Debby@Home

“I asked God for strength that I might achieve; I was made weak that I might humbly learn to obey. I asked for help that I might do greater things; I was given infirmity that I might do better things. I asked for all things that I might enjoy life; I was given life that I might enjoy all things. I got nothing that I asked for, but everything I hope for; almost despite myself, my unspoken prayers were answered. I among all men am truly blessed”

My Photo
Name:
Location: Depok, West Java, Indonesia

I am an ordinary woman with extraordinary interest in everything

Sunday, January 28, 2007

Demam Berdarah Dengue, demam 7 hari lewat....

Kemarin aku baru diceritain secara detail oleh Andy tentang bagaimana Dewa bisa sampai meninggal. Dewa yang strong dan sehat itu akhirnya mengalah sama DBD yang tidak ditangani serius dari awal.

Dewa sebetulnya sudah pergi ke dokter pada hari Selasa, 16 Jan. Anehnya, meskipun Dewa tidak mengeluh sakit tenggorokan, oleh sang dokter divonis radang tenggorokan. Padahal batuk tidak, pilek pun tidak. Sampai akhirnya hari Sabtu, 20 Januari, Dewa sudah lemas tak berdaya dan dibawa ke Rumah Sakit Islam Cempaka Putih.

Sampai di sana barangkali para dokter pun tidak curiga pada demam berdarah, sehingga baru tes darah pada hari Minggunya. Setelah tes darah menunjukkan positif demam berdarah, Dewa sudah tak tertolong lagi. Trombosit darahnya turun sampai ke titik nadir. Senin dini hari sekitar pukul 4 Dewa meninggalkan kita semua. Dewa meninggalkan seorang istri, Heni, dan seorang anak laki-laki yang lucu banget, Nanda.

Betul kata Pak Henry, demam berdarah itu "demam 7 hari lewat". Artinya kalau dalam 7 hari demam gak ditangani dengan benar, pada hari ke-7 ya...bye-bye dunia fana. Pantesan aja waktu aku berobat hampir dua minggu yang lalu, dokternya sudah memikirkan kemungkinan demam berdarah. Dia sangat mewanti2 supaya aku minum yang banyak dan kalau sampai besoknya masih demam, periksa darah. Pinter nian dokterku....meskipun akhirnya aku tidak terbukti demam berdarah.

Hari Minggu, 28 Jan, kami teman2 lama Dewa datang untuk membantu persiapan tahlilan 7 hari-nya Dewa meninggal. Yang datang seperti biasa, yang itu-itu saja. Ada Bekti bossnya Dewa, Andy dan Eka, Aryo, Ino dan Ruli, Novi dan dua anak2nya yang rame banget, Rusnita dan Iman, Golda, Edo dan Wati. Berada di rumah Dewa sejak jam 3-an, kami betul-betul bikin rame rumahnya, sehingga seolah-olah seperti tidak ada yang meninggal di sana. Banyak sekali yang ingin cerita, apalagi aku yang punya banyak cerita baru. But like always, not about myself...

Lepas magrib, kita semua pamit pulang. Sambil menunggu taksi datang, aku bercengkerama dengan Nanda. Kasihan sekali Nanda, usianya baru 2,5 tahun dan dia belum ngerti kalau ayahnya sudah pergi. Bekti yang barangkali tampak belakang mirip ayahnya selalu dipanggil "ayah" oleh Nanda. Waktu Bekti mau periksa taksi di depan rumah, Nanda menangis sambil memanggil "ayah". Aduuuhhh....aku sampai pengen nangis melihatnya. Dengan susah payah Bekti pamit pulang sama Nanda.

Saat reuni-an usai, jam 7-an kami pun mulai berpulangan. Aku pulang bareng Golda dan Mogly, jadi tidak leluasa curhat ke Golda deh...hiks! Tapi aku janji akan call Golda afterwards dan tell her the full story un what I'm feeling right now toward someone. Tadi ceritanya tidak leluasa karena banyak gangguan. My God, I need someone to talk to...I miss him like crazy!

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home