Debby@Home

“I asked God for strength that I might achieve; I was made weak that I might humbly learn to obey. I asked for help that I might do greater things; I was given infirmity that I might do better things. I asked for all things that I might enjoy life; I was given life that I might enjoy all things. I got nothing that I asked for, but everything I hope for; almost despite myself, my unspoken prayers were answered. I among all men am truly blessed”

My Photo
Name:
Location: Depok, West Java, Indonesia

I am an ordinary woman with extraordinary interest in everything

Tuesday, June 12, 2007

Long live My Zodia

Dua tahun yang lalu, pada sebuah kunjungan ke Banjarsari aku membeli sebuah pohon antinyamuk bernama zodia dari the famous Bu Bambang. Waktu itu, pohon zodiaku masih setinggi 5 cm, ditempatkan di sebuah pot bunga kecil. Pohon itu kubawa ke rumah, dan kuletakkan di depan kamarku.

Mula-mula zodiaku itu sulit sekali tumbuh besar. Aku sampai bosan menunggunya besar. Unbelievably aku selalu ngobrol dengannya tiap pagi sambil menyirami dan membersihkan tubuhnya dari hama daun yang menjengkelkan itu. Hamanya yang berwarna putih itu membuat daun-daun baru yang muncul jadi keriting jelek. Ketika zodiaku semakin besar, aku bebaskan dia dari potnya yang kecil, supaya dia bebas membesarkan dirinya.

Sekarang usia si zodia sudah dua tahun lebih, dan tingginya sudah mencapai kira-kira 800 cm. Kadang-kadang muncul bunga dan biji dari ranting-rantingnya, tapi kok ya sampai sekarang belum ada tanda-tanda zodiaku punya anak ya? Apakah bisa stek ranting? Aku ingin memberikan teman sesama zodia buat dia. Kasihan dia, dua tahun all alone...Jasanya begitu banyak. Entah karena ada zodia atau memang nyamuk gak doyan sama kamarku, di kamarku memang tidak ada nyamuk selama beberapa lama ini. Wanginya pun selalu tercium sepulangku dari kantor. Hmmmmm...Aku bangga padamu zod, karena kamu tetap hidup di tanganku.

Aku bukan orang yang telaten dan "bertangan dingin" untuk urusan tanam-tanaman. Berbeda dengan ibuku, yang kata orang "bertangan dingin", apapun yang ditanam oleh beliau selalu tumbuh subur. Ketika kecil, aku suka menanam bunga-bunga di halaman rumahku. Setiap kali pulang dari rumah teman, aku selalu membawa tanaman untuk kutanam sendiri di rumah. Tapi, karena tidak telaten mengurusi tanaman-tanaman itu. satu-satunya tanaman yang tumbuh subur sampai besar hanyalah pohon bunga melati. Itupun kata mamaku, karena bunga melati bukan tanaman yang sulit diurus...dibiarkan saja dia akan tumbuh besar. Walau begitu, karena dia adalah satu-satunya tanaman yang aku tanam sendiri dan bertahan hidup lama, aku sangat bangga padanya. Setiap kali ada tamu datang ke rumahku, aku selalu membanggakan melatiku. Setiap kali liburan sekolah dan aku pulang ke rumah, melatiku semakin besar. Ibuku tidak pernah mau menanam bunga melati lain supaya pohon melatiku punya teman, tapi tidak juga mencabut melati ini, padahal dia sudah menghalangi jalan masuk kendaraan ke rumah. Waaahhh....senangnyaaaa....

Suatu kali, Ibu Mimi memberikan aku kado natal anggrek bulan. Aku mencoba mengurusi tanaman ini, tidak pernah lupa disiram (tapi ternyata tidak boleh disiram hehehe) dan membawanya masuk ke kamar pada siang hari. Malam hari aku akan mengeluarkannya dari kamar. Anggrek itu hanya bertahan sebulan, lalu mati, sak akar-akarnya. Aku sampai "dibego-begoin" Pak Eko si penjual anggrek. Sedih banget sih, tapi tidak sesedih waktu Teddy anjingku mati diracun orang.

