Debby@Home

“I asked God for strength that I might achieve; I was made weak that I might humbly learn to obey. I asked for help that I might do greater things; I was given infirmity that I might do better things. I asked for all things that I might enjoy life; I was given life that I might enjoy all things. I got nothing that I asked for, but everything I hope for; almost despite myself, my unspoken prayers were answered. I among all men am truly blessed”

My Photo
Name:
Location: Depok, West Java, Indonesia

I am an ordinary woman with extraordinary interest in everything

Friday, January 18, 2008

One day tour at Kanchanaburi

Hari ini kami mengikuti sebuah tour dari Good Time, sebuah tour agency dari Kanchanaburi. Dengan cost THB 750/each kami mendapatkan pengalaman jalan-jalan dari jam 8 pagi sampai 5 sore. Phewwww....cape deeehhhh....

Jam 8 kami sudah dijemput oleh Noodle, tour guide kami. Noodle (her name is really noodle!) datang terlalu pagi, kami belum sarapan. Kami minta waktu untuk sarapan dulu (dengan pancake dan cool water - semua air mineral di Thailand ini dingin sedingin-dinginnya, nggak ada yang normal). Noodle menjemput rombongan lain sambil menunggu kami selesai sarapan.

15 menit kemudian kami sudah dijemput lagi, pancake yang porsinya sangat besar terpaksa kami tinggalkan karena nggak habis juga. Noodle mengatakan kami akan serombongan dengan turis dari Denmark dan Korea Selatan.

Tujuan pertama kami adalah Sai Yok Noi (Waterfall), yang jarak tempuhnya 45 menit dari VN guesthouse tempat kami menginap. Menurut aku air terjunnya biasa aja. Di Indonesia pasti banyak air terjun yang lebih indah. Yang nggak biasa adalah, air terjun ini bersih sekali. Setiap kali ada petugas yang membersihka kawasan wisata itu, sehingga turis bisa manjat tanpa kuatir terpeleset. Satu lagi yang tidak biasa dari air terjun ini adalah King Rama V pernah mengunjunginya (emang kenapeee....). Di Sai Yok Noi ini ada sebuah lokomotif tua terdampar, yang katanya masih sambungan dari Hellfire Pass (the Death Railway) yang merupakan tempat kunjungan kami yang kedua.

Kami diberi waktu 40 menit oleh Noodle berada di Sai Yok Noi. Setelah itu kami harus naik mobil kembali dan berangkat ke Hellfire Pass yang tidak jauh dari waterfall.

Hellfire Pass adalah bagian dari cutting mountain yang digali oleh war prisoners pada masa Perang Dunia II untuk menghubungkan rel kereta api dari Thailand ke Burma (Myanmar). Panjangnya sekitar 500 meter, dengan dalam lebih dari 25 m. Pada masa itu, war prisoners harus menggali batu menggunakan tangan, tanpa perlindungan sama sekali. Dari sekitar 1000 tahanan perang yang berasal dari Inggris dan Australia (not to mention orang-orang Thai) ada sekitar 900 orang yang mati di sana.

Pemerintah Australia membangun sebuah memorial museum di dekat cutting mountain untuk mengenang mereka yang mati dalam usaha memotong gunung.
Agak susah juga mencapai hellfire pass ini. Oleh Noodle kami dibawa menuju short cut yang amit-amit tingginya. Waktu turun sih gak berasa, tapi waktu naiknya....masya allaahhh....nafas gue hampir putus rasanya. Untung gak jadi mati. Tadinya gue pikir gue akan bergabung dengan para tahanan perang yang wafat karena membelah gunung.

Setelah puas mempelajari sejarah railway Thailand, kami pun menuju sebuah local restaurant untuk makan hidangan Thailand. Makan siang kami adalah nasi, ayam, Thai omelet, sayur yang kayak asinan Bogor, dan buah nanas. Kami duduk bertiga-bertiga pada sebuah bangku panjang, sesuai dengan negaranya masing-masing. Di ujung meja paling kiri adalah kelompok Korea Selatan yang terdiri dari seorang ayah dan dua anaknya. Di tengah adalah kontingen dari Indonesia, terdiri dari aku, Ninin dan Kris. Di sebelah kanan kami adalah kontingen Denmark, yang terdiri dari seorang ibu, anak perempuan dan pacarnya (atau suaminya?).

