Debby@Home

“I asked God for strength that I might achieve; I was made weak that I might humbly learn to obey. I asked for help that I might do greater things; I was given infirmity that I might do better things. I asked for all things that I might enjoy life; I was given life that I might enjoy all things. I got nothing that I asked for, but everything I hope for; almost despite myself, my unspoken prayers were answered. I among all men am truly blessed”

My Photo
Name:
Location: Depok, West Java, Indonesia

I am an ordinary woman with extraordinary interest in everything

Friday, February 09, 2007

Masih tentang banjir

Sudah beberapa bulan ini aku malas sekali membaca koran. Apa ya sebabnya? Tidak ada kewajiban menulis esai atau apapun yang membutuhkan informasi terkini? Bukan karena itu. Atau menghemat waktu pagi hari? Nggak juga. Setiap pagi instead of baca koran aku suka nonton televisi kok. Itu lebih boros waktu. Mungkin karena malas aja, kata Bu Semi aku ini tergolong orang dengan teori X :-)

Pagi ini entah kenapa aku tiba-tiba ingin membaca koran lagi. Mungkin seisi rumah terheran-heran melihat aku ada di ruang tamu pagi-pagi minum susu sambil baca koran. Hehehe...Tapi ada hikmahnya juga baca koran. Jadi ada bahan buat my blog.

Headline Kompas pagi ini adalah tentang seruan Wakil Presiden RI bahwa "tahun depan tidak akan ada banjir lagi". Wuih....populis sekali bapak ini. Nice to hear that pak...Seperti biasa, I did a quick reading, mencari-cari yang menarik saja dari headline tersebut. Voila!

Aku dapat satu bagian dari ucapannya yang menarik! Kira-kira dia bilang begini: "Kita harus melakukan koordinasi penanganan banjir saat musim banjir, karena kalau sudah lewat...sudah lupa itu"

Ucapan itu datang dari orang nomor dua di negeri ini, yang kira-kiranya sih...kudunya sih...seyogyanya sih...agak lebih pinterlah dari orang kebanyakan. At least lebih pinter dari aku yang taunya cuman teori doang. Yang jelas sih dia lebih tua dari aku, harusnya wisdom-nya berbedalah...secara dia itu lebih banyak pengalaman hidup gitu lho...

Terus terang sedih sekali membaca dan membayangkan JK mengucapkan itu. Apa betul bangsa ini bangsa amnesia? Sampai-sampai pemerintahnya pun mengaku suka amnesia? Pak...banjir datang tiap tahun...kenapa bisa lupa? Rakyat tidak lupa pak...cuman pura-pura lupa saja karena mengingat-ingat penderitaan itu menyakitkan sekali. Tapi "pura-pura lupa" itu beda sama "lupa beneran" Mereka-mereka yang setiap tahun terkena banjir tentu saja tidak lupa. Tapi mereka sudah belajar bahwa banjir akan datang no matter what, terima saja...

Lha bapak-bapak yang di atas sana...setiap tahun tidak terkena banjir. Turun ke tempat-tempat yang terkena banjir pun tidak. Bagaimana bisa lupa? Wong mengalami pun tidak? Sama seperti aku yang tinggal di dataran lebih tinggi dari Jakarta. Aku tidak pernah mengalami kebanjiran, tidak pernah repot oleh banjir. Aku tidak lupa karena tidak pernah inget kebanjiran sih...Dalam hal ini kita sama pak. Bedanya adalah: aku tidak berada dalam otoritas menangani masalah banjir, sedangkan bapak-bapak itu ya kudu...itu namanya resiko jabatan.

Kebayang gak sih, koordinasi penanganan banjir hanya dilakukan pada musim banjir saja? Itu kan seperti yang dilakukan sekarang ini? Jadi tidak ada hal baru yang ditawarkan? Cuman sebuah tindakan kuratif saja? Trus pada hari-hari tidak banjir, apa yang dipikirkan oleh mereka? Busway, MRT, subway? Apa mereka tidak sadar pada "ancaman" people power dari golongan grass root yang bisa merusak tatanan negeri ini? Atau negeri ini sudah tak punya tatanan lagi?

Daripada question mark aku bertambah terus, lebih baik aku sudahi saja omelan hari ini. Takut jadi bad mood aja karena masih banyak pekerjaan yang butuh pikiran jernihku. Ciaow....

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home