Debby@Home

“I asked God for strength that I might achieve; I was made weak that I might humbly learn to obey. I asked for help that I might do greater things; I was given infirmity that I might do better things. I asked for all things that I might enjoy life; I was given life that I might enjoy all things. I got nothing that I asked for, but everything I hope for; almost despite myself, my unspoken prayers were answered. I among all men am truly blessed”

My Photo
Name:
Location: Depok, West Java, Indonesia

I am an ordinary woman with extraordinary interest in everything

Wednesday, February 25, 2009

Bravo Slumdog Millionnaire

Meski gue belum nonton ini movie (makasih ya Iyan...udah nahan2 hak gw!!) gue merasa dia akan mendapat banyak penghargaan (sok tau gak sih?). Terbukti dia mendapatkan 8 oscar untuk 10 nominasi! Phew....that was wonderful meskipun orang Mumbai banyak yang gak setuju soal penggambaran Mumbai yang kumuh (gue gak berani nulis dalam bahasa Inggris karena punya banyak teman India hehehe).

Tidak tau mengapa, gue selalu tergila-gila oleh film tentang India yang disutradarai oleh orang bule. Sudut pandang mereka dalam memandang budaya India sangat luar biasa original, yang mungkin bahkan tak dapat digambarkan oleh sutradara India. Cobalah liat film2 India garapan orang India sendiri, baru 10 menit nonton udah capek. Gue gak pernah bisa mengerti teman2 gue yang suka sekali nonton film India...misalnya Kuch-kuch yang sangat terkenal dengan bintang Sharukhkhan yang gue juga bingung di mana letak gantengnya. Mengenai bintang fenomenal ini, ada kejadian lucu waktu di India. Seorang teman asal Myanmar mengatakan sangat tergila-gila Sharukhkan, dan dibalas oleh teman India: you will have to compete with huge numbers of indian girls. Gue nyeletuk: take him, all of you...I will take Li because nobody loves him. Hahahaa....

Kesukaan gue nonton film India yang syaratnya disutradarai oleh orang non India bermula dari keisengan gue nonton British Film Festival bertahun-tahun yang lalu. Ada sebuah film (gue lupa judulnya) yang berkisah tentang keluarga India yang hidup di slum area London. Benturan budaya modern dan tradisional terasa sekali, yang menghasilkan adegan-adegan simpel tapi cerdas yang bikin kita ingin jadi sutradara! Saking kagumnya pada film itu, gue sampe gak ngenali kalau penonton yang duduk di samping kiri gue adalah Riri Riza. Pantesan waktu ada adegan-adegan yang tadi gw bilang simple tapi cerdas itu, dia selalu nyebut "shit...shit..." yang gue terjemahkan sebagai ungkapan kagum bukan umpatan kotor (di kemudian hari Riri Riza berjuang untuk membuat film yang setara dengan film independen tersebut, tapi menurut gue masih belum spektakular. Hehehe).

Setelah itu ada film Bend it Like Beckham yang mencuatkan nama Keira Knightley, Pride and Prejudice, and many more. Mungkinkah ada film Indonesia yang disutradarai oleh orang asing dan menceritakan kehidupan sehari-hari orang Indonesia?


0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home