Debby@Home

“I asked God for strength that I might achieve; I was made weak that I might humbly learn to obey. I asked for help that I might do greater things; I was given infirmity that I might do better things. I asked for all things that I might enjoy life; I was given life that I might enjoy all things. I got nothing that I asked for, but everything I hope for; almost despite myself, my unspoken prayers were answered. I among all men am truly blessed”

My Photo
Name:
Location: Depok, West Java, Indonesia

I am an ordinary woman with extraordinary interest in everything

Monday, May 14, 2007

Plesiran ke Sukabumi

Sabtu kemarin aku plesiran ke Sukabumi bersama para sepupu. Dimulai dari ajakan sepupuku Jen untuk ikut serta ke rumah Bang Sisco yang istrinya baru saja melahirkan seorang anak perempuan. Alasannya, menengok bayi baru, adiknya Andre dan Andro. Bang Sisco sekeluarga pastinya sudah merasa "lengkap" karena sudah memiliki 2 orang putra dan seorang putri. Aku sih percaya aja tujuan jalan-jalannya adalah menjenguk Averine Louisa apalagi itu...(sampe lali nama2nya saking banyaknya nama orang ditempelin ke anak itu...kasihaann).

Ternyata jalan-jalan itu bukan sekedar menengok bayi, tapi lebih serius lagi: Jen minta didoain supaya cepat dapat anak! Akhirnya, beberapa adat sehubungan dengan itu dijalankan. Menarik juga, mengingat aku sebetulnya tidak terlalu tertarik dengan hal-hal berbau adat dan tradisi yang tidak masuk akal. Upacara ini menggunakan adat Simalungun, dengan beberapa hidangan antara lain: ayam yang sudah dipotong kecil-kecil, dibakar dan dibumbuin, lalu ditata kembali menyerupai ayam yang masih hidup (artinya susunan dari kepala sampai ekor seperti ayam hidup); nitak (atau itak-itak?) yaitu makanan yang terbuat dari tepung beras dicampur gula jawa dan dibentuk seperti gethuk, disusun di sebuah piring dan ditambahkan sebuah telur rebus di tengah-tengahnya; ikan mas arsik yang disusun tiga; sesisir pisang ambon; hmmmm...apalagi ya? oh iya...kelapa muda yang masih berada di batoknya.

Pada acara makan siang, kita semua berkumpul lesehan, dan terdiri atas 4 kelompok. Satu kelompok adalah Bang Sisco, Kak Ratna dan adik bayi Averine (plus Aan yang belakangan ditarik ke kelompok ini karena katanya menurut pangkat adat dia sejajar dengan Bang Sisco). Kelompok lainnya adalah Jen and her husband, lalu Kak Rona and her husband (Kak Rona adalah kerabat keluarga Jen), dan "kaum sudra" lainnya yang bukan termasuk inti dari upacara ini, termasuk aku, Kak Ida and her husband, dan Tina.

Upacara pertama adalah semacam "memberikan berkat buat Averine" (berkat barangkali bukan kata yang tepat, tapi aku gak nemu kata lain yang lebih cocok). Averine digendong oleh ibunya, lalu ada kata-kata nasihat atau apalah dari ibunya Bang Sisco. Hidangan yang diberikan ke Bang Sisco dan Kak Ratna adalah ayam yang sudah ditata kembali dan sebuah kelapa muda. Upacara kedua terkait dengan Jen and her husband. Bang Sisco dan Kak Ratna memberikan makanan berupa ikan mas bersusun tiga, itak-itak berhiaskan telur rebus, dan sesisir pisang ambon. Jen musti menghabiskan semua makanan itu, kalo gak abis boleh dibagikan sama kaum sudra hihihi. Setelah acara makan siang, muka si Jen dan suaminya dicuci oleh Kak Ratna (enak beneeeerr dimandiin) dan dihadiahi gendongan bayi dengan harapan mereka segera memperoleh anak.

Upacara ketiga diberikan kepada Kak Rona and her husband yang baru saja kehilangan anak semata wayangnya dua bulan yang lalu karena demam berdarah. Bisa dibayangkan kesedihan Kak Rona, yang selalu menangis sepanjang upacara jika diingatkan mengenai peristiwa itu. Singkatnya, upacara untuk Kak Rona adalah supaya dia dapat melupakan kesedihannya dan berusaha kembali mendapatkan anak. Maka dari itu, Kak Rona pun mendapatkan seekor ayam yang sudah dimutilasi.

Dan kepada kaum sudra, ya sudahlah...karena kami adalah kaum sudra, harus puas cuman jadi penonton thok. Hehehe...Yang seru adalah pemberian lauk ayam yang disuapkan langsung dari tangan Bang Sisco kepada para gadis. Ketika giliranku tiba, dengan nafsunya aku mendekati Bang Sisco, seolah-olah ingin menggigit tangannya. Bang Sisco hampir tidak dapat menahan geli, tapi karena harus sambil kasih nasihat, mukanya diserius2in. Karena ada orangtua di sana, aku tidak berani bercanda lagi. Maka aku terima suapannya Bang Sisco sambil mengucapkan terimakasih banyak dan tersenyum lebar. Tapi kok gak ada ayamnya sih? yang ada cuman bumbu-bumbu kremesnya saja. Huh...emang sih kasta kita Sudra, tapi mbok yao ayam sesuir disertakan di antara bumbu...hiks.

Usai acara aku harus hemat-hemat tenaga untuk pulang malamnya. Kami berencana berangkat pulang ke Jakarta jam 7 malam, kuatir ngantuk di jalan. Aku coba tiduran dulu, tapi gak bisa tidur! Aduuuhhh...gimana kalo aku tidurnya waktu lagi nyetir ya? Tapi ternyata kami bisa selamat sampai di rumah. Aku nyampe Depok sekitar jam 10 kurang sedikit, cepat juga...mengingat kudu mampir di Bogor dulu nganterin Jen dan suaminya. Aku seperti orang kesetanan di jalan tol jagorawi, driving 120km/jam dan nyalip-nyalip mobil orang. Tina sampai ketakutan dan bertanya,"kakak gak ngantuk kan?" hehehe...ngantuk gue...dari hari Sabtu gak bisa tidur nyenyak! Aku punya problem sulit tidur di tempat baru yang banyak orangnya. Kalau tempat barunya berupa hotel dan bobo sorangan wae mah gue sangat bisa tidur nyenyak, bahkan bangunnya musti pake weker!

Begitulah cerita plesiran akhir minggu ke Sukabumi yang cukup mengagetkan ibunya Bang Sisco, karena katanya baru kali ini kami mau ngumpul bersama saudara. Masa sih...gue kan relatif rajin ke rumah sodara gue...di Bandung. Deziiiigh!

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home