Debby@Home

“I asked God for strength that I might achieve; I was made weak that I might humbly learn to obey. I asked for help that I might do greater things; I was given infirmity that I might do better things. I asked for all things that I might enjoy life; I was given life that I might enjoy all things. I got nothing that I asked for, but everything I hope for; almost despite myself, my unspoken prayers were answered. I among all men am truly blessed”

My Photo
Name:
Location: Depok, West Java, Indonesia

I am an ordinary woman with extraordinary interest in everything

Sunday, September 04, 2005

Outing di Alam Sutera

Jum'at, 2 September kemarin rombongan Pasca berangkat ke Alam Sutera. Setelah pencarian kesana kemari selama more or less sebulan, akhirnya 2 hari sebelum hari H diputuskan untuk outing ke Family Park Alam Sutera. Well, masih mendingan daripada ke Taman Mini.

Kami berangkat dari kampus menggunakan 2 minibus Big Bird. Perjalanan ke Alam Sutera hanya memakan waktu kurang lebih 1 jam saja. Cukup banyak anak-anak dalam rombongan kami.

Sesampai di Alam Sutera, Mbak Yuyun sudah mengorganisasikan sebuah petualangan mandiri untuk kami. Karena sudah tidak sempat set up group untuk outbound, akhirnya kami menikmati semua permainan di Caldera Ed-Venture, seperti Towering (gambar di samping) dan jalan di atas tali.

Permainan yang aku coba pertama kali adalah towering seperti gambar di atas. Aku harus melakukan wall climbing pada sebuah batang pohon buueeessaaaarr sekali dan setinggi 13 meter. Pak Eko yang mendapatkan giliran pertama manjat pohon, melakukannya dengan susah payah. Selain faktor umur, faktor berat badan pun mempengaruhi stamina memanjat pohon besar itu. Setelahnya, Eka yang masih muda dan badannya ringan, mampu menaklukkan pohon itu dalam waktu relatif singkat. Setelah Eka, ada Mbak Isti dan Pak Budi yang relatif mudah mencapai puncak.

Pak Rufus yang sempat manjat setengah pohon, menyerah dan minta diturunkan. Aku masih pede dan menganggap enteng tower tersebut. Dengan modal nekat, percaya diri dan sedikit pengalaman manjat pohon, akupun mulai menapakkan kakiku.

Dulu waktu kecil aku pernah punya pengalaman manjat pohon akasia di depan rumah yang tingginya cuman 2 meter. Belum terlalu lama karir manjat-memanjat, Alison adikku terjatuh dari pohon itu dan mengalami patah tulang di tangan kanannya. Sejak saat itu aku tidak pernah lagi manjat pohon.

Setengah perjalanan aku selesaikan dengan susah payah. Ternyata memang sulit! Padahal pada setengah perjalanan pertama, aku menggunakan jalur tali dan batang pohon dengan kemiringan 60 derajat. Tapi seluruh badanku bergetar ketika mulai manjat di kemiringan 90 derajat. Nyaliku mulai ciut. Aku belum mau menyerah.

Dengan teriakan supportive dari teman2 di bawah (aku sih dengernya dukungan tea, gak tau juga kalau yang di bawah malah teriak, turun...turun....), aku mulai menapaki batu2 kerikil yang sengaja dipasang di batang pohon. Semakin jauh melangkah, aku merasa semakin ke atas kok batu2nya semakin kecil2 ya?

Setelah 75% perjalanan, aku merasa lelah luar biasa. Tanganku bergetar hebat, dan kakiku terpeleset terus-menerus. Mungkin sepatu tenisku tidak cocok untuk wall climbing. Aku coba memeluk pohon besar itu, walah...mana bisa man....

Saat itu terpikir untuk turun saja. Aku melihat ke bawah, trus ke atas. Orang2 di bawah teriak,"jangan liat ke bawah!" emangnya kenapa kalo liat ke bawah? Yang di atas memberi semangat, 'ayo sedikit lagi...' Aku mendelik marah dan bilang,"mas, tidak lihat ini tangan saya sakit...hiks!' Baru ngomong sedikit, tangan dan kakiku terlepas dari pegangannya. Setelah dua kali terlepas dari batu2 laknat itu, aku memohon pada mas2 yang nunggu di atas,"saya gak mau turun, tapi saya rasanya sudah tidak kuat lagi mas...'

Orang itu dengan sabar meminta aku untuk teruskan perjuangan, dan menunjukkan sebuah ring kecil untuk dipegang. Aku bilang padanya, tanganku sudah tidak kuat memegang benda itu. Tapi entah kenapa, keinginan untuk melakukan flying fox menguasaiku. Seumur-umur aku belum pernah melakukan flying fox. Dimotivasi oleh keinginan tersebut, aku coba manjat kembali, meskipun my body is trembling all over. Kelelahan tidak mampu membuat aku turun, tapi karena fisik tidak mengijinkan, aku mencoba melakukan negosiasi dengan penunggu tower di atas. Aku akan berusaha naik, tapi mereka juga harus berusaha menarik aku. Dengan susah payah, aku akhirnya sampai di puncak.

Berada di tempat tinggi tanpa safety tools sempat aku rasakan sesaat ketika tali pengaman dilepaskan dari tubuhku dan tali flying fox belum dipasang. Tanpa tali pengaman, aku tidak berani berdiri. Waktu diminta untuk sedikit menaikkan badan dengan menggunakan tangan, aku tidak mampu menumpukan badan pada tangan. Wah, masa gara2 beginian aja aku tidak bisa melakukan flying fox? Mana mungkiiiinnnnn....

Segera setelah tali pengaman flying fox dicantelkan pada tubuhku, aku minta diluncurkan. Mas2 di atas tower kebingungan kali ya, kok ini cewek gak ada takut2nya, beda sama cewek2 sebelumnya. Dan aku pun menikmati flying fox tersebut, sejenak melupakan how trembling my hands are.

Setelah mencoba peruntungan di Towering dan makan siang di Food Court, aku mencoba menyeberang di atas tali yang di bawahnya terdapat sungai buatan sedalam 3 meter. Dari empat jenis tali penyeberangan dengan tingkat kesulitan berbeda, aku hanya berani mencoba 2 jenis tali.

Pada tali ketiga, baru setengah jalan seluruh badanku break dance sementara tangan yang memegang tali sudah tidak kuat menahan beban. Daripada kecebur di kali (meskipun cukup aman karena aku pakai pelampung) aku memutuskan untuk kembali ke pangkalan. Ternyata di air nyaliku tidak cukup besar. Bukan karena takut tercebur, tapi karena ogah repot harus ganti baju.

Aku sebetulnya punya 2 rekaman video hp menarik dalam hal tali-temali ini, yang menampilkan episode seru Pak Budi struggle for life on the rope. Tapi beliau sudah wanti2 untuk tidak disebarkan, dan aku sudah janji tidak menyebarkannya di luar lingkungan Pascapsi ;-P

Demikian kisah seru di hari Jumat, yang menghasilkan badan sakit sepanjang 6 hari ke depan. Aku memang sakti, buktinya hari Sabtu aku sudah berangkat lagi ke Bandung meskipun dengan susah payah.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home