Debby@Home

“I asked God for strength that I might achieve; I was made weak that I might humbly learn to obey. I asked for help that I might do greater things; I was given infirmity that I might do better things. I asked for all things that I might enjoy life; I was given life that I might enjoy all things. I got nothing that I asked for, but everything I hope for; almost despite myself, my unspoken prayers were answered. I among all men am truly blessed”

My Photo
Name:
Location: Depok, West Java, Indonesia

I am an ordinary woman with extraordinary interest in everything

Monday, February 06, 2006

P3AKU and Graduation Ceremony in One Day

Sabtu, 4 Februari yang lalu adalah hari wisuda Pascasarjana di UI. Setelah beberapa kali berpartisipasi sebagai panitia wisuda, sebetulnya sama seperti wisuda tahun lalu, rasanya sudah tidak ada yang istimewa pada wisuda kali ini. Semuanya sudah menjadi sesuatu yang rutin buatku. Yang bikin semangat adalah makanannya yang tentu saja berbeda dengan makanan catering Jumat & Sabtu di Program Pascasarjana.

Karena sudah jadi rutinitas, maka ketika beberapa hari yang lalu Bu Wina mengajakku menjadi pemandu kuliah pelatihan P3AKU yang diadakan selama 2 hari (tanggal 3-4 Februari), aku menyanggupinya. Terutama karena beliau mengatakan bahwa hari Jumatnya akan di-cover sepenuhnya, sementara Sabtu pagi aku akan memandu sendirian, dan siangnya akan digantikan lagi oleh beliau. Aku sudah mengatakan jauh-jauh hari bahwa aku akan mengawasi jalannya wisuda pada hari gladi resik (Jumat sore) dan pada hari H-nya (yang dimulai sejak jam 12 siang).

Ternyata peserta P3AKU yang sedianya berjumlah 30 orang membludak menjadi 51 orang! Kasihan juga Bu Wina jadi pemandu sendirian di tengah 51 orang yang sudah pada mapan itu (setengah peserta adalah peserta Profesi PIO Non Reguler yang terkenal sangat serius kuliahnya pada semester lalu). Maka setelah Bu Wina bersolo karir selama 4 jam, dan setelah aku memastikan everything is under control pada upacara wisuda, aku join her pada sesi ballut. Masya Allah….very hectic class! Aku membayangkan akan memandu mereka sepagian besok…whaaaaaaa….

Pulang kuliah sudah jam 8.30 malam, aku cepat2 kembali ke rumah untuk mereview kembali bahan-bahan untuk besok pagi. Tapi aku cuman kuat 1 jam memelototi slide-slide Pak Budi di notebook-ku yang sebentar lagi berulang tahun yang pertama. Alam memanggilku untuk tidur. Jam sebelas, aku berangkat ke tempat tidur dan tertidur pulas. Jam 1 dini hari aku terbangun dengan perut mules. Setelahnya aku tidak bisa tidur lagi. Mataku terpejam, tapi otakku tetap bekerja. I hated that time!

Aku bangun dengan perasaan tidak enak dan badan yang hangat. Setelah sarapan seadanya kuambil vitamin C-ku. Mudah-mudahan tidak jadi sakit. Sesampai di kampus jam 8 pagi, mahasiswa sudah menunggu. Atau malah tidak? Mereka sedang sibuk melihat foto2 silaturahmi pada bulan Januari yang lalu. Kubiarkan mereka melakukan aktivitas mereka selama beberapa detik sampai mereka menyadari kehadiranku, dan setelah semuanya siap kuajak mereka diskusi mengenai kasus yang dibagikan tadi malam. Beberapa menit pertama melihat mereka diskusi, aku masih rada keder. Kubiarkan mereka diskusi sambil melihat celah dimana aku bisa mengomentari hasil diskusi. Untung ada Pak Budi yang tiba-tiba muncul, kayak juruselamat aja. Selama beberapa menit Pak Budi menyelamatkan aku, tapi kemudian menghilang lagi. I was completely alone afterwards.

Selama 2 jam pertama aku sepenuhnya mengabdikan diri sebagai pemandu kuliah. Setelah jam 10, ada sesi business game. Pada permainan ini, mereka diminta untuk membuat sebanyak mungkin produk pada kertas yang khusus disediakan untuk itu, ada time constraint-nya. Pada babak pertama aku berikan mereka waktu 15 menit. Sementara mereka dengan tekun memproduksi sebanyak-banyaknya bangun seperti yang diminta, aku lari ke lantai 4, tempat diadakannya upacara wisuda. Di sana aku melihat semua persiapan wisuda. Setelah memastikan semuanya beres, aku lari kembali ke lantai 1. waktunya pas 15 menit.

Setelah membahas hasil babak 1, aku turunkan waktu produksi menjadi 10 menit. Tentu saja banyak yang protes karena bingung menentukan target dalam 10 menit. Hehehe… Sampai jam 12 siang aku menjadi pemandu. Setelah jam 12, aku kembali ke lantai 4. Para wisudawan sudah berdatangan. Jam 12.30 upacara sudah dimulai, tapi Pak Sonny yang harus berpidato mewakili wisudawan belum juga datang. Kalau tensi darah Bu Erni naik karena para rohaniwan belum datang, maka tensi darahku naik karena Pak Sonny belum datang padahal Pak Enoch sudah hampir menyudahi kata sambutannya. He’s my responsibility, jangan sampai dia terlambat sehingga tidak ada wisudawan yang berpidato menyampaikan pesan dan kesan selama kuliah di sini.

Dengan panik aku minta seseorang untuk menelepon Pak Sonny. To my relief, sebelum ditelepon beliau sudah muncul, kelihatan panik juga. Huah…gile bener! Memang wisuda kali ini dimulai jam 12.30 agar dekan bisa ikut. Pukul 15 beliau sudah harus kembali ke balairung untuk wisuda S1. Alhasil mahasiswapun diharuskan buru-buru kembali ke fakultas. Beberapa terlambat datang, mungkin karena foto2 di balairung dulu.

Belum selesai pembagian perangkat lulus kepada para wisudawan, waktu sudah menunjukkan pukul 13.15. Aku harus memastikan apakah Bu Wina sudah datang. Maka aku lari ke lantai 1. Ternyata belum ada Bu Wina. Maka aku meneruskan kuliah sampai pukul 15, sesi terakhir P3AKU. Pada sesi jam 13, ada permainan kartu stratejik. Aku dibantu oleh Pak Henry, mahasiswa Profesi Non Reguler yang adalah adik dan kakak Rumeser bersaudara, yang semuanya dosen di Fakultas Psikologi UI. Pak Henry yang baik hati membantu memandu mahasiswa menerangkan aturan permainan. Ternyata Pak Henry sudah mencoba permainan itu sendiri di rumah, dan hanya dapat 27 langkah. Kali ini kutantang dia untuk menyelesaikannya kurang dari 14 langkah, and he couldn’t make it. Hehehe...

Setelah itu, langsung sesi rencana pengambangan diri. Di tengah jalan Bu Wina datang, ternyata terjebak macet di jalan. Ah, jalan-jalan di Jakarta memang menyebalkan akhir-akhir ini. Untung aku tinggal di Depok.

Hari ini sangat melelahkan…tapi aku senang. Mahasiswaku sangat menyenangkan, wisuda juga sukses, meskipun ada satu yang aku sesalkan, tidak sempat berfoto-foto bersama wisudawan, dan terutama tidak sempat berfoto bersama Pak James Dean-ku yang pada wisuda kali ini telah mengenakan toga guru besarnya.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home