Diskusi Internal Asosiasi SYLFF
Hari ini mulai jam 9 pagi tadi Asosiasi SYLFF bentukan fellows dari Tokyo Foundation mengadakan diskusi internal setengah-harian di Fakultas Hukum UI. Ketua asosiasi ini (Yeni Barlinti) sudah mati-matian ngurusin Asosiasi ini sejak beberapa bulan yang lalu. Sejak Yeni pulang dari Chiang Mai mengikuti Regional Forum SYLFF se Asia Pacific, dia sangat rajin melakukan rapat2 untuk mengadakan Internal Discussion ini. And she's been a single fighter!. Aku sebenarnya kasihan dan salut sama usahanya yang berat itu, tapi yaa....aku juga sulit membantunya karena kerjaanku cukup banyaaakkkk....:):) (eng ing eng...excuse...excuse...) Maka dari setiap 5 rapat yang diselenggarakan Yeni, aku cuman hadir 1 kali :)
Karena aku sangat sering bolos, hari ini aku dihukum oleh Yeni untuk jadi MC. Oalaaaa...aku ingat2 lagi kapan ya terakhir kali aku jadi MC? ya ampuuuunnn...waktu masih kelas 6 SD!!! Tapi yo wislah...ra opo2...buat nyenengin yeni aku mengiyakan saja. Jam 9 lewat dikit aku dan Adri dah sampe di tempat rapat di FH, yang hadir baru dikit!! Lha kalo gini sih siapa yang butuh MC? Satu moderator aja dah cukup lah...akhirnya Yeni nyerah...Pak Mundi yang jobdesk-nya moderator akhirnya mau merangkap jadi MC juga (honornya dobel...)
Tema diskusi ini cukup relevan dengan topik sekarang, yaitu: Pemilu dan pemberdayaan politik rakyat: mencari sosok pemimpin yang ideal. Meskipun aku suka malas ngebahas soal pemilu, mau tidak mau aku harus tune in juga di sini, ngebahas pemimpin ideal buat bangsa Indonesia bo!!
Ada tiga panelis yang tampill: Dr. Iberamsjah dari Jurusan Politik FISIP UI yang membahas soal kinerja KPU, tapiiii....gak usah dengar bapak ini bicara aku juga dah dapat banyak info mengenai kinerja KPU di luar sana. Makasih deh kalo kudu denger lagi. Panelis berikutnya adalah Ibu Siti Fatimah, kandidat doktor dari Jurusan Sejarah yang membicarakan mengenai kuota 30% perempuan di parlemen. Gak penting juga menurut aku, kalo 30% itu tercapai tapi hak2 perempuan masih terinjak2 juga, sama aja boong...lagipula kenapa musti perempuan yang membela hak2 perempuan? Kemudian, panelis terakhir adalah panelis yang paling aku dengar pidatonya. Namanya Dr. Zulkifli Mansyah. Beliau ini rekannya Pak Rhenald Kasali di Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi. Dia juga caleg (katanya sih udah jadi aleg) PKS dari Tangerang, dan ternyata pernah jadi ketua senat mahasiswa feui tahun 1994. Angkatan 90, tapi anaknya dah 4!!!! Dia berbicara mengenai program2 PKS dan kriteria Presiden mendatang dari PKS. Terhadap sosok ini, pertanyaanku cuman satu: Apa agenda PKS terhadap orang muda (i.e. keluarga muda) agar mereka dapat berkarya secara optimal tanpa melakukan korupsi? Pertanyaanku ini muncul karena dari beberapa kriteria presiden yang dijabarkan oleh Pak Zul, tidak satupun disinggung mengenai program pemerintah untuk orang muda (keluarga muda).
