Debby@Home

“I asked God for strength that I might achieve; I was made weak that I might humbly learn to obey. I asked for help that I might do greater things; I was given infirmity that I might do better things. I asked for all things that I might enjoy life; I was given life that I might enjoy all things. I got nothing that I asked for, but everything I hope for; almost despite myself, my unspoken prayers were answered. I among all men am truly blessed”

My Photo
Name:
Location: Depok, West Java, Indonesia

I am an ordinary woman with extraordinary interest in everything

Thursday, October 06, 2005

Marcopolo, 3-4 Oktober 2005

Dua hari yang lalu aku ikut rapat kerja program profesi. Raker ini diadakan sebagai respons terhadap permintaan rektorat untuk merubah kurikulum profesi sehingga lulusan kami layak mendapatkan gelar akademik S2.

Rasanya permintaan ketua programku sudah jelas banget. Beliau hanya minta output raker garis besar kurikulum utk diajukan pada proposal. Tapi dasar yang kumpul orang pinter semua, yg dipertanyakan masih hal-hal mendasar seperti peraturan, kebijakan, dll. Padahal sudah jelas2 dikatakan bahwa hal2 yg berhubungan dgn undang-undang dan kebijakannya akan dibicarakan later, langsung ke MWA atau SAU.

Aku sih tidak ingin membicarakan raker, lebih tertarik ngomongin tentang hotel Marcopolo, tempat kami menginap. Rasanya dulu aku sering mendengar hal-hal negatif tentang hotel ini. Kenapa dipilih ya?

Kebetulan aku kebagian sekamar dgn ibu Semi. Di kamar standard yang keran di bath-tubnya masya allah nyebelin banget itu (keran rusak kok ga dibenerin ya?), aku mencoba beradaptasi. Siap2 ditinggalin bu Semi yg berencana pulang alias tidak menginap malam itu.

Tapi kok aku tdk berani masuk kamar sendirian? What's wrong with me? Aku pernah menginap sekamar sendirian saja hampir seminggu di Wisma Makara yg angker itu, dan aku tidak takut! Lha kok di hotel ayam ini aku jadi ketakutan?

Diam-diam aku mbathin semoga bu Semi berubah pikiran. Syukurlah beliau tdk jd pulang. And nothing happened, I guessed. Except sedikit suara-suara mencurigakan dari arah toilet pada malam hari.

Besoknya, ada cerita dari salah seorang peserta raker yg mendengar suara-suara aneh di kamarnya. Hiiii....

Overall, semuanya baik-baik aja. Terutama makanannya yang enak2 tapi mahal beneeerr...masa sarapan pake jus segelas, omelet dan 2 roti unyil dicharge 48 rb?

Waktu mau bayar hotel, resepsionisnya tidak ramah. Tampaknya manajemen hotel ini hrs memberikan pelatihan service excellent kepada para resepsionis itu, supaya mereka tidak mahal senyum. Lagipula, sama sekali tdk ada suvenir utk Pasca yg sdh mengeluarkan dana almost 15 jt utk pelayanan seadanya itu. Untung makanannya enak. Dan untung juga ada cowok ganteng yang selalu mengintip kegiatan kita. Fitri yg sudah punya 2 anak sampe ngiler dan pengen bawa pulang cowok itu sebagai suvenir. Sayang he's just a waiter, en masih brondong pula...

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home