De' Athu and my past
Kemarin aku akhirnya bisa ketemu De' Athu, my ex-neighbour ketika masih di Sungai Pakning. De' Athu yang masih aku panggil dengan sebutan "Dede" ini meskipun dia sudah punya satu adik lagi dan sekarang sudah berusia 20 tahun betul-betul mengingatkan aku pada masa kecilku yang menyenangkan.
Unlike any other school children yang dipanggil kakaknya untuk menghadap, De' Athu datang dengan oleh-oleh Kartika Sari! Hehehe...Dede...Dede...dia datang aja kami sudah sangat senang. Sekarang Dede sudah besar, langsing (waktu kecil Dede gendut dan menggemaskan dengan pipinya yang tembam) dan ganteng. Pastilah punya banyak penggemar. Kebetulan tante Ida telepon, dan meminta aku marahin Dede yang tidak serius belajarnya, maen terus. Ah, Dede sudah besar, sudah tau apa yang baik dan yang buruk. Tapi ya tidak dapat menahan diri juga untuk act like a sister, aku nasihatin dia for his sake only.
Keluarga Dede dan keluargaku ketika di Sungai Pakning sangat dekat. Rumah kami yang berdampingan sangat menguntungkan bagi kedua keluarga karena masing-masing bisa saling menjaga jika salah satunya keluar kota. Jadi Dede, Kak Dhika dan De' Uchi sering dititipkan ke mama kalau mama papa mereka dinas keluar kota. I was their sister for years and I can't forget how I acted like a sister for them everyday. Ketiganya memiliki sifat yang berbeda: Kak Dhika yang ekstrovert, nakal dan unpredictable, De' Athu yang pendiam dan tidak neko-neko tapi kalau sudah marah lebih baik nyingkir dulu, dan De' Uchi yang manja dan rada selfish.
Sekarang mereka sudah besar, dan it means I'm getting old, karena ketika mereka masih kecil aku dikategorikan "sudah besar". Dede dan Kak Dhika sekarang sudah kuliah, dan De' Uchi SMP. Tiba-tiba saja aku punya keinginan yang besar untuk punya anak, hiks. Terlebih ketika Oom Budi dan Tante Ida telepon dan nanya,"Kapan...??" dan aku jawab dengan lagu Koes Plus "Kapan kapaaannn..." dan sebuah kalimat klise "Oom dan Tante doain ya..." Hehehe...
Kemarin aku akhirnya bisa ketemu De' Athu, my ex-neighbour ketika masih di Sungai Pakning. De' Athu yang masih aku panggil dengan sebutan "Dede" ini meskipun dia sudah punya satu adik lagi dan sekarang sudah berusia 20 tahun betul-betul mengingatkan aku pada masa kecilku yang menyenangkan.
Unlike any other school children yang dipanggil kakaknya untuk menghadap, De' Athu datang dengan oleh-oleh Kartika Sari! Hehehe...Dede...Dede...dia datang aja kami sudah sangat senang. Sekarang Dede sudah besar, langsing (waktu kecil Dede gendut dan menggemaskan dengan pipinya yang tembam) dan ganteng. Pastilah punya banyak penggemar. Kebetulan tante Ida telepon, dan meminta aku marahin Dede yang tidak serius belajarnya, maen terus. Ah, Dede sudah besar, sudah tau apa yang baik dan yang buruk. Tapi ya tidak dapat menahan diri juga untuk act like a sister, aku nasihatin dia for his sake only.
Keluarga Dede dan keluargaku ketika di Sungai Pakning sangat dekat. Rumah kami yang berdampingan sangat menguntungkan bagi kedua keluarga karena masing-masing bisa saling menjaga jika salah satunya keluar kota. Jadi Dede, Kak Dhika dan De' Uchi sering dititipkan ke mama kalau mama papa mereka dinas keluar kota. I was their sister for years and I can't forget how I acted like a sister for them everyday. Ketiganya memiliki sifat yang berbeda: Kak Dhika yang ekstrovert, nakal dan unpredictable, De' Athu yang pendiam dan tidak neko-neko tapi kalau sudah marah lebih baik nyingkir dulu, dan De' Uchi yang manja dan rada selfish.
Sekarang mereka sudah besar, dan it means I'm getting old, karena ketika mereka masih kecil aku dikategorikan "sudah besar". Dede dan Kak Dhika sekarang sudah kuliah, dan De' Uchi SMP. Tiba-tiba saja aku punya keinginan yang besar untuk punya anak, hiks. Terlebih ketika Oom Budi dan Tante Ida telepon dan nanya,"Kapan...??" dan aku jawab dengan lagu Koes Plus "Kapan kapaaannn..." dan sebuah kalimat klise "Oom dan Tante doain ya..." Hehehe...
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home