Debby@Home

“I asked God for strength that I might achieve; I was made weak that I might humbly learn to obey. I asked for help that I might do greater things; I was given infirmity that I might do better things. I asked for all things that I might enjoy life; I was given life that I might enjoy all things. I got nothing that I asked for, but everything I hope for; almost despite myself, my unspoken prayers were answered. I among all men am truly blessed”

My Photo
Name:
Location: Depok, West Java, Indonesia

I am an ordinary woman with extraordinary interest in everything

Friday, April 23, 2004

Suatu Hari di Gedung B

Pagi tadi sekitar jam 10 aku tiba2 kelaperan, rupanya 2 bakwan dan secangkir kopi sarapanku pagi tadi sebelum berangkat kerja cuman bisa bertahan kira-kira 2 jam. Maka aku berlari ke 'kantin' bu Roko yang letaknya di depan kamarku, cuman perlu 7 langkah besar-besar untuk datang ke sana dan memesan makanan. Hmmmm....terbayang makanan bu Roko yang pasti cukup lengkap, soalnya hari ini Jumat...hari panjang buat pasca yang kuliahnya berakhir jam 9 malam nanti.

Sesampai di 'kantin' bu Roko, aku liat bu Utami...lho kok ada bu Utami pagi2 gini....biasanya beliau kuliah mulai jam 4 sore nanti...Ternyata bu Utami ambil cuti hari ini. Bu Utami ini mantan dosenku waktu S1 dulu, kesibukannya luar biasa. Hobinya nyari2 kerjaan, rupanya waktu 24 jam sehari masih cukup untuk bekerja di Price Waterhouse Cooper plus dosen plus kuliah lagi (kalo aku sih pasti sudah tepar!). Sambil nemenin bu Utami yang sedang nyari-nyari halaman 4 tugas studi kasusnya, kita ngobrol ngalor ngidul dari mulai nostalgia kuliah di jipui sampai ke soal knowledge management yang sudah jadi program studi di program pascasarjana fakultas psikologi. Kesimpulannya sih...tanyain bu Utami deh. hehehe. Yang jelas aku jadi lupa kalo aku laper.

Di sela-sela obrolan kita, Pak Budi datang...dengan kuliah-kuliah informalnya. Boy, I like him, he's so smart! :P. Beliau mulai dengan kuliah tentang 'agan diri', life positioning, ego state, dll yang semuanya istilah baru buat aku (dan buat bu Utami juga kayaknya sih). Sama seperti kuliah-kuliah informalnya kemarin dimana aku cuman jadi pendengar setia, aku banyak dapat ilmu dari beliau setiap kali bertatap muka. Rasanya ingin dia setiap kali mampir dan bicara soal apa saja, untuk mengup-grade pengetahuanku. Pak Budi juga tau sistem klasifikasi Dewey dan dari pengalamannya dia mengatakan bahwa sistem klasifikasi itu sangat subyektif sifatnya. Wah, tidak sabar aku menunggu semester depan untuk jadi asdos-nya pak Budi. Hidup pak Budi! :P

Setelah ngobrol panjang lebar dan bu Utami harus kembali ke jurusan, baru aku rasain lagi lapar yang tadi melanda. Kemana larinya rasa lapar itu ketika sesi ngobrol2 tadi berlangsung ya? Kuhampiri bu Roko penuh rasa rindu...pada risoles-nya....nyam nyam....

Sambil menunggu rekanku yang sedang menyelesaikan tugasnya bikin proposal, aku selesaikan pembuatan silabus dan buku pedomanku. Wah kayaknya musti harus kudu cukup lengkap nih, biar tidak malu2in dibawa ke rapat rutin hari Senin besok. Rencananya selain mengajukan buku pedoman dan kesulitan2 yang aku hadapi, aku juga mau ngajuin disain perpustakaan berikut kebutuhan2nya. Ohya, bulan depan Pascasarjana pindah ke gedung baru. Pastilah asyik banget dapat gedung baru, semuanya baru. Terutama perpustakaannya yang banyak dikomplen mahasiswa karena petugasnya terlalu nyentrik dan bossy. hehehehe. Baru tiga hari yang lalu Pak Enoch menyerahkan perpustakaan beserta staf-nya di bawah pengawasanku. Aku rada keder juga, gaya kepemimpinan macam apa yang harus aku terapkan ke dia? Rasanya Adri bisa lebih tegas jadi supervisor, sedangkan aku...aku lebih suka gaya human relation. Mungkin karena aku seorang eksistensialis sejati yang ingin beralih ke aliran postmodernisme.

Jam 6.30 dan Adri blom kelar juga, padahal dia janji mau bantuin bikin disain perpustakaan. Kayaknya sih hari ini pulang telat lagi, soalnya Adri mau jam makannya jam 7 sekalian nonton Indonesian Idol. Kebetulan tivi-nya cuman ada di ruangan staf yang disulap jadi tempat makan para dosen setiap hari jumat dan sabtu.

2 Comments:

Blogger artja said...

saya terkesiap membaca tulisan bahwa sistem klasifikasi dewey sangat subyektif (mudah-mudahan saya nggak salah paham). apa alasan statement ini, ya? sebelumnya terimakasih.

26 March, 2007 11:27  
Blogger Deb said...

Saya malah pengen tau apakah ada yang obyektif di dunia ini. Name one kalau menurut anda ada. Karena reality is not reality, but perception is reality. Mudah-mudahan anda tau arti perception. Very subjective isn't it?

Klasifikasi dewey yang bikin siapa? Apakah ada klasifikasi pengetahuan lain yang dibuat oleh orang lain? Ada....UDC (universal decimal class) termasuk tandingannya klasifikasi dewey.

Sistem-sistem klasifikasi ini dibuat hanya berdasarkan convention saja. Dan convention itu sifatnya relatif, akan berubah seiring dengan perubahan jaman dan kecanggihan manusia. Kalau convention itu diubah (misalnya instead of using numbers, dewey mau pake abjad saja) ya sah-sah saja kalau ada pengikutnya. Namanya juga convention.

26 March, 2007 13:33  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home