Debby@Home

“I asked God for strength that I might achieve; I was made weak that I might humbly learn to obey. I asked for help that I might do greater things; I was given infirmity that I might do better things. I asked for all things that I might enjoy life; I was given life that I might enjoy all things. I got nothing that I asked for, but everything I hope for; almost despite myself, my unspoken prayers were answered. I among all men am truly blessed”

My Photo
Name:
Location: Depok, West Java, Indonesia

I am an ordinary woman with extraordinary interest in everything

Wednesday, July 18, 2007

Musibah
Hari Senin sore sepulang dari Bandung aku menerima kabar mengagetkan tentang Andy yang mengalami kecelakaan di Cikarang. Andy baru pulang touring dari Semarang bareng teman-temannya, perjalanan yang panjaaaaang dan disponsori oleh "Bajaj hitam warnanya". Wah, berani juga si Andy!

Kabar buruk lainnya datang dari sms forward-an Aryo, yang isi sms-nya bikin aku takut. Tapi what I should do next is contact Eka, Andy's wife. Sebetulnya hari itu suasana hatiku lagi buruk, masih shocked karena tadi di jalan tol sempet hampir menubruk truk yang gak salah apa-apa. Sampai di rumah malah nangis sehabis ditelepon adikku, yang katanya juga kena marah padahal dia gak salah apa2. Lha piye, aku yang salah kok banyak orang yang kena getahnya. Dapat sms Andy kecelakaan, nangis lagi. Ah sebel! Kadang-kadang sifat sensitifku ini sangat mengganggu karena jadi gak bisa berpikir jernih. Adikku sampai bilang aku gampang sekali tersinggung. Mungkin bukan gampang tersinggung, tapi terlalu sensitif. Hehehe...

Untuk menenangkan diri, aku berlama-lama di kamar mandi. Semua kejadian yang aku alami sejak hari Sabtu sampai Senin flashed back di kepalaku, mulai dari kejadian hari Sabtu lalu waktu aku ngantuk di jalan tol dan hampir mengalami kecelakaan di sekitar km 29-30 (itu juga di Cikarang!!!), lalu kemudian aku mengalah dan minggir di tempat peristirahatan km40 ketika tahu aku tak bisa melawan kantuk jadi lebih baik tidur dulu di parkiran mobil. Lalu hari Senin ketika aku pulang dari Bandung, hampir menabrak truk karena gundah mendapat sms marah-marah (pelajaran kedua: jangan baca sms di tengah jalan apalagi ketika jalanan lagi rame). Lalu mendapat sms Andy kecelakaan motor di Cikarang. Oh my God! Tiba-tiba semuanya menjadi tidak penting lagi.

Sehabis mandi lebih dari sejam (padahal luluran pun tidak, jadi ngapain aja?) aku langsung telepon Eka, istrinya Andy. Suara Eka masih terdengar lemah, dan menceritakan kejadian detail waktu kecelakaan tersebut. Andy mengalami patah tulang di paha kiri dan kanan, tapi syukurlah hanya itu. Dia tidak mengalami luka dalam. Rencananya Selasa operasi. Aku berjanji ke Eka akan datang besok ke rumah sakit.

Hari Selasa aku berencana ke rumah sakit agak siangan, karena mau ke dokter gigi dulu. Setelah dari dokter gigi, aku akan bezoek Andy yang berada di rumah sakit yang sama, lantai 5. Tapi renancanya buyar kabeh, sampai jam 5 sore kerjaan bertubi-tubi menghantam. Ada mahasiswa yang minta dibantuin bikin proposal proyek, dan mahasiswa lain yang tesisnya masih berantakan karena pembimbingnya terlalu sibuk. Lalu hasil ujian seleksi mahasiswa juga sudah datang dari rektorat (dan begonya mereka hanya memberikan hardcopy-nya saja, gimana tidak jengkel? Emang siapa yang kurang kerjaan mau ngetik ulang semua itu?) Sampai-sampai meeting dengan MEM soal proposal hibah bersaing tidak sempat dilakukan. Tapi karena sudah lebih dari jam 5, aku ngabur dari TKP.