Tebak makanan siapa yang duluan abis? Tentunya kontingen Indonesia!!! Huahahaha. Tapi kami tidak menambah nasi, sementara dari Korsel, sang ayah nambah nasi sampai-sampai anaknya memberikan tambahan nasi karena malu (emangNYA kenapa kalau papa mau tambah nasi? hehehe). Kontingan dari Denmark paling tidak pintar, tidak ada yang habis kecuali ayamnya.

Setelah kenyang kami berangkat menuju elephant riding di sebuah desa yang cukup terpencil. Kali ini rombongan Denmark tidak ikut. Mereka lebih suka melakukan hal lain ketimbang naik gajah. Jadilah cuman kami dan rombongan Korsel yang ikut naik gajah dan bamboo rafting. Kedua kegiatan ini gak kalah seru, bikin semua otot badan pegal-pegal. Apalagi pawang gajahku rada nakal. Di tengah jalan dia ngajak tukar tempat. Gue berada di leher gajah, sementara dia enak-enakan sambil ngerokok di singgasana gue. Sialan....bulu gajah itu ternyata tajam-tajam!

Sementara itu rombongan Denmark akan melakukan mountain trekking selama 4 jam. Alamaaaakkk...count me out! Si Noodle menggodaku dengan mengajak trekking sambil tersenyum. Makasi deh.

Setelah rafting yang melelahkan (kayaknya lebih dari 3 kilometer deh...dan gue harus jadi captain of the raft), kami disuguhi kopi/teh hangat dan sejenis jeruk bali (tapi yang ini warnanya krem). aku tidak terlalu suka jeruk bali, tapi karena anxious dari rafting, lima kerat jeruk habis aku kunyah. Sampai jam dua kami harus menunggu Noodle dan Denmark itu datang.

Ketiak mereka datang, kami harus berpisah dengan Noodle yang wajib ikut trekking dengan para Denmark. Say goodbye to Noodle, mudah-mudahan dia tertarik datang ke Indonesia. Tadi waktu di hellfire pass gue bujuk dia datang ke Indonesia, kayaknya dia cukup tertarik sama Bali. Huh...lagi-lagi Bali....sekali-kali ke Sungai Pakning dooong...

Dari desa itu kami berangkat menuju Thamkrasae Cave yang berada di pinggir River Kwai. Ini juga masih sambungan dari Hellfire Pass. Yang istimewa dari cave ini...gak tau gue. Mungkin karena ada patung budhanya. Mungkin juga River Kwai view-nya. Atau kereta api tempo dulunya yang masih terawat dengan baik.

Btw di kereta ini kami bertemu turis dari Perancis yang bego banget, gak tau Bahasa Inggris!! Ketika dikasih tau singkong itu cassava, dia bengong gak tau. Kris sampai sebel sama dia. Tapi giliran foto-foto...coba lihat deh...dia tiba-tiba ngerti mau difoto. Bergayalah dia seolah-olah udah kenal gue lama.


Kami naik kereta ini dari Thamkrasae ke...mana ya? Hehehe lupa. Pokoknya empat stasiun dari Thamkrasae. Dari sana kami dijemput oleh supir tour menuju ke River Kwai Bridge yang juga masih ada hubungan dengan railway karena bridge itu adalah bekas jembatan rel kereta. Gak jauh dari sana adalah VN guesthouse, tempat kami tinggal. Hampir setengah 6 kami sampai di VN guesthouse.

Makan malamku hari ini adalah Pad Thai seafood, mie Thai yang kayak kwetiau dicampur sayuran, tauge, dan seafood. Enak banget, dan porsinya besar pula. Barusan gue merasakan otot-otot paha gue sakiiit sekali padahal tadi dah minum neurobion supaya tidak pegal-pegal. Gak ngaruh juga.

Besok kami akan kembali ke Bangkok, melanjutkan tour ke wat-wat yang ada di Bangkok, juga night bazaar. Cerita Kanchanaburi sampai di sini dulu, ane mau tiduuuuurrr....Belum book tempat di Bangkok. Bodo ah....

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home