Jawaban Pak Zul tidak memuaskan aku...jelaslah dia tidak punya gambaran sama sekali mengenai keluarga muda ini, karena dari hasil pembicaraannya tampaknya dia "hanya" menginginkan sesosok pemimpin yang karismatik (atau transformasional?) yang dapat meng-encourage seluruh bangsa ini agar keluar dari kemiskinannya sendiri. Walah...bayangkan saja, 32 tahun lamanya bangsa ini mengalami pembodohan massal, tentu memerlukan usaha yang besar dan lamaaaaa sekali untuk membuat mereka aware bahwa mereka sedang kelelep dan mereka harus belajar berenang. Kenapa tidak dibalik saja? Pemimpinnya saja yang belajar dulu, supaya bisa menarik bangsanya agar tidak kelelep lebih dalam? Aku mengeluarkan istilah sakti "Personal Legend"-nya Paulo Coelho (karena tampaknya dia juga menyukai sastrawan yang satu ini). Bahwa setiap orang punya personal legend-nya sendiri, dan bagi sebagian besar orang personal legend nya lama kelamaan akan hilang karena sesuatu dan lain hal...(untuk kasus keluarga muda misalnya, seorang ayah yang tadinya idealis dan keukeuh tidak melakukan korupsi akhirnya menyerah juga, karena kalau tidak korupsi anaknya tidak bisa mendapat pendidikan yang baik, atau mereka tidak bisa beli rumah yang layak karena harga rumah gila-gilaan...)
Sayang sekali jam 12 diskusi musti berakhir...sebenarnya waktu sangat kurang untuk mengakomodasi bahkan satu pertanyaan dari aku. Yah, setidaknya Pak Zul ini sudah mendengar mengenai "agenda keluarga muda", mudah-mudahan sepulang dari diskusi ini bapak yang cukup brilian ini bisa berpikir ulang mengenai pertanyaanku tadi untuk dijadikan salah satu agendanya PKS. Mudah-mudahaannnnn.....
Untuk mengobati kekecewaanku, aku diajak sama Yeni dan Pak Mundi makan bareng di Ayam Bakar Wong Solo. Kebetulan aku belum pernah merasakan makanan dari pemilik yang kontroversial ini, maka kamipun meluncur untuk makan siang di sana...nyam-nyam...cukup enaaaaakkk...katanya sih yang ngurusin di cabang margondaraya sini istrinya yang nomor 4 yang jago masak. Tampaknya benar, karena rasa-rasanya istrinya yang nomor 4 orang Medan. Kangkungnya berasal dari Gunung Sibayak Medan, dan salah satu beverages-nya terong belanda khas Medan. Yah...yang bikin nikmat sebenarnya gratisnya itu.....:))))
Hari ini mulai jam 9 pagi tadi Asosiasi SYLFF bentukan fellows dari Tokyo Foundation mengadakan diskusi internal setengah-harian di Fakultas Hukum UI. Ketua asosiasi ini (Yeni Barlinti) sudah mati-matian ngurusin Asosiasi ini sejak beberapa bulan yang lalu. Sejak Yeni pulang dari Chiang Mai mengikuti Regional Forum SYLFF se Asia Pacific, dia sangat rajin melakukan rapat2 untuk mengadakan Internal Discussion ini. And she's been a single fighter!. Aku sebenarnya kasihan dan salut sama usahanya yang berat itu, tapi yaa....aku juga sulit membantunya karena kerjaanku cukup banyaaakkkk....:):) (eng ing eng...excuse...excuse...) Maka dari setiap 5 rapat yang diselenggarakan Yeni, aku cuman hadir 1 kali :)
Karena aku sangat sering bolos, hari ini aku dihukum oleh Yeni untuk jadi MC. Oalaaaa...aku ingat2 lagi kapan ya terakhir kali aku jadi MC? ya ampuuuunnn...waktu masih kelas 6 SD!!! Tapi yo wislah...ra opo2...buat nyenengin yeni aku mengiyakan saja. Jam 9 lewat dikit aku dan Adri dah sampe di tempat rapat di FH, yang hadir baru dikit!! Lha kalo gini sih siapa yang butuh MC? Satu moderator aja dah cukup lah...akhirnya Yeni nyerah...Pak Mundi yang jobdesk-nya moderator akhirnya mau merangkap jadi MC juga (honornya dobel...)
Tema diskusi ini cukup relevan dengan topik sekarang, yaitu: Pemilu dan pemberdayaan politik rakyat: mencari sosok pemimpin yang ideal. Meskipun aku suka malas ngebahas soal pemilu, mau tidak mau aku harus tune in juga di sini, ngebahas pemimpin ideal buat bangsa Indonesia bo!!