Tidak sempat beli oleh-oleh di supermarket, aku turun ke Alfamart dan beli oleh-oleh seadanya saja. Eh pelayan Alfamartnya lelet banget! Iya sih, dia masih baru. Tapi kok kenapa ketika aku sedang buru-buru, aku tidak mendapat bantuan dari manapun untuk membuat semuanya lebih simpel? Akhirnya sampai di rumah sakit sudah jam 6. Dokter gigiku sudah tidak menerima pasien, ya sudahlah besok-besok aja giginya dibenerin. Sampai di lantai 5, aku nanya Satpam Ruang Dahlia dimana. Satpam nanya mau mengunjungi siapa, aku baca whiteboard dan nunjukin namanya Andy, tercantum begini: Bpk. Andi. Sedikit protes ke satpam, aku bilang, Bpk. Andi itu temenku, tapi namanya Andi pake 'y'. Hehehe....

Teman-temanku (Okti, Aya, Pippi dan Bekti) sudah di sana, bersama Eka dan Andy. Andy masuk ruang operasi jam 11, dan baru keluar sekitar jam 15.30. Jadi dia baru saja selesai operasi, pantas masih bisa tersenyum. Wong obat biusnya masih bekerja. Aku gak bisa ngomong yang serius-serius, jadi untuk meredakan keteganganku sendiri, aku ajak Andy bercanda. Andy cuman bisa tersenyum. Teman-temanku yang lain juga mantan pelawak semua, jadi suasana bisa lebih santai. Andy sudah bisa menggerakkan kedua kakinya, syukurlah. Tapi yaaa...mana boleh menyentuh kaki yang habis operasi. Bisa dibunuh gue sama Andy.

Intinya, Andy is okay now. Kata dokter, dia hanya perlu di rumah sakit selama 5 hari, selebihnya pemulihan di rumah saja. Mungkin dalam beberapa ini aku bezoek Andy lagi kalau lagi sadar mengunjungi dokter gigi yang pasti sudah merindukan gigiku. Selebihnya ya, bezoek di rumahnya saja, selain lebih santai dan boleh berlama-lama, bisa duduk bebas juga.
Ini Andy sesudah menjalani operasi selama lebih kurang 4,5 jam. Sampai jam 6 masih mampu bangun dan menyalami tamu-tamu yang bezoek, tapi hampir jam 7 ketika kami baru akan pulang sudah tidur nyenyak setelah nenggak obatnya. Selang transfusi darahnya masih jalan, sudah habis 5 kantung darah, mudah-mudahan tidak ada darah vampir.

Ini Andy yang lagi bobo, Eka yang sudah dua hari tidak masuk kerja, dan Aya yang kayak ibu-ibu pengajian sedang kunjungan. Hehehe...peace Ay....btw, aku rada minder ketemu sama teman-teman lamaku yang sudah jadi "kepala" semua...ada yang sudah jadi Bu Melling karena menggantikan Pak Melling jadi IRC Head (tadinya gue pikir dia kawin sama Pak Melling!), dan Aya yang akan menggantikan EJB. Hiii ngeriiiii....tapi aku ikut bangga karena prestasi teman-temanku.

Pulang dari rumah sakit, kami sepakat untuk bertemu sekali lagi dalam suasana happy, untuk "memutus rantai" ngumpul karena ada musibah saja. Aku setuju-setuju aja, tapi aku suka gak setuju sama tempat ngumpul mereka yang rata-rata di kawasan segitiga emas. Bukan apa-apa, three in one-nya itu bikin keder. Katanya ngumpul di Senayan City saja, bisa lewat Universitas Moestopo. Where the hell is Universitas Moestopo??!!

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home