Lalu beberapa bulan yang lalu aku membeli pohon bonsai dari Bandung (gak jelas pohon apa), yang hidupnya pun tidak lama. Waktu itu bonsai kubeli seharga Rp 30 ribu di salah satu FO di daerah Dago. Waktu ke sana lagi, aku mencari-cari mamang penjual bonsai untuk meminta pertanggungjawaban, tapi sayang tidak bertemu. What do you expect from a bonsai worth Rp 30 thousands used to live in low temp area like Bandung? You can't just move it to Depok and expect it would live unconditionally. Sekarang bonsai itu sudah berwarna coklat, tapi masih aku tanam di sebelah zodiaku. Biar saja jadi motivasi hidup si zod. Hehehe...Apaaaa coba?

Berikut ini adalah penjelasan mengenai zodia dari sebuah tabloid yang aku temukan di internet:
Orang Papua terbiasa menggosok kulitnya dengan dedaunan tertentu sebelum masuk ke hutan. Maksudnya agar terlindungi dari serangan serangga, khususnya nyamuk. Daun-daun tersebut berasal dari tanaman yang disebut zodia (Evodia suaveolens). Kita ketahui, zodia ini tanaman asli Indonesia yang berasal dari Papua.

Kenapa nyamuk takut pada zodia? Tanaman zodia termasuk famili Rutaceae.Ia mengandung zat evodiamine dan rutaecarpine. Menurut Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), minyak yang disuling dari daun zodia mengandung linalool 46 persen dan apinene
13,26 persen. Nah, linalool inilah yang berfungsi sebagai pengusir nyamuk. Menurut Agus Kardinan (2004), daun zodia mampu menghalau nyamuk selama 6 jam, dengan daya halau (daya proteksi) sebesar lebih dari 70 persen. Selain efektif mengusir nyamuk, belakangan ini para ilmuwan menemukan khasiat lain dari zodia, misalnya penyembuh sakit kepala, disentri, dan pembunuh sel kanker. Bunganya pun dapat dijadikan obat gosok untuk mengobati masuk angin.

Zodia akan mengeluarkan aroma bila daun-daunnya saling menggosok. Letakkan tanaman di sekitar tempat angin masuk dalam ruangan, bisa juga di sudut ruangan tertentu, kemudian tiup dengan kipas angin. Aroma yang cukup wangi pun akan keluar. Namun demikian, kita tetap harus waspada. Seandainya tanaman zodia diletakkan di ruangan yang sempit dan sedikit sirkulasi udara, bisa-bisa orang yang ada di dalamnya pun pusing atau mabuk.

Lazimnya, tanaman ini ditanam dalam pot, dan digunakan sebagai tanaman dalam ruangan (indoor plant). Namun, baik juga bisa langsung ditanam di halaman rumah. Bahkan, bisa memberikan kesejukan tersendiri. Tinggi tanaman ­ bila dibiarkan bebas di lapangan ­ bisa mencapai 200 cm. Daunnya cantik sekali, hijau agak kekuningan, pipih panjang tapi lentur, dan menyejukkan mata yang memandang.

Tanaman zodia juga cukup mudah diperbanyak, kok, baik melalui stek ranting maupun bijinya. Ketika sudah berbunga dan berbiji, biji zodia akan jatuh dan tumbuh di sekitarnya. Hanya saja, fase pertumbuhan membutuhkan perhatian tersendiri. Bila langsung kena sinar matahari, bisa-bisa malah mati. Sebaliknya, bila kurang sinar matahari justru pertumbuhannya tidak sehat. Tanaman ini akan tumbuh subur bila dikembangkan di daerah yang cukup dingin.

That's my zodia.....

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home