Debby@Home

“I asked God for strength that I might achieve; I was made weak that I might humbly learn to obey. I asked for help that I might do greater things; I was given infirmity that I might do better things. I asked for all things that I might enjoy life; I was given life that I might enjoy all things. I got nothing that I asked for, but everything I hope for; almost despite myself, my unspoken prayers were answered. I among all men am truly blessed”

My Photo
Name:
Location: Depok, West Java, Indonesia

I am an ordinary woman with extraordinary interest in everything

Tuesday, March 10, 2009

Kampanye oh kampanye...

Beberapa bulan ini jalan dan gang di seluruh Indonesia dibanjiri foto-foto, testimonial dan janji-janji muluk caleg. Muka yang tersenyum arif, menyeringai, serius, memelas, you name it, semua ada di jalanan, bahkan sejak akhir tahun lalu.

Saya jadi ingat bulan Desember tahun lalu berlibur ke kampung halaman ayah saya yang kiri kanan jalanannya kebon kelapa sawit melulu. Namanya kebun kelapa sawit ya sejauh mata memandang tentunya cuman ada kelapa sawit, jarang ada orangnya. Tapi ada caleg yang nekat membuat spanduk diri di tengah-tengah kebon, entah untuk siapa spanduk itu.

Sebelumnya ada baliho sebesar rumah di pinggir jalan sepanjang pemukiman penduduk dari arah Medan ke kampung bapak saya. Spanduknya Rudolf Pardede, mantan gubernur Sumatera Utara yang jadi caleg untuk DPRD Sumatra Utara kalau tidak salah. Oom saya yang satu itu memang nekat, udah ketauan track record-nya sewaktu jadi gubernur masih ingin jadi wakil rakyat.

Dalam perjalanan ke kampung, saya dan adik2 saya memutuskan untuk mampir di Serdang Bedagai. Ada sepupu saya yang mencalonkan diri jadi caleg di sana, dan dia ingin memesan atribut kampanye dari Bandung. Sepanjang jalan hampir tak ditemukan spanduk Bang Maman (begitu panggilan sayangnya). Ada satu spanduk melintang di atas jalan untuk Bang Maman. Kalau tak membaca namanya "Rasdiaman Damanik", saya tak akan mengenali wajahnya yang sangat berbeda, meskipun tetap ganteng. Hehehe...Bang Maman terlihat seperti "anggota" (you know what I mean) di spanduk itu.

Ah, sah-sah saja orang memajang dirinya, berpose bak fotomodel. Tapi siapakah sebetulnya anda, apa sumbangan anda sebelum memajang diri di pinggiran jalan hingga nekat mencalonkan diri jadi wakil rakyat? Saya akui prestasi Bang Maman yang luar biasa di kampungnya, Kota Tengah. Selama bertahun-tahun dia mengajak para pengangguran untuk bekerja (you know, di daerah Deli Serdang sana hampir tidak ada yang punya etos kerja baik, compare to Bataknese hehehe). Ibu-ibu pun tak luput dari perhatiannya, sehingga ia pernah mendapatkan penghargaan sebagai pengusaha muda paling sukses di daerahnya.

Kalau spanduk Bang Maman hanya kelihatan satu dua dibandingkan caleg lainnya yang bikin mata sepet karena sepanjang jalan harus liat mukanya terus menerus, itu karena dia tak khawatir dengan posisinya sebagai caleg. Dia tak mengumbar janji. Bahkan di spanduknya, dia hanya mengucapkan selamat Idul Fitri dan Natal (digabung jadi satu biar hemat katanya).

Tapi begitulah Bang Maman, sejak dulu dia tak pernah mengumbar janji. Meskipun dulu kita mengenalnya sebagai anak nakal yang "jebolan" perguruan tinggi (by "jebolan" i meant "drop out") dan sempat membuat keluarganya prihatin, dia bangkit kembali by himself (dan istrinya yang luar biasa tentunya) dan menjadi orang yang bertanggungjawab seperti sekarang.

I'm not campaigning for him of course...dan tidak mengharapkan dia membaca tulisan ini karena bisa tersipu malu dia. I was just wondering for others who are so brave campaigning for themselves, what did they offer for the sake of society before they did that?

Oh btw, kemarin dalam perjalanan pulang ke Depok, sebelum masuk terowongan batas antara Jakarta-Depok, mata saya tertuju pada satu baliho besar di sebelah kiri saya. Seorang teman saya dari PKS mencalonkan diri jadi caleg. Hampir tak mengenali wajahnya, karena sekali lagi, wajah di baliho kan beda sama wajah yang sebenarnya, saya melihat namanya dan berteriak kegirangan "itu temanku...itu temanku..." sampai-sampai adik saya mengernyitkan keningnya dan mendesis "norak lu". Di antara kelelahan melihat spanduk muka orang tak dikenal, akhirnya saya gembira melihat muka orang yang saya kenal. Mudah2an si Mbak punya sesuatu yang membanggakan sebelum mencalonkan dirinya :)))

Have a nice Tuesday everybody...

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home