Debby@Home

“I asked God for strength that I might achieve; I was made weak that I might humbly learn to obey. I asked for help that I might do greater things; I was given infirmity that I might do better things. I asked for all things that I might enjoy life; I was given life that I might enjoy all things. I got nothing that I asked for, but everything I hope for; almost despite myself, my unspoken prayers were answered. I among all men am truly blessed”

My Photo
Name:
Location: Depok, West Java, Indonesia

I am an ordinary woman with extraordinary interest in everything

Friday, July 06, 2007

Remote si Timmy

Senin kemarin aku pulang ke Jakarta mengendarai si Timmy tanpa menyadari remote-nya ketinggalan di Bandung. Remote itu memang sudah terpisah dari gantungan kunci si Timmy sejak dia pulang dari Bali, thanks to Aan. Waktu itu sudah ada firasat buruk, someday....remote itu akan ketinggalan entah dimana, dan bikin repot saja.

Benar saja, kemarin si Timmy kehilangan remote untuk yang pertama kalinya. Ini pun, thanks to Aan (again?) yang sok-sokan manasin Timmy pagi-pagi padahal berangkatnya masih lebih dari setengah jam lagi. Setelah nyalain mesin, remote yang biasanya ditinggalkan di mobil dibawa masuk lagi ke dalam rumah. Ya siapa yang tau kalau remote imut tapi jelek itu sudah tidak berada di tempat yang seharusnya?

Aku baru menyadari kehilangan remote itu waktu sudah nyampe rumah. Lama amat ya nyadarnya, sampe 3 jam kemudian. Pake gak yakin dulu, siapa yang harus disalahkan atas kehilangan itu. Setelah yakin bukan salahku, mulailah aku menghubungi adik-adikku, dan dengan malu-malu Aan mengakui dia ninggalin remote itu di Bandung. Hwaaaaa...kalau aku yang ninggalin, pasti aku dituduh tidak becus. Lalu aku telepon ke Bandung, benar saja...kata Miftah ada di whiteboard dekat telepon.

Aan dan Alison menasihati untuk mencoba cara manual membuka mobil itu. Masalahnya, dulu aku pernah mencoba membuka mobil itu manually. Apa yang terjadi? Alarm-nya yang memekakkan telinga menjerit-jerit dan aku panik setengah mati. Untung ada remote yang bisa mematikan alarm. Lha kalo gak ada remote, aku musti matiin alarm pake apaaa? Kata Aan copotin kabel aki. Kabel yang mana tuh? Tiba-tiba aku tak tertarik mencoba membuka mobil secara manual.

Dasar memang lagi mumet, gak kepikiran minta tolong Miftah kirim remote pake Tiki. Untung ada Mbak Ami yang berpikir lebih jernih, dan menyarankan aku telepon lagi ke Bandung dan minta remote itu dikirim. Bener juga. Maka aku telepon lagi ke Bandung, dan minta tolong Miftah kirim lewat Tiki ONS (over night service). Sialnya, si Miftah tidak ngerti kirim2 barang lewat Tiki. Halah...di jaman kemerdekaan ini masih ada yang gak ngerti kirim paket? That's what I don't understand about Miftah. He's surrounded by many intelligent people and he doesn't take any advantage on that. Ckckckckck....

Maka aku suruh dia minta tolong Hendro ngirimin itu remote. Untung masih ada Hendro di rumah. Selasa dikirim, Rabu sore nyampe. Rada terlambat, tapi masih tergolong over night juga sih, hehehe. Akhirnya aku baru berani buka si Timmy, dan memanaskan mesinnya. Hampir tidak bisa distarter *berlebihanmodeon*. Timmy...Timmy...saking pinternya, suka mengambil keputusan sendiri. Tiba-tiba suka ngunci sendiri. Tiba-tiba alarm bunyi sendiri. Tiba-tiba jalan sendiri (bo'ong kalo ini).

Kamis pagi aku bawa Timmy ke kampus, guess what...mas-mas yang nyerahin kartu IMK (ijin masuk kampus) bilang stiker IMK sudah ada yang baru. Iya sih, di stiker yang lama waktu berlakunya Januari s/d Juni doang. Sekarang udah Juli. Sialnya, stiker belum nyampe ke fakultas. That means, mulai besok kudu bayar deh. Huh...salah siapa nih kalo Manajer Fasum kurang tanggap?

Keterangan gambar: di atas adalah remote si Timmy yang udah jelek tapi masih tetap berjasa. Buktinya kemarin waktu ketinggalan, dia bikin panik aku. Semoga besok-besok tidak bikin masalah lagi.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home