Ada tiga panelis yang tampill: Dr. Iberamsjah dari Jurusan Politik FISIP UI yang membahas soal kinerja KPU, tapiiii....gak usah dengar bapak ini bicara aku juga dah dapat banyak info mengenai kinerja KPU di luar sana. Makasih deh kalo kudu denger lagi. Panelis berikutnya adalah Ibu Siti Fatimah, kandidat doktor dari Jurusan Sejarah yang membicarakan mengenai kuota 30% perempuan di parlemen. Gak penting juga menurut aku, kalo 30% itu tercapai tapi hak2 perempuan masih terinjak2 juga, sama aja boong...lagipula kenapa musti perempuan yang membela hak2 perempuan? Kemudian, panelis terakhir adalah panelis yang paling aku dengar pidatonya. Namanya Dr. Zulkifli Mansyah. Beliau ini rekannya Pak Rhenald Kasali di Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi. Dia juga caleg (katanya sih udah jadi aleg) PKS dari Tangerang, dan ternyata pernah jadi ketua senat mahasiswa feui tahun 1994. Angkatan 90, tapi anaknya dah 4!!!! Dia berbicara mengenai program2 PKS dan kriteria Presiden mendatang dari PKS. Terhadap sosok ini, pertanyaanku cuman satu: Apa agenda PKS terhadap orang muda (i.e. keluarga muda) agar mereka dapat berkarya secara optimal tanpa melakukan korupsi? Pertanyaanku ini muncul karena dari beberapa kriteria presiden yang dijabarkan oleh Pak Zul, tidak satupun disinggung mengenai program pemerintah untuk orang muda (keluarga muda).
Jawaban Pak Zul tidak memuaskan aku...jelaslah dia tidak punya gambaran sama sekali mengenai keluarga muda ini, karena dari hasil pembicaraannya tampaknya dia "hanya" menginginkan sesosok pemimpin yang karismatik (atau transformasional?) yang dapat meng-encourage seluruh bangsa ini agar keluar dari kemiskinannya sendiri. Walah...bayangkan saja, 32 tahun lamanya bangsa ini mengalami pembodohan massal, tentu memerlukan usaha yang besar dan lamaaaaa sekali untuk membuat mereka aware bahwa mereka sedang kelelep dan mereka harus belajar berenang. Kenapa tidak dibalik saja? Pemimpinnya saja yang belajar dulu, supaya bisa menarik bangsanya agar tidak kelelep lebih dalam? Aku mengeluarkan istilah sakti "Personal Legend"-nya Paulo Coelho (karena tampaknya dia juga menyukai sastrawan yang satu ini). Bahwa setiap orang punya personal legend-nya sendiri, dan bagi sebagian besar orang personal legend nya lama kelamaan akan hilang karena sesuatu dan lain hal...(untuk kasus keluarga muda misalnya, seorang ayah yang tadinya idealis dan keukeuh tidak melakukan korupsi akhirnya menyerah juga, karena kalau tidak korupsi anaknya tidak bisa mendapat pendidikan yang baik, atau mereka tidak bisa beli rumah yang layak karena harga rumah gila-gilaan...)
Sayang sekali jam 12 diskusi musti berakhir...sebenarnya waktu sangat kurang untuk mengakomodasi bahkan satu pertanyaan dari aku. Yah, setidaknya Pak Zul ini sudah mendengar mengenai "agenda keluarga muda", mudah-mudahan sepulang dari diskusi ini bapak yang cukup brilian ini bisa berpikir ulang mengenai pertanyaanku tadi untuk dijadikan salah satu agendanya PKS. Mudah-mudahaannnnn.....
Untuk mengobati kekecewaanku, aku diajak sama Yeni dan Pak Mundi makan bareng di Ayam Bakar Wong Solo. Kebetulan aku belum pernah merasakan makanan dari pemilik yang kontroversial ini, maka kamipun meluncur untuk makan siang di sana...nyam-nyam...cukup enaaaaakkk...katanya sih yang ngurusin di cabang margondaraya sini istrinya yang nomor 4 yang jago masak. Tampaknya benar, karena rasa-rasanya istrinya yang nomor 4 orang Medan. Kangkungnya berasal dari Gunung Sibayak Medan, dan salah satu beverages-nya terong belanda khas Medan. Yah...yang bikin nikmat sebenarnya gratisnya itu.....:))))
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home