaca, bibit unggul yang dikandung wanita puncaknya adalah antara usia 18-22 thn.
Ibu-Ibu Peserta Seminar Yang Kami Hormati.
Ternyata untuk bisa mewujudkan cita-cita R A Kartini maupun wanita-baca;ibu- , wanita sebagai tiang negara tidaklah cukup dihimbau saja. Untuk lebih jelas dan mempersingkat waktu dalam upaya mewujudkan cita-cita R A Kartini sekaligus cita-cita kita semua kaum ibu, tentang kemajuan bangsa Indonesia dengan inspirasi dari Jepang. Akan kami paparkan melalui power point dan filem tentang permukiman sewa u keluarga muda Jepang yang sangat sejalan dengan Kebijakan Strategi Nasional Permukiman&Perumahan Indonesia thn 2002-2009; Rumah sebagai pendidikan keluarga, persemaian budaya dan pemantapan jati diri bangsa...dst"#AIF Makalah ini dibacakan, ada tambahan tanya jawab dari floor, dalam Acara Memperingati Hari Kartini & Hardiknas 2006 di Jakarta Oleh Dharma Wanita Kantor Menteri Negara Perumahan Rakyat 11 Mei 2006 tema "Menjadi Ibu adalah Pilihan&Amanah.
*Duta Menteri Negara Perumahan Rakyat RI, menstudi&menjajaki kerja sama Kanmenpera RI-Pemerintah Jepang dalam hal pembangunan Permukiman Sewa U Keluarga Baru/Muda/AIF & Disaster Prevention Dev./MP3I. Surat Tugas no HI.01.04-M/44&HI.01.04-M/43. 15 Maret 2006.(saat ini berada di Tokyo Jepang)
*Ketua Bidang Sosial-Budaya Masyarakat Peduli Perumahan&Permukiman Indonesia 2006-2010.
*Presiden Pusat Studi Jepang u Kemajuan Indonesia 2006-2008.
*Aktivist di Forum Reboan#
2 Comments:
alooo Debby tampilan baru lagi oiiii tq yaaaaa....
[B]NZBsRus.com[/B]
Dismiss Idle Downloads With NZB Downloads You Can Hastily Find Movies, Console Games, MP3 Singles, Software and Download Them @ Alarming Speeds
[URL=http://www.nzbsrus.com][B]Usenet[/B][/URL]
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home