Pemilu oh Pemilu....
Pesta rakyat pertama yang diadakan Senin, 5 April yang lalu akhirnya dapat berjalan relatif lancar. Agak nyesel juga tidak ikut Pemilu tahun ini. Menurut sebagian teman yang ikutan nyoblos, seru juga sih karena susah bener mau nyoblos caleg, dpd, dll. Kagak kenal sih dengan orang2 itu. Informasi yang ada hanya nama, gak ada fotonya. Padahal kan kalo ada fotonya bisa lebih pasti mau nyoblos siapa...paling tidak wajah cakep jadi salah satu alasan utama untuk dicoblos, soalnya kan kita gak kenal sama sekali sih sama calon2 wakil rakyat itu...Bahkan ada nenek2 yang pengen nyoblos ngomel2 karena tidak menemukan partai 'nanas' yang dijanjikan di iklan2 layanan masyarakat tentang cara pencoblosan yang benar (btw di bandung terjemahan 'nyoblos' adalah 'nyolok' lho...hehehe). Cerita lainnya adalah panitia di kpps (bener gak sih istilahnya kpps? kepanjangannya apa ya?) yang gak mau kerja kalo belum dibayar. Waaaahhhh serunya...kenapa aku tidak ikut ya?? Sebenarnya aku sudah terdaftar di RT-ku di Depok, tapi karena aku sudah berada di Bandung sejak tiga hari sebelumnya, aku memutuskan untuk tidak 'nyolok' deh. Sayang sebenarnya suara ini tak terpakai, tapi nantilah kalo pemilihan presiden akan aku pakai. Masalahnya nanti aku harus pilih siapa ya?
Golkar dan PDIP masih berada di atas pada penghitungan suara sementara sampai dengan hari ini. How come?. Pembelajaran bangsa Indonesia ternyata berjalan sangat lambat! Memilih pun masih berdasarkan emosi, bukan rasionalitas. Sebenarnya bagaimana sih cara menentukan pilihan yang baik itu? Apakah seluruh bangsa Indonesia, setidaknya mereka yang mengaku punya intelektualitas yang tinggi, mengerti bagaimana cara memilih partai dan pemimpin yang baik? Apakah mereka 'ngeh sama visi dan misi dari tiap partai dan calon pemimpinnya? I don't think so...
Pesta rakyat pertama yang diadakan Senin, 5 April yang lalu akhirnya dapat berjalan relatif lancar. Agak nyesel juga tidak ikut Pemilu tahun ini. Menurut sebagian teman yang ikutan nyoblos, seru juga sih karena susah bener mau nyoblos caleg, dpd, dll. Kagak kenal sih dengan orang2 itu. Informasi yang ada hanya nama, gak ada fotonya. Padahal kan kalo ada fotonya bisa lebih pasti mau nyoblos siapa...paling tidak wajah cakep jadi salah satu alasan utama untuk dicoblos, soalnya kan kita gak kenal sama sekali sih sama calon2 wakil rakyat itu...Bahkan ada nenek2 yang pengen nyoblos ngomel2 karena tidak menemukan partai 'nanas' yang dijanjikan di iklan2 layanan masyarakat tentang cara pencoblosan yang benar (btw di bandung terjemahan 'nyoblos' adalah 'nyolok' lho...hehehe). Cerita lainnya adalah panitia di kpps (bener gak sih istilahnya kpps? kepanjangannya apa ya?) yang gak mau kerja kalo belum dibayar. Waaaahhhh serunya...kenapa aku tidak ikut ya?? Sebenarnya aku sudah terdaftar di RT-ku di Depok, tapi karena aku sudah berada di Bandung sejak tiga hari sebelumnya, aku memutuskan untuk tidak 'nyolok' deh. Sayang sebenarnya suara ini tak terpakai, tapi nantilah kalo pemilihan presiden akan aku pakai. Masalahnya nanti aku harus pilih siapa ya?
Golkar dan PDIP masih berada di atas pada penghitungan suara sementara sampai dengan hari ini. How come?. Pembelajaran bangsa Indonesia ternyata berjalan sangat lambat! Memilih pun masih berdasarkan emosi, bukan rasionalitas. Sebenarnya bagaimana sih cara menentukan pilihan yang baik itu? Apakah seluruh bangsa Indonesia, setidaknya mereka yang mengaku punya intelektualitas yang tinggi, mengerti bagaimana cara memilih partai dan pemimpin yang baik? Apakah mereka 'ngeh sama visi dan misi dari tiap partai dan calon pemimpinnya? I don't think so...
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home