Debby@Home

“I asked God for strength that I might achieve; I was made weak that I might humbly learn to obey. I asked for help that I might do greater things; I was given infirmity that I might do better things. I asked for all things that I might enjoy life; I was given life that I might enjoy all things. I got nothing that I asked for, but everything I hope for; almost despite myself, my unspoken prayers were answered. I among all men am truly blessed”

My Photo
Name:
Location: Depok, West Java, Indonesia

I am an ordinary woman with extraordinary interest in everything

Sunday, April 05, 2009

Dengkulku sayang...dengkulku malang....hiks!

Kemarin, akhirnya terjadi juga...gue terjerembab dengan sukses di tangga jembatan antara gedung H dan gedung C karena tidak memperhatikan anak tangga terakhir (dan ini sudah berkali2 terjadi tapi gue dengan saktinya bisa menjaga keseimbangan...until yesterday). Entah mengapa, gue sepertinya bermusuhan dengan anak tangga terakhir di mana pun...dan selalu hampir jatuh tapi tidak jadi. Nasib berkata lain kali ini. 

Jatuh dengan lutut kiri menyangga penuh badan gue yang subur ini (kebayang gak seeehhhh??) semua benda-benda yang ada di tangan gue (seperti laptop dan buku) terlempar ke depan. Untuk sesaat gue hanya bisa tertegun...disaksikan Pak Ramdhan yang juga kaget karena tiba-tiba ada karung beras jatuh di sampingnya (hehehe...*berlebihan-mode-on*). Gue menarik napas panjaaaaang banget (karena malu menangis di depan orang) sambil menahan sakit tiada tara yang perlahan-lahan datang menggantikan rasa kaget. Rasanya saat itu, lebih baik sakit hati daripada sakit dengkul. Rasanya ingin pulang, tapi gue sudah janji ke ibu2 Al Bahar untuk jadi sinterklas membagi-bagikan kertas yang sudah menumpuk di gedung A. Akhirnya gue memutuskan pergi ke Al Bahar dengan kaki memar-memar. Untung ada Faisal yang mau jadi supir.

Balik ke kampus, rasa sakit semakin menjadi-jadi. Sempat gue kompres dengan air hangat atas petunjuk yang telaten dari Pak Eddy Cahyono (gue terimakasih berat nih sama bapak ini, bahagianya punya bapak seperti beliau hehehe), it felt better. Pak Eddy memberikan tips-tips pengurang rasa sakit, rupanya beliau pun pernah mengalami kejadian yang sama di Perbanas beberapa bulan yang lalu. Naaahh...Pak Eddy yang sudah berumur aja bisa sembuh, masa gue kagak. Gue jadi semangat lagi menjalani hidup ini. Halah.

Tibalah saat gue musti pulang dan menyetir sendiri. Eng ing eng....gue hidupkan mesin, pasang ac, pasang seat-belt dong...ready to go! Injak kopling...kaki kiri gue sama sekali tidak bisa menginjak kopling penuh! Siapa yang tidak panik, coba??! Sambil meringis bego, gue matikan mesin dan keluar dari mobil gue. Mbak Ina yang baru mau pulang sampai bertanya-tanya kenapa gue keluar lagi dari mobil. Gue cuman bisa bilang, mobil gue manual bukan otomatik...Gue tanya Satpam kapan Edo pulang dari Sukabumi, ceritanya mau minta tolong Edo mengantarkan gue ke rumah. Belum pulang dia, katanya sebentar lagi, tapi kok ya gak ada tanda-tanda pulang. Gue minta tolong satpam pergi ke apotik membelikan bandage untuk membebat lutut dan obat penghilang rasa nyeri. 

Setelah dibebat bandage, gue mencoba pulang sendiri. Sampai setengah perjalanan masih tidak apa-apa kecuali nyeri sedikit ketika menginjak kopling. Semakin dekat ke rumah...semakin dahsyat rasa sakit itu. Sampai akhirnya gue sampai dekat rumah dan harus membuka portal, damn....sakit! Dan gue bersyukur sampai di rumah dengan selamat, minta diurut oleh mama tapi hanya boleh dielus-elus. Kebayang gak sih diurut sama tukang urut?? Mamaku bilang tidak ada yang keseleo, hanya trauma biasa karena benturan keras.Pagi ini kakiku masih sakit, tapi untung ini hari Minggu. Yang belum mampu gue bayangkan adalah, besok pagi harus ke DPR, dan itu berarti bermacet-ria di jalan tol dalam kota sampai Kuningan. Siapa bersedia jadi supir?

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home