Banjir dan Petir di FPsi UI
Beberapa waktu yang lalu aku pernah terjebak banjir di dalam Gedung B Fakultas Psikologi UI, tidak bisa keluar! Waktu itu jam sudah menunjukkan pukul 16.00 dan karena mahasiswa sedang liburan semester, keadaan kampus sangat sepi. Aku dan beberapa rekan yang terjebak akhirnya sepakat menunggu surutnya banjir dengan sabar. Yang membuat kita cukup sabar barangkali adalah topik pembicaraan kita yang sedang seru-serunya: gosip! Emak-emak sekali ya, tapi yang ngegosip bukan cuma kaum emak lho, bapak2 pun menanggapi dengan seru. Sampai pukul 18.00 banjir masih belum surut, dan hujan sudah tinggal sisanya saja. Aku pikir mahluk hidup tingkat tinggi yang masih tinggal di Gedung B ini hanya tinggal kita berempat saja (aku, mbak Aga, Bang Hamdi, dan Adri). Akhirnya kita merasa harus nekat juga menerjang banjir karena naga-naganya banjir tak akan surut. Pembangunan Gedung H (yang diperuntukkan bagi kita juga nantinya) itu memperparah banjir sampai selutut orang dewasa. Dulu waktu masih kecil aku tidak keberatan maen banjir, tapi sekarang…hehehe…makasih deh. Tapi karena ketiga temanku sudah tidak sabar kembali ke rumah, kita siap-siap menyingsingkan celana panjang sampai di atas lutut. Hiiiii…kalo ketemu ular gimana??!!
Ketika akan keluar Gd B, ternyata sudah disediakan bangku panjang-panjang yang biasanya dipakai anak-anak buat duduk-duduk menunggu kuliah di depan pintu. Syukurlah! Jadi tidak perlu ketemu ular. Kita jalan lewat bangku yang dipindah-pindah, terharu! Karena dua orang satpam rela berbanjir-banjir demi tersedianya bangku buat jalan kita. Tapi sayangnya bangku tersusun menuju Gd A, padahal setelah Gd A ya pasti bakal ketemu banjir lagi di parkiran. Satpamnya agak keras kepala sih, tidak mau memindahkan bangku ke jalan samping Gd B yang bebas banjir. Ketika terbukti kita tidak bisa melewati Gd A, balik lagi ke satpam minta dianterin ke jalan samping. Hehehe…repot kan lu, gue bilang juga apa dari tadi.. Akhirnya kita dapat selamat sampai di jalan raya UI tanpa harus kena banjir. Bad experience.
Kemarin sore aku ke ruang internet yang biasa dipakai mahasiswa. Di luar hujan turun, petir menyambar-nyambar. Wuih, aku yang paling dekat dengan jendela, o my God...aku takut juga kalau-kalau petirnya mengira aku pohon lalu menyambarku! Petir di wilayah Depok memang terkenal kejam, seringkali menumbangkan pohon. Sebelumnya pernah membuat tumbang sebatang pohon gede di depan stasiun ui, dan jalanan jadi macet sampai jam 10 malam. Petir kemarin memang tidak menumbangkan pohon, apalagi menumbangkan Debby, tapi menyambar koneksi internet makara ke pasca. Huaaaaaaaa…..aku takkan terhubung ke internet selama berapa hari??? That’s the worst thing!!!
Beberapa waktu yang lalu aku pernah terjebak banjir di dalam Gedung B Fakultas Psikologi UI, tidak bisa keluar! Waktu itu jam sudah menunjukkan pukul 16.00 dan karena mahasiswa sedang liburan semester, keadaan kampus sangat sepi. Aku dan beberapa rekan yang terjebak akhirnya sepakat menunggu surutnya banjir dengan sabar. Yang membuat kita cukup sabar barangkali adalah topik pembicaraan kita yang sedang seru-serunya: gosip! Emak-emak sekali ya, tapi yang ngegosip bukan cuma kaum emak lho, bapak2 pun menanggapi dengan seru. Sampai pukul 18.00 banjir masih belum surut, dan hujan sudah tinggal sisanya saja. Aku pikir mahluk hidup tingkat tinggi yang masih tinggal di Gedung B ini hanya tinggal kita berempat saja (aku, mbak Aga, Bang Hamdi, dan Adri). Akhirnya kita merasa harus nekat juga menerjang banjir karena naga-naganya banjir tak akan surut. Pembangunan Gedung H (yang diperuntukkan bagi kita juga nantinya) itu memperparah banjir sampai selutut orang dewasa. Dulu waktu masih kecil aku tidak keberatan maen banjir, tapi sekarang…hehehe…makasih deh. Tapi karena ketiga temanku sudah tidak sabar kembali ke rumah, kita siap-siap menyingsingkan celana panjang sampai di atas lutut. Hiiiii…kalo ketemu ular gimana??!!
Ketika akan keluar Gd B, ternyata sudah disediakan bangku panjang-panjang yang biasanya dipakai anak-anak buat duduk-duduk menunggu kuliah di depan pintu. Syukurlah! Jadi tidak perlu ketemu ular. Kita jalan lewat bangku yang dipindah-pindah, terharu! Karena dua orang satpam rela berbanjir-banjir demi tersedianya bangku buat jalan kita. Tapi sayangnya bangku tersusun menuju Gd A, padahal setelah Gd A ya pasti bakal ketemu banjir lagi di parkiran. Satpamnya agak keras kepala sih, tidak mau memindahkan bangku ke jalan samping Gd B yang bebas banjir. Ketika terbukti kita tidak bisa melewati Gd A, balik lagi ke satpam minta dianterin ke jalan samping. Hehehe…repot kan lu, gue bilang juga apa dari tadi.. Akhirnya kita dapat selamat sampai di jalan raya UI tanpa harus kena banjir. Bad experience.
Kemarin sore aku ke ruang internet yang biasa dipakai mahasiswa. Di luar hujan turun, petir menyambar-nyambar. Wuih, aku yang paling dekat dengan jendela, o my God...aku takut juga kalau-kalau petirnya mengira aku pohon lalu menyambarku! Petir di wilayah Depok memang terkenal kejam, seringkali menumbangkan pohon. Sebelumnya pernah membuat tumbang sebatang pohon gede di depan stasiun ui, dan jalanan jadi macet sampai jam 10 malam. Petir kemarin memang tidak menumbangkan pohon, apalagi menumbangkan Debby, tapi menyambar koneksi internet makara ke pasca. Huaaaaaaaa…..aku takkan terhubung ke internet selama berapa hari??? That’s the worst thing!!!
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home