Selamat Hari Raya Idul Fitri 1426 H
Lebaran tahun ini jatuh pada tanggal 4 November 2005. Kalo liat acara-acara televisi sepertinya meriah sekali. Brand new day after all those scary programs back then. Televisi Indonesia benar-benar tidak mendidik dengan acara-acara sinetron full of hantu, jin, atau karma yang muncul semenit setelah orang melakukan dosa dalam bentuk yang seram-seram, orang baik yang digambarkan tanpa cela dan orang jahat yang tidak punya sisi baik. Kemana perginya komite pengawas acara televisi itu?
Lebaran kali ini aku sambut di kos aja. Acaranya jaga kos sekalian jaga Tweety (bukan nama sebenarnya). Anak itu tidak pulang sih Lebaran ini. Mungkin takut didesak oleh keluarganya untuk membuat acara pernikahan yang meriah. Oya, Tweety memang akan menikah bulan Januari 2006 di Blitar. Dia kepengen sekali pada saat pernikahan nanti pengantin dipisah, yang perempuan hanya menerima tamu perempuan dan yang pria hanya menerima tamu pria.
Sementara itu keluarganya menginginkan sebuah resepsi yang normal, dimana pengantin bersanding berdua di pelaminan saling melirik mesra. Hehehe... Komentarku singkat waktu Tweety minta pendapat: "Lu pacaran bedua doang kagak nape-nape, kenapa kawin musti dipisah?" Sambil melirik sadis dia bilang tidak pacaran. Whatever-lah, saat-saat makan berdua, ato cowoknya jemput di Malang buat pulang ke Blitar sama-sama, buat aku sudah pacaran. Emangnya definisi pacaran-nya Tweety itu apa sih? Snogging each other?
Btw, si Tweety ini ketemu sama the love of her life ketika sedang belajar di Unibraw. Waktu berangkat ke Malang, dia sangat berharap dapat jodoh di sana. Benar saja, dia memang got one, tapi bukan teman kuliahnya, melainkan teman masa kecilnya. Tweety tidak mau cerita how they met each other, tapi karena katanya cowoknya pemilik warnet, aku curiga mereka ketemu waktu Tweety sedang menggunakan warnet. How sweet...
Menurut Tweety, sepulang belajar di Malang, ada 2 hasil yang dia dapat: ijazah S2 dan suami. Bagaimana dengan ilmu Administrasi Perencanaan Daerahnya? Well, sudah lupa sama sekali! Program S2 kurang dari setaon kerjasama antara Bappenas & Unibraw ini memang dilaksanakan praktis hanya dalam 6 bulan. Sisanya dipakai untuk membuat tesis, yudisium dan wisuda. What a tight schedule! Pantes aja mereka bisa lupa, they got no time to internalize what they learnt from school!
Btw, omongin Lebaran kok jadi ngomongin Tweety ya... Kembali ke topik Lebaran lagi, tahun lalu aku menghabiskan liburan Lebaran di Bandung, bersama Alison & Kris. Tahun ini sebetulnya aku berencana berlebaran di Medan, tapi karena kurang niat akhirnya batal. Rencananya diubah ke acara keliling Jawa bersama Aan, my youngest bro. Tapi dasar adik durhaka, at the last minute he cancelled the plan. Dari sepupuku aku dapat kabar dia jadi jalan-jalan bersama teman-temannya, dari Surabaya sampai Yogyakarta. Untung tidak sampai Jakarta, kalo sampai pasti tidak selamat dari kakaknya yang sakit hati.
Lebaran hari pertama sampai ketiga aku lewati bersama Tweety di kos aja. Thanks to DVD Player, acara nonton jadi acara utama yang bikin otakku jadi lumpuh berhari-hari. Sebetulnya aku punya kewajiban membuat sebuah artikel yang harus dipresentasikan setelah Lebaran. Aku sudah membawa banyak bahan untuk artikel tersebut, tapi kok buka notebook aja mualesnya minta ampun.
Hari keempat Lebaran, aku pergi ke Bandung. Mudah-mudahan disini aku bisa lebih rajin mikirin artikelku. Maka akupun berangkat dengan semangat 45 meninggalkan Tweety sendirian di kos. Kasihan Tweety…Mudah-mudahan anak kos sudah ada yang kembali hari ini. One of them promised us to comeback yesterday, but she didn't.
Seperti biasa kalo ke Bandung, aku menggunakan KRL Express yang berhenti di Stasiun UI sekitar jam 11. Tujuanku adalah mengejar Argo Gede yang jam 12.30. Jam 12 aku sudah sampai di Stasiun Gondangdia. Yup, kalo musim Lebaran KRL Ekspres memang ditendang dari Stasiun Gambir, berhenti di Gondangdia dan Juanda yang mengapit Gambir. Aku terpaksa menggunakan jasa ojek untuk ke Gambir. Terburu-buru aku ke loket Argo Gede, untung masih ada tiket. Naik ke atas, ups...ada yang sedang shoot escalator. Mungkin untuk acara arus mudik/arus balik Lebaran salah satu stasiun TV.
Di peron 4 sudah menunggu Argo Gede. Pelan-pelan aku mencari seat 11D. Semoga teman dudukku bukan orang reseh. Ukuran tidak reseh buatku adalah tidak ngajak ngobrol. Aku bukan tipe orang yang suka ngobrol sama strangers. Fortunately, the guy di seat 11C tidak banyak ngomong. Dia cuman show off that he's a geek with some expensive gadgets. Well, I don't mind at all, as long as he doesn't start talking about it. Waktu hampir 3 jam aku habiskan dengan menulis, mendengarkan Josh Groban, ABBA, Queen dan Bon Jovi silih berganti, and of course a little bit contemplation. Tadinya aku berencana menghitung jumlah jembatan yang aku temui sepanjang jalan, tapi pada hitungan 10 aku sudah jatuh tertidur.
Sampai di Bandung tepat waktu, sekitar jam 15.20. Alison belum kelihatan batang hidungnya, katanya stucked di Cihampelas. Pasti mobil-mobil Jakarta tumpah ruah di sana. Beberapa waktu yang lalu aku jalan-jalan ke Ciwalk (Cihampelas Walk). Tempat ini tak ubahnya Citos (Cilandak Town Square) di Jakarta, tapi kok mobil-mobil yang parkir di sana kebanyakan mobil dari Jakarta. Orang Jakarta jauh-jauh ke Bandung, maennya di mall juga. Hah!
Dari pagi perutku cuman diisi havermut, roti holland bakery dan roti dari kereta api, tapi masih kenyang. Walau gitu, daripada bengong kelamaan, aku memutuskan makan di Hokben meskipun tidak lapar.
Setelah makan Alison belum nyampe juga. Terpaksa acara bengong dilanjutkan lagi di ruang tunggu. Jam 4 lebih dikit dia baru nongol dengan sebuah Escudo merah seri terbaru. Alison mendadak kaya? Hehehe...kagak lah yaw. Itu mobil milik istrinya mas Zardi, rekan kerja Alison, yang kebetulan sedang liburan ke Bandung.
Malam ini aku berencana ketemuan dengan Flora, teman masa kecil waktu di Sungai Pakning. Actually, her brother was my friend. Kami makan malam di Kafe Kapulaga. Flora menceritakan kisah keluarganya yang tragic sepeninggal ayahnya. Kedua adiknya mengalami depresi ditinggal mati ayah mereka, kakaknya Ranto yang sudah lama meninggalkan keluarganya untuk jadi aktivis, Flora yang harus berkorban biaya untuk mengobati adik-adiknya karena sumber pemasukan ibunya praktis hanya berasal dari uang pensiun ayahnya, etc. Wow...kisah nyata ini bisa dibuatkan sinetron sebetulnya. No wonder Flora kelihatan sedikit stres...
Kayaknya berlama-lama di Bandung pun bisa bikin aku stres, apalagi kalau ada Aan yang tiba-tiba nongol tanpa pemberitahuan. Pusing lihat tingkah polahnya yang kekanak-kanakan dan sok dewasa. Baru dua hari di sini sudah membuat aku rindu Depok lengkap dengan Tweety yang hobi menerapkan double standard dalam hidupnya itu. Apalagi, di Bandung pun kebiasaan nonton DVD tidak bisa hilang. Kali ini aku nonton 24-nya Jack Bauer season 2 - 4 nonstop, sampai jam 2 pagi! Alamaaakkkk…makin tumpul aja otak gue!
Hari Kamis pagi, jam 4.30 aku sudah siap-siap berangkat pulang ke Jakarta. Aku mau mengejar Parahyangan jam 5 am, supaya bisa ke kantor agak tepat waktu. Hari ini ada acara Halal bi halal di FPsi. Tapi apa daya, jam 5 tepat baru nyampe stasiun, tadi mampir dulu sih di Circle K, rada lama karena Alison minum kopi dulu. Argo Gede yang jam 5.30 hanya ada hari Sabtu. Terpaksa aku naik Parahyangan jam 6.05. Katanya sih nyampe Gambir jam 9.04. Kita lihat saja nanti. Adios Bandung...
Lebaran tahun ini jatuh pada tanggal 4 November 2005. Kalo liat acara-acara televisi sepertinya meriah sekali. Brand new day after all those scary programs back then. Televisi Indonesia benar-benar tidak mendidik dengan acara-acara sinetron full of hantu, jin, atau karma yang muncul semenit setelah orang melakukan dosa dalam bentuk yang seram-seram, orang baik yang digambarkan tanpa cela dan orang jahat yang tidak punya sisi baik. Kemana perginya komite pengawas acara televisi itu?
Lebaran kali ini aku sambut di kos aja. Acaranya jaga kos sekalian jaga Tweety (bukan nama sebenarnya). Anak itu tidak pulang sih Lebaran ini. Mungkin takut didesak oleh keluarganya untuk membuat acara pernikahan yang meriah. Oya, Tweety memang akan menikah bulan Januari 2006 di Blitar. Dia kepengen sekali pada saat pernikahan nanti pengantin dipisah, yang perempuan hanya menerima tamu perempuan dan yang pria hanya menerima tamu pria.
Sementara itu keluarganya menginginkan sebuah resepsi yang normal, dimana pengantin bersanding berdua di pelaminan saling melirik mesra. Hehehe... Komentarku singkat waktu Tweety minta pendapat: "Lu pacaran bedua doang kagak nape-nape, kenapa kawin musti dipisah?" Sambil melirik sadis dia bilang tidak pacaran. Whatever-lah, saat-saat makan berdua, ato cowoknya jemput di Malang buat pulang ke Blitar sama-sama, buat aku sudah pacaran. Emangnya definisi pacaran-nya Tweety itu apa sih? Snogging each other?
Btw, si Tweety ini ketemu sama the love of her life ketika sedang belajar di Unibraw. Waktu berangkat ke Malang, dia sangat berharap dapat jodoh di sana. Benar saja, dia memang got one, tapi bukan teman kuliahnya, melainkan teman masa kecilnya. Tweety tidak mau cerita how they met each other, tapi karena katanya cowoknya pemilik warnet, aku curiga mereka ketemu waktu Tweety sedang menggunakan warnet. How sweet...
Menurut Tweety, sepulang belajar di Malang, ada 2 hasil yang dia dapat: ijazah S2 dan suami. Bagaimana dengan ilmu Administrasi Perencanaan Daerahnya? Well, sudah lupa sama sekali! Program S2 kurang dari setaon kerjasama antara Bappenas & Unibraw ini memang dilaksanakan praktis hanya dalam 6 bulan. Sisanya dipakai untuk membuat tesis, yudisium dan wisuda. What a tight schedule! Pantes aja mereka bisa lupa, they got no time to internalize what they learnt from school!
Btw, omongin Lebaran kok jadi ngomongin Tweety ya... Kembali ke topik Lebaran lagi, tahun lalu aku menghabiskan liburan Lebaran di Bandung, bersama Alison & Kris. Tahun ini sebetulnya aku berencana berlebaran di Medan, tapi karena kurang niat akhirnya batal. Rencananya diubah ke acara keliling Jawa bersama Aan, my youngest bro. Tapi dasar adik durhaka, at the last minute he cancelled the plan. Dari sepupuku aku dapat kabar dia jadi jalan-jalan bersama teman-temannya, dari Surabaya sampai Yogyakarta. Untung tidak sampai Jakarta, kalo sampai pasti tidak selamat dari kakaknya yang sakit hati.
Lebaran hari pertama sampai ketiga aku lewati bersama Tweety di kos aja. Thanks to DVD Player, acara nonton jadi acara utama yang bikin otakku jadi lumpuh berhari-hari. Sebetulnya aku punya kewajiban membuat sebuah artikel yang harus dipresentasikan setelah Lebaran. Aku sudah membawa banyak bahan untuk artikel tersebut, tapi kok buka notebook aja mualesnya minta ampun.
Hari keempat Lebaran, aku pergi ke Bandung. Mudah-mudahan disini aku bisa lebih rajin mikirin artikelku. Maka akupun berangkat dengan semangat 45 meninggalkan Tweety sendirian di kos. Kasihan Tweety…Mudah-mudahan anak kos sudah ada yang kembali hari ini. One of them promised us to comeback yesterday, but she didn't.
Seperti biasa kalo ke Bandung, aku menggunakan KRL Express yang berhenti di Stasiun UI sekitar jam 11. Tujuanku adalah mengejar Argo Gede yang jam 12.30. Jam 12 aku sudah sampai di Stasiun Gondangdia. Yup, kalo musim Lebaran KRL Ekspres memang ditendang dari Stasiun Gambir, berhenti di Gondangdia dan Juanda yang mengapit Gambir. Aku terpaksa menggunakan jasa ojek untuk ke Gambir. Terburu-buru aku ke loket Argo Gede, untung masih ada tiket. Naik ke atas, ups...ada yang sedang shoot escalator. Mungkin untuk acara arus mudik/arus balik Lebaran salah satu stasiun TV.
Di peron 4 sudah menunggu Argo Gede. Pelan-pelan aku mencari seat 11D. Semoga teman dudukku bukan orang reseh. Ukuran tidak reseh buatku adalah tidak ngajak ngobrol. Aku bukan tipe orang yang suka ngobrol sama strangers. Fortunately, the guy di seat 11C tidak banyak ngomong. Dia cuman show off that he's a geek with some expensive gadgets. Well, I don't mind at all, as long as he doesn't start talking about it. Waktu hampir 3 jam aku habiskan dengan menulis, mendengarkan Josh Groban, ABBA, Queen dan Bon Jovi silih berganti, and of course a little bit contemplation. Tadinya aku berencana menghitung jumlah jembatan yang aku temui sepanjang jalan, tapi pada hitungan 10 aku sudah jatuh tertidur.
Sampai di Bandung tepat waktu, sekitar jam 15.20. Alison belum kelihatan batang hidungnya, katanya stucked di Cihampelas. Pasti mobil-mobil Jakarta tumpah ruah di sana. Beberapa waktu yang lalu aku jalan-jalan ke Ciwalk (Cihampelas Walk). Tempat ini tak ubahnya Citos (Cilandak Town Square) di Jakarta, tapi kok mobil-mobil yang parkir di sana kebanyakan mobil dari Jakarta. Orang Jakarta jauh-jauh ke Bandung, maennya di mall juga. Hah!
Dari pagi perutku cuman diisi havermut, roti holland bakery dan roti dari kereta api, tapi masih kenyang. Walau gitu, daripada bengong kelamaan, aku memutuskan makan di Hokben meskipun tidak lapar.
Setelah makan Alison belum nyampe juga. Terpaksa acara bengong dilanjutkan lagi di ruang tunggu. Jam 4 lebih dikit dia baru nongol dengan sebuah Escudo merah seri terbaru. Alison mendadak kaya? Hehehe...kagak lah yaw. Itu mobil milik istrinya mas Zardi, rekan kerja Alison, yang kebetulan sedang liburan ke Bandung.
Malam ini aku berencana ketemuan dengan Flora, teman masa kecil waktu di Sungai Pakning. Actually, her brother was my friend. Kami makan malam di Kafe Kapulaga. Flora menceritakan kisah keluarganya yang tragic sepeninggal ayahnya. Kedua adiknya mengalami depresi ditinggal mati ayah mereka, kakaknya Ranto yang sudah lama meninggalkan keluarganya untuk jadi aktivis, Flora yang harus berkorban biaya untuk mengobati adik-adiknya karena sumber pemasukan ibunya praktis hanya berasal dari uang pensiun ayahnya, etc. Wow...kisah nyata ini bisa dibuatkan sinetron sebetulnya. No wonder Flora kelihatan sedikit stres...
Kayaknya berlama-lama di Bandung pun bisa bikin aku stres, apalagi kalau ada Aan yang tiba-tiba nongol tanpa pemberitahuan. Pusing lihat tingkah polahnya yang kekanak-kanakan dan sok dewasa. Baru dua hari di sini sudah membuat aku rindu Depok lengkap dengan Tweety yang hobi menerapkan double standard dalam hidupnya itu. Apalagi, di Bandung pun kebiasaan nonton DVD tidak bisa hilang. Kali ini aku nonton 24-nya Jack Bauer season 2 - 4 nonstop, sampai jam 2 pagi! Alamaaakkkk…makin tumpul aja otak gue!
Hari Kamis pagi, jam 4.30 aku sudah siap-siap berangkat pulang ke Jakarta. Aku mau mengejar Parahyangan jam 5 am, supaya bisa ke kantor agak tepat waktu. Hari ini ada acara Halal bi halal di FPsi. Tapi apa daya, jam 5 tepat baru nyampe stasiun, tadi mampir dulu sih di Circle K, rada lama karena Alison minum kopi dulu. Argo Gede yang jam 5.30 hanya ada hari Sabtu. Terpaksa aku naik Parahyangan jam 6.05. Katanya sih nyampe Gambir jam 9.04. Kita lihat saja nanti. Adios Bandung...